"Kamu jangan marah sama perpisahan. Memaki perpisahan sama aja kamu mengutuk pertemuan." - Indah
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Korea Selatan melesak ke posisi atas sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler, setidaknya bagi warga Asia. Popularitas negara ini terbantu oleh produk dari industri hiburan mereka yang tergabung dalam ‘Korean Wave’ yang telah hampir satu dekade menjadi virus yang menginfeksi generasi muda. Tidak hanya Indonesia yang mengakui pesona Negeri Gingseng ini. Sebelumnya, Thailand melalui film bertajuk Hello Stranger telah menyoroti bagaimana fenomena demam Korea merebak di kalangan muda-mudi negara yang dipimpin oleh Raja Rama IX tersebut. Alurnya klasik, dua orang asing yang berasal dari negara yang sama tidak sengaja berjumpa dengan rasa benci atas satu sama lain sebelum akhirnya benih-benih cinta tumbuh. Akan tetapi cara kemasnya yang menarik membuat film menjadi enak untuk disimak. Beberapa tahun berselang setelah Hello Stranger dilempar ke pasaran, Indonesia mengikuti langkah dari negara tetangga. Film perdana Titien Wattimena sebagai sutradara, Hello Goodbye, memboyong setting ke Korea Selatan – atau dalam film ini bertempat di Busan. Konflik yang diangkat pun tak berbeda jauh dengan Hello Stranger hanya saja dituturkan lebih kalem, lebih dewasa, dan lebih manis di sini.