June 22, 2010

REVIEW : THE KARATE KID (2010)


The Karate Kid (1984) bisa dibilang adalah salah satu franchise yang sukses di tahun 80-an. Tidak hanya menelurkan tiga sekuel serta sebuah remake, The Karate Kid juga berhasil melambungkan nama Ralph Macchio serta almarhum Pat Morita. Setelah sekuelnya yang ketiga, The Karate Kid tidak dilanjutkan ke film keempat lantaran hasil box office-nya yang makin terpuruk. Butuh waktu sekitar 16 tahun untuk menghidupkan kembali The Karate Kid. Meski memakai embel - embel remake, nyatanya The Karate Kid versi tahun 2010 ini memiliki jalan cerita yang sama sekali berbeda dengan film aslinya. Bahkan pemakaian judul Karate Kid sebenarnya cukup dipertanyakan mengingat film ini lebih fokus pada Kungfu ketimbang Karate. Didapuk sebagai bintang utama adalah putra dari Will Smith, Jaden Smith, dan Jackie Chan yang mencoba untuk bermain serius disini.

Dre Parker (Jaden Smith) mengikuti ibunya (Taraji P. Henson) pindah ke Beijing dari Detroit untuk memulai hidup baru. Bukan hal yang mudah bagi Dre untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar mengingat budaya China yang jauh berbeda dengan Amerika. Belum apa - apa, Dre sudah mulai merasa tidak kerasan dengan tempat tinggal barunya dan minta kembali ke Amerika. Satu - satunya yang bikin Dre betah di Beijing adalah Mei Ying (Wen Wen Han), seorang gadis lokal yang lihai memainkan biola. Di saat Dre mulai menemukan sesuatu yang menarik baginya, dia kembali dihadapkan pada masalah. Cheng (Zhenwei Wang), seorang jagoan kungfu yang sebaya dengannya, suka mengganggu dan menghantuinya bahkan meminta Dre untuk tidak mendekati Mei Ying. Bentuk gangguan yang diterima Dre berupa fisik dan mental sampai - sampai ibu Dre ikutan mencak - mencak melihat anak semata wayangnya babak belur. Tidak tahan karena terus diganggu, Dre melakukan pembalasan dengan menyiram Cheng dan teman - temannya dengan air. Hal ini justru membuat Cheng and the gank naik pitam dan menghajar Dre habis - habisan tanpa ampun. Untungnya, Mr. Han (Jackie Chan), seorang teknisi di tempat Dre dan ibunya tinggal, datang di saat yang tepat. Cheng and the gank berhasil dilumpuhkan dan dengan keahlian medisnya, Mr. Han berhasil mengobati luka Dre. Setelah luka Dre sembuh, Mr. Han dan Dre menuju ke tempat Cheng belajar kungfu untuk membuat perdamaian. Alih - alih setuju, Master Li (Yu Rongguang) justru meminta agar Dre bertarung dengan Dre. Tanpa diduga, Mr. Han setuju dengan tantangan Master Li. Akan tetapi, mereka tidak akan bertarung di jalanan, melainkan dalam turnamen. Mr. Han juga meminta kepada mereka agar tidak mengganggu Dre hingga turnamen berakhir. Sepakat. Karena Dre sama sekali tidak memiliki kemampuan dalam kungfu, akhirnya Mr. Han turun tangan untuk memberinya pelatihan. Metode pelatihan kungfu yang diajarkan oleh Mr. Han ternyata berbeda dari kebanyakan hingga sempat membuat Dre merasa frustrasi.

Dengan cerita yang sama sekali baru, The Karate Kid (2010) justru terasa lebih fresh. Ide cerita yang ditawarkan sebenarnya sederhana dan cenderung klise, namun entah mengapa Christopher Murphey berhasil meraciknya menjadi sesuatu yang menarik. Di beberapa bagian memang terasa bertele - tele dan berlebihan, terutama saat menginjak pertengahan film, tapi begitu memasuki paruh akhir The Karate Kid kembali enak untuk dinikmati. Bagi yang mengharapkan The Karate Kid sebagai sebuah sajian komedi mungkin akan dibuat kecewa film ini memiliki tone yang serius dan cukup muram. Jackie Chan yang biasanya tampil energik dan humoris hampir tidak menunjukkan senyuman disini. Karakter yang dia bawakan disini cukup berbeda dengan karakter yang biasa dia perankan. Sebagai seorang teknisi ahli kungfu yang ternyata menyimpan masa lalu kelam, Jackie cukup berhasil membawakan perannya. Jackie Chan yang kita lihat di The Karate Kid sama sekali berbeda dengan Jackie yang biasa kita saksikan dalam film aksi - komedi. Saya pribadi cukup terkesan dengan usaha Jackie Chan dalam membawakan peran serius.

Jangan khawatir, unsur komedi tetap diselipkan dalam film ini. Jaden Smith berhasil mencairkan suasana dengan aksi tengilnya dan cenderung komikal. Beberapa kali saya dibuat terhibur olehnya. Tidak sebaik Will Smith, tentu saja, tapi bakat Jaden masih bisa terus diasah mengingat karirnya masih sangat panjang. Kemampuannya dalam kungfu juga membuat saya terpukau. Sebagai informasi, di kehidupan nyata, Jaden Smith memang memiliki kemampuan kungfu yang cukup baik. Aksinya saat duel dengan Cheng dan lawan - lawannya di kompetisi berjalan cukup seru dan saya berhasil tegang dibuatnya, meski apa yang terjadi selanjutnya sudah bisa ditebak. Oia, chemistry antara Jaden dengan Taraji, Jaden dengan Jackie dan Jaden dengan Wen Wen juga berhasil dibangun dengan baik. Cukup disayangkan porsi tampil Taraji P. Henson tidak begitu besar disini. Semenjak aktingnya yang memukau di The Curious Case of Benjamin Button, saya selalu penasaran dengan apa yang akan dia tunjukkan di film berikutnya. Sayangnya naskah buatan Christopher Murphey membatasi ruang gerak Taraji untuk mengeksplor kemampuan aktingnya.

Membicarakan mengenai adegan laga. The Karate Kid tentu banyak menawarkan sajian yang satu ini. Hanya saja untuk versi terbaru ini lebih banyak didominasi oleh drama. Dengan durasi mencapai 140 menit, mungkin agak sedikit berat bagi penonton cilik untuk bisa menikmatinya terlebih drama yang disajikan cukup panjang dan mendominasi lebih dari separuh durasi film. Dibutuhkan kesabaran. Disinilah kelemahan utama The Karate Kid. Bagi penonton dewasa mungkin bukan masalah besar apalagi drama yang dihadirkan sebenarnya cukup menarik untuk diikuti walaupun cenderung bertele - tele, tapi bagi penonton cilik yang tidak terbiasa dan mengharapkan sajian yang seru akan dibuat bosan olehnya. Adegan laga yang sesungguhnya baru hadir di penghunjung film yang untungnya dibuat cukup seru. Hampir lupa, suguhan pemandangan kota Beijing yang padat serta pedesaan China cukup memanjakan mata dan membuat saya jadi ingin sekali pergi ke sana suatu saat, haha...

Overall, The Karate Kid bukanlah sebuah film keluarga biasa karena banyak sekali nilai - nilai serta pesan moral yang bisa diambil dari film ini. Dari deretan summer movies, The Karate Kid adalah film kedua setelah Iron Man 2 yang berhasil memuaskan saya setelah menontonnya. Sangat menghibur!

nilai = 7/10




9 comments:

  1. it's kungfu kid not karate kid :P
    wah jd pgn ntn...

    ReplyDelete
  2. Sebenarnya banyak film Jackie Chan yang serius, sayangnya di Hollywood dia lebih diekspos sebagai badut. So far ini film Hollywood terbaiknya Jackie Chan. :D

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  4. berarti kita anggap ini film pertamanya Bung Jackie di Hollywood dimana dia main serius =)thanks buat koreksinya, bang mupi

    ReplyDelete
  5. Kyaaa.... akhirnya bisa komen :D :D

    Film ini bikin sy lebih penasaran ketimbang The A Team. Thanks for share :))

    ReplyDelete
  6. you're welcome.
    The A Team juga lumayan kok, meski aku lebih suka Karate Kid. tunggu resensi berikutnya =)

    ReplyDelete
  7. hmm serius y :-? mala suka na yg komedi xD

    ReplyDelete
  8. Sya mo nanya
    emank si ZhenWei wang ada hubungan special ya ma wenwen han???

    ReplyDelete
  9. Setahuku sih tak ada. Hanya hubungan profesional saja :)

    ReplyDelete

Mobile Edition
By Blogger Touch