August 18, 2012

REVIEW : THE EXPENDABLES 2

"My shoe is bigger than this car!" - Trench 

Sekumpulan opa-opa bertubuh kekar yang haus akan eksistensi di usia senja, kembali untuk Anda, para penikmat film Action, dan siap untuk memorak-porandakan sekawanan penjahat tengil dalam The Expendables 2 yang jauh membumbung melampaui pencapaian film sebelumnya. Mickey Rourke yang sekali ini tak ikut berpartisipasi menjelajahi Nepal, China, dan dataran Eropa, digantikan oleh Liam Hemsworth, Chuck Norris, dan sang Terminator yang setelah berhasil menyelesaikan misinya memutuskan untuk terjun ke dunia politik, Arnold Schwarzenegger. Oia, dan jangan lupakan Jean-Claude Van Damme yang menjadi lawan tangguh bagi Sylvester Stallone dan konco-konconya. Deretan cast yang sangat menjanjikan, bukan? Aktor-aktor laga favorit berkumpul dalam satu ruang, saling ejek dan sindir satu sama lain, mengokang senapan berukuran jumbo, dan memberondong tembakan secara membabi buta ke arah para figuran yang siap untuk dikorbankan kapan saja serta dimana saja. Peluru habis atau tidak dilengkapi dengan senjata? Tidak menjadi soal. Dengan tangan kosong pun mereka masih sanggup untuk meng-KO lawan-lawan mereka yang untungnya tidak dibekali kemampuan bela diri semumpuni Mad Dog. 

Beli tiket, masuki ruang teater dengan hati riang gembira, duduk manis di kursi bioskop yang empuk, dan nikmati hidangan dari Simon West. Oia, jika Anda turut menenteng logika ke dalam ruang teater, sebaiknya dititipkan terlebih dahulu ke pihak security yang akan menjaganya dengan penuh cinta kasih hingga Anda keluar dengan senyum mengembang. The Expendables 2, selayaknya film aksi-aksi kebanyakan – termasuk film aksi ciamik, The Raid, tidak memusingkan urusan naskah. Selama film mampu dengan konsisten menjaga ritme, tidak keluar dari rel yang menjadi tujuan utama, dan sanggup membuat penonton bersorak sorai bergembira, maka fungsinya telah terjalankan dengan baik. The Expendables 2 adalah murni sebuah film hiburan yang menuntut Anda untuk menyantapnya dengan santai tanpa perlu memikirkan lubang cerita yang menganga lebar dimana-mana atau kelogisan cerita. Ini adalah sebuah film yang diciptakan khusus untuk Anda yang ingin bersenang-senang. Setelah film sebelumnya, The Expendables, yang bagi saya kurang greget, maka sekuelnya ini membayarnya dengan lunas. It’s a FUN, FUN, FUN movie! Entah berapa kali kata ‘sh*t’ atau ‘watdefak!’ terlontarkan saat menyaksikan film ini. Nampaknya, jumlahnya melebihi kala menonton The Cabin in the Woods, haha. 

Baru saja lampu di dalam ruang teater bioskop diredupkan, suara tembakan dan ledakan bom berkali-kali telah memenuhi seisi ruangan, menggetarkan kursi bioskop. Boom, boom, boom! Penonton tidak diperkenankan untuk bergerak lambat dalam menyiapkan diri. Permainan sudah dimulai. Tim tentara bayaran, The Expendables, telah kembali. Anda tentu sudah berkenalan dengan Barney Ross (Sylvester Stallone), Lee Christmas (Jason Statham), Gunner (Dolph Lundgren), Yin Yang (Jet Li), Hale Caesar (Terry Crews), dan Toll Road (Randy Couture), di film sebelumnya. Dalam adegan pembuka yang seru, menegangkan, brutal, dan epik yang membuat film pendahulunya terasa bagaikan film anak-anak, The Expendables berjumpa dengan kawan lama Barney, Trench (Arnold Schwarzenegger), yang tengah disekap di sebuah gudang di Nepal saat berusaha untuk membebaskan seorang miliarder China yang diculik. Disini, penonton turut diperkenalkan kepada anggota baru tim, Billy the Kid (Liam Hemsworth), yang merupakan mantan penembak jitu tentara Amerika Serikat. Setelah bak bik buk, baam biim boom, dan dar der dor, film lalu kembali memertemukan penonton dengan Mr. Church (Bruce Willis) yang menugaskan The Expendables untuk mengambil sebuah benda rahasia yang konon katanya tak ternilai harganya dari pesawat yang terjatuh di Albania. The Expendables tak bekerja sendirian. Setelah Yin Yang kembali ke kampung halamannya bersama si miliarder, maka diperlukan sosok pengganti. Dimunculkanlah Maggie (Yu Nan) yang tidak kalah ‘sangar’ dari para pria. Kehadiran Maggie juga menjadi semacam pemanis, terlebih di jilid ini dominasi kaum pria semakin menggila dan kaum wanita dapat dihitung jumlah dengan jari. Lantas, dimanakah Jean-Claude Van Damme? Aktor laga yang angkat nama berkat Bloodsport ini kebagian peran sebagai tokoh antagonis bernama Jean Vilain. Sosoknya menjadi penting bagi The Expendables setelah dia secara brutal menghabisi nyawa salah satu personil. 

Yang membuat jilid ini lebih menyenangkan ketimbang sebelumnya, selain adegan aksi yang lebih dahsyat dan meriah, adalah dialognya yang luar biasa kocak. Simon West, Richard Wenk, dan Sylvester Stallone menyadari, kesalahan film pertama adalah film yang kelewat serius, dan kurangnya suntikan humor. Kali ini, mereka mencoba untuk menebus kesalahan. Selalu saja ada yang mengundang tawa di saat suasana genting sekalipun. Lihat saja bagaimana Mr. Church dan Trench yang sempat-sempatnya ngelawak sementara mereka harus meladeni berondongan tembakan dari anak buah Vilain. “I’ll be back,” seru Trench. “You’ll be back enough. I’ll be back!,” Mr. Church menimpali. Dan bagaimanakah tanggapan Trench mendengar hal ini? “Yippie kay yay!”. Jenius. Terbukti, Richard Wenk yang membidani naskah The Expendables 2, mempunyai selera humor yang lebih baik ketimbang pendahulunya. Setelah satu misi dituntaskan, maka West, Wenk, dan Stallone pun fokus ke hal lain. Dengan dukungan bujet raksasa, memungkinkan West dan timnya untuk menciptakan adegan aksi dalam skala yang lebih besar. Di bawah pengarahan sutradara yang menggebrak lewat Con Air yang super seru, The Expendables 2 diciptakan sebagai sebuah ‘mindless action movie’ dengan ledakan, tembakan, dan tendangan yang nyaris tiada henti serta celetukan-celetukan yang mengundang tawa renyah penonton. Semuanya disajikan secara cepat dan tangkas. Sekalipun cukup terganggu dengan penampilan para aktornya yang kentara sekali menyuntikkan botox ke wajah mereka, The Expendables 2 tetaplah sebuah film yang mengasyikkan untuk ditonton dan menjadi penutup sempurna bagi parade film musim panas tahun ini.

Exceeds Expectations



6 comments:

  1. klo gw sich ok2 aja sama Expendables 2, yach another The Raid lah bagi gw...

    XD

    tapi tetep, masih jauh dibanding Total Recall...

    ReplyDelete
  2. Eh ada si fanboy juga di sini! :p

    @Tariz: entah kenapa filmnya kurang gereget, mungkin karna keganggu sama suaranya Stallone yang kayak Karni Illyas dan ekspresi mukanya yang sama aja di tiap adegan.. atau mungkin juga karna Hemsworth mati di tengah cerita dan Jet Li cuma muncul bentaran..

    Tapi adegan tembak-tembakan di bandara itu seru banget sih dan juga kocak.. lumayan nolong lah, apalagi tiap kali si Encang Norris muncul, hahahaha :D

    anyway, mampir juga ke reviewku ttg Expendables 2 ya :)

    http://cinemalone.wordpress.com/2012/08/29/review-the-expendables-2/

    ReplyDelete
  3. Wah, ada yang reuni nih haha.

    Suara dan ekspresi muka Stallone dari dulu mah memang seperti itu, haha. Untuk Hemsworth dan Li, Anda bukan satu-satunya yang kecewa. Saya pun sebenarnya juga menyayangkan porsi tampil mereka yang cuma sebentar. Tapi ketimbang film sebelumnya yang datar dan tak memiliki selera humor, The Expendables 2 ini jelas sebuah peningkatan. Saya puas dengan hasil yang ada :)

    ReplyDelete
  4. wah kalau gw malah kebalik ya, gw lebih senang yang pertama... yang kedua terlalu konyol, villain nya rada2 bego..

    tapi harus di akui yang kedua cukup menghibur dengan banyolan2nya

    tapi tetep gw lebih suka yg pertama

    ReplyDelete
  5. Terkesan tokoh2 disini adl. Orang paling hebat sedunia, gampang banget ngalahin musuh2nya, mungkin yg bikin nikmat film ini cuma kemeriahannya doang *just opinion

    ReplyDelete
  6. Lho, mereka kan memang kumpulan aktor yang dulu memerankan hero 'paling hebat sedunia' di era-era kejayaan mereka dulu sebagai action star. Jadi film ini memang penghormatan ke film-film aksi yang mereka bintangi di tahun 80-90'an dan memang, film laga buatan Hollywood kan seringkali menggambarkan si protagonis sangat tangguh :)

    ReplyDelete

Mobile Edition
By Blogger Touch