May 26, 2012

REVIEW : MEN IN BLACK 3


“Never ask a question you don’t want to know the answer to”

Apa tugas yang harus dilakukan oleh dua agen berjas hitam rapi yang senantiasa memakai kacamata hitam dengan pekerjaan paling misterius di dunia, Agen J (Will Smith) dan Agen K (Tommy Lee Jones), selama 10 tahun hingga memutuskan untuk rehat menyapa penggemar mereka di layar bioskop? Tidak mungkin alasannya karena uang karena Men In Black II masih sanggup mencetak angka yang terbilang tinggi dari peredaran seluruh dunia, mencapai $441 juta. Bisa jadi, kecaman pedas dari para kritikus film, plus nominasi Razzie Awards, yang membuat Columbia Pictures tak kunjung memberikan lampu hijau untuk pembuatan sekuelnya. Berbagai spekulasi pun bertebaran, sementara para pecinta film tidak lagi menaruh harapan untuk menyaksikan kelanjutan sepak terjang dari dua agen ini dalam waktu dekat. Apakah proyek ini telah dihentikan? Terlalu sayang untuk dilepaskan. Benar saja, setelah sekian lama tak ada kabar, Men In Black 3 mendadak muncul dan direncakan untuk tayang pada Mei 2012. Whoaaa... sungguh sebuah pertaruhan. Menghilang selama 10 tahun, apa masyarakat masih tergugah untuk menyaksikan bagian ketiga dari Men In Black sementara film-film besar macam The Avengers, Battleship, dan Prometheus dirilis dalam waktu berdekatan? Saran saya, ada baiknya Anda menjajalnya terlebih dahulu. 

Setelah film pendahulunya yang tidak ciamik dengan polesan efek khusus yang kurang cihuy, Men In Black 3 diharapkan mampu membayar semua kesalahan yang diperbuat oleh Barry Sonnenfeld 10 tahun silam. Menambah kuota action di dalamnya, jilid ketiga ini akan menggali lebih jauh masa lalu dari Agen K di tahun 1969. Dengan melompatnya setting ke 40 tahun yang lalu, itu artinya film ini akan memasukkan unsur time travel. Menurut sang sutradara, semua ini berawal dari ide yang dilontarkan oleh Will Smith tatkala syuting Men In Black II. Karena ide yang dianggap sulit untuk direalisasikan apabila menginginkan hasil yang memuaskan inilah film ketiga molor hingga 10 tahun. Well, dengan persiapan yang membutuhkan waktu sedemikian lama dan terencana matang, sudah sepatutnya film ini tak memberikan hasil yang mengecewakan. Dan, yeah... Men In Black 3 is surprisingly good. Walaupun belum mampu menyamai pencapaian film pertama, Men In Black 3 jelas merupakan peningkatan yang memuaskan dari film sebelumnya. Josh Brolin tampil mengagumkan sebagai Agen K muda, wajah, gestur dan cara bicaranya mirip dengan Tommy Lee Jones. Luar biasa. Sementara itu, chemistry yang terjalin antara Smith dan Jones pun kian padu. Tak bisa dibayangkan bagaimana jadinya film ini apabila Jones tidak dilibatkan seperti rencana awal. 

Apa yang terjadi dengan Agen K sehingga Barry Sonnenfeld menciptakan sebuah petualangan yang melibatkan time travel di Men In Black 3? Semuanya berawal dari Boris the Animal (Jermaine Clement) yang berhasil kabur dari penjara Lunar Max yang berlokasi di Bulan dengan tingkat keamanan super tinggi. Rencana utama dari Boris adalah menuntut balas kepada Agen K yang telah merenggut lengan kirinya ketika K tengah berusaha untuk membekuk Boris. Kaburnya Boris dari penjara membuat K menyesali keputusannya untuk tidak membunuh Boris kala itu. Dihinggapi dengan rasa penasaran yang semakin lama semakin berkecamuk, Agen J mencoba untuk menggali informasi seputar hubungan antara rekannya dengan Boris. Belum sempat info didapat, Agen O (Emma Thompson) menghentikannya. Sang partner pun tidak bisa diandalkan. Memilih diam seribu bahasa saat pembahasan mengenai masa lalunya diapungkan. “Never ask a question you don’t want to know the answer to,” begitu yang sering diucapkan oleh K. Ketegangan mulai meningkat saat K mendadak lenyap dari peredaran, tak ada seorang pun dari masa kini yang mengingat kehadirannya dan O menyatakan bahwa K telah tewas 40 tahun lalu. J bingung bukan kepalang. Setelah diwarnai dengan perdebatan yang alot, sebuah kesimpulan berhasil didapat. K dibunuh oleh Boris yang kembali ke masa lalu. Maka demi menyelamatkan rekannya, J pun mau tak mau kudu rela menyusuri portal waktu menuju tahun 1969. Nyatanya, tak hanya menyelamatkan K, J pun menemukan sebuah fakta pahit yang selama ini disimpan rapat oleh K. 

Men In Black 3 memenuhi harapan saya akan sebuah film popcorn super ringan yang menghibur. Jika Anda sedikit kecewa dengan Men In Black II, maka kekecewaan Anda terbayarkan dengan lunas disini. Sudah sepantasnya Barry Sonnenfeld, Etan Cohen dan Columbia Pictures berterima kasih kepada Smith yang telah menyumbangkan ide briliannya seputar time travel dan penggalian masa lalu Agen K. Jilid ketiga ini mempunyai alur cerita yang sungguh mengasyikkan, adegan pembukanya yang melibatkan Nicole Scherzinger pun menjanjikan. Memasuki tahun 1969, petualangan Agen J pun semakin menarik untuk diikuti terlebih karena melibatkan referensi budaya populer, Neuralyzer versi jadul, monocycle, serta Griffin (Michael Stuhlbarg) yang menjadi bintang di paruh akhir. Sekalipun Sonnenfeld menggenjot porsi adegan laga, namun porsinya tetap disesuaikan dengan adegan komedinya yang memang menjadi fokus sejak awal sehingga keseimbangan mampu terjaga menciptakan sebuah ritme yang pas. Ditimpali dengan sebuah ‘twist’ yang cukup mengejutkan plus mengharu biru – percayalah, Anda sangat membutuhkan tissue untuk ini - Men In Black 3 menjadi sebuah hiburan yang komplit.

3D atau 2D? Tak ada yang istimewa dari versi 3D-nya, saya menyarankan Anda untuk menyaksikan Men In Black 3 dalam versi 2D saja. 

Exceeds Expectations




4 comments:

  1. Men In Black sama Men In Black 2 bukan prekuel lho bro...

    Prekuel itu cerita "sebelom" tapi dirilis "setelah"... :D

    Cth:
    Star Wars IV, V, VI = rilis 1980-an (Dasar cerita)
    Star Wars I, II, III = rilis 2000-an (Prekuel)


    Btw, w kecewa sama MIB3 karena nggak lucu lagi n banyakan porsi drama-nya, tapi buat yg suka film drama ya emank pasti lebih suka ini sich dibanding MIB2... Hehe...

    ReplyDelete
  2. Oh, maafkan atas kesalahan penulisan itu. Terima kasih atas koreksinya. Semoga lain kali penulis lebih teliti :)

    Tergantung selera. Kalo bagi saya MIB 3 jelas jauh lebih baik dari MIB 2. Alur ceritanya rapi, penokohannya tergali lebih mendalam sehingga penonton mampu bersimpati kepada tokoh2nya, dan porsi antara action & komedi berimbang. Jadi, saya menyukai MIB 3 bukan karena film ini memiliki porsi drama lebih banyak :)

    ReplyDelete
  3. aku.nda liat action sama sekali d film ini..
    cuman pas awal, waktu d restoran...
    aku lebih suka mib2..

    ReplyDelete
  4. MIB 3 jelas lebih bagus, effectnya juga lebih realistis. Meskipun actionnya gk banyak tapi kalau diikuti alur ceritanya bagus dan bikin penasaran. Karena belum tentu kalau actionnya banyak bisa dibilang lebih bagus. Tapi soal bagusnya ya semua orang punya selera sendiri2

    ReplyDelete

Mobile Edition
By Blogger Touch