December 28, 2012

REVIEW : JACK REACHER


"You think I'm a hero? I am not a hero. And if you're smart, that scares you. Because I have nothing to lose." - Jack Reacher 

Saat sedang menghabiskan masa liburan di rumah, selonjoran di depan televisi, dan tidak menemukan acara yang menarik untuk ditonton, saya dengan sigap akan mengambil remote dan berpindah ke kanal manapun yang menayangkan serial hukum atau kriminal investigasi; NCIS, CSI, Criminal Minds, Law & Order, Castle, Bones, The Mentalist, you name it! Ada kepuasan tersendiri kala menyimak serial semacam ini. Disodori sebuah kasus, melakukan penyelidikan dengan terjun ke lapangan, merumuskan hipotesis, dan menebak siapa si ‘perpetrator’. Benar-benar mengasyikkan. Film teranyar dari Tom Cruise, Jack Reacher, memiliki pola penceritaan yang serupa dengan serial-serial kegemaran saya. Well... sebelum saya menyaksikannya langsung di layar lebar, tidak ada gambaran bagaimana film ini akan bertutur. Hanya menilik dari poster dan trailer, bayangan yang terbersit adalah, ini film aksi. Namun sebagai informasi tambahan untuk Anda, Jack Reacher beranjak dari novel berseri ‘Jack Reacher’ jilid ke-9 bertajuk ‘One Shot’ buatan Lee Child yang notabene bergenre misteri pembunuhan. Jadi, Anda tahu bukan apa yang seharusnya diharapkan? 

December 25, 2012

REVIEW : HABIBIE & AINUN


"Setiap terowongan pasti memiliki ujungnya. Setiap ujungnya pasti ada cahaya. Saya janji akan membawamu ke cahaya itu." - Rudy Habibie

Begini, anggap saja saya sedang tidak ingin bertele-tele dalam menyampaikan maksud tulisan atau Anda sedang tidak rela membuang waktu untuk membaca tulisan saya ini yang mungkin akan melebar kemana-mana di paragraf-paragraf selanjutnya. Maka, dengan menimbang dua alasan tersebut, saya akan memulai ulasan teranyar buatan saya ini dengan sebuah kesimpulan dari hasil menyantap Habibie & Ainun selama kurang lebih dua jam di layar lebar tempo hari. Dengan senyum manis terurai dari bibir saya yang indah, saya akan berkata kepada Anda, Habibie & Ainun adalah sebuah film yang cantik. Salah satu dari sejumlah film Indonesia yang berhasil tampil mengagumkan di tahun 2012. Bersanding dengan 5 cm, yang sejatinya agak mengecewakan saya, Habibie & Ainun menggoreskan catatan manis bagi perfilman nasional di penghujung tahun. Saya cukup yakin, Bapak B.J. Habibie menyunggingkan senyum penuh kelegaan di kursi bioskop yang empuk kala mengetahui bahwa buku memoir yang digarapnya dituangkan ke dalam bahasa gambar oleh Faozan Rizal secara bersahaja. 

December 21, 2012

REVIEW : 5 CM


"Mimpi-mimpi kamu, cita-cita kamu, keyakinan kamu, apa yang mau kamu kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu."

Seusai Air Terjun Pengantin yang mencetak kesuksesan luar biasa di tangga box office meski kudu menerima cercaan dari sejumlah penikmat film, Rizal Mantovani ‘anteng-anteng saja’ dan malah membesut beberapa film yang nyaris tak tercium keberadaannya. Diprediksi karirnya akan kian memburam, tak dinyana-nyana di penghujung tahun 2012 Rizal Mantovani mencetak sebuah rekor raihan penonton melalui garapan teranyarnya, 5 cm, yang diangkat dari novel laris hasil buah karya Donny Dhirgantoro. Di tengah musim paceklik penonton yang melanda perfilman nasional, 5 cm berhasil menggiring 500 ribu penonton ke bioskop hanya dalam tempo 5 hari pertama penayangan! Sungguh sebuah prestasi yang menakjubkan. Jika ditelusuri lebih lanjut, hal ini bukan sesuatu yang mengherankan. 5 cm adalah sebuah ‘popcorn movie’ dimana para penonton dimanjakan dengan sinematografi yang cantik, asupan komedi yang tinggi, serta mengusung jalinan kisah yang dekat dengan kehidupan anak muda zaman sekarang. Bisa jadi, saat ini Rizal Mantovani sedang tersenyum seraya berkata, “saya tahu apa yang kalian semua inginkan!.” 

December 20, 2012

MALAM PUNCAK PIALA MAYA 2012


Setelah melalui jalanan yang terjal dan berliku, gelaran pertama Piala Maya akhirnya mencapai puncaknya pada 15 Desember 2012 di The Bridge Function Rooms, Taman Rasuna, Kuningan, Jakarta. Perhelatan yang resmi dimulai pada pukul 19.00 WIB berlangsung dengan sederhana, lancar, dan cukup meriah. Beberapa insan perfilman yang terlihat oleh pandangan mata saya menghadiri ajang penghargaan independen ini adalah Atiqah Hasiholan, Jajang C. Noer, Adinia Wirasti, Edward Gunawan, Gia Partawinata, Gesata Stella, Sunny Soon, Geraldine Sianturi, Ichwan Persada, Paul Agusta, hingga Sammaria Simanjutak. Sungguh menjadi salah satu pengalaman tidak terlupakan - dan kehormatan tentunya, bagi saya turut menjadi bagian dari keluarga besar Piala Maya. Bahkan saya tidak kuasa menahan haru di belakang panggung setelah nama saya disebut sebagai pemenang dari 'Kritik Film Terpilih'. Alhamdulillah... 

December 19, 2012

REVIEW : JAKARTA HATI


"Oh, ternyata pacar kamu yang bikin istri saya mabuk laut?"

‘Ini jantung ibukota, dimana hatinya?’. Begitulah tagline dari film panjang kedua karya Salman Aristo, Jakarta Hati. Setelah menelurkan sebuah karya yang apik melalui Jakarta Maghrib, Salman Aristo nampaknya ketagihan untuk mengulik serba-serbi kehidupan Jakarta yang sebelumnya telah dia paparkan secara garis besar melalui film perdananya. Ya, Jakarta dalam Jakarta Maghrib tak ubahnya kota-kota besar lain di Indonesia. Apa yang terjadi di sana dapat pula terjadi di kota lain terlebih permasalahan yang diangkat umum terjadi di kota besar. Penggambarannya pun hanya sebatas pada gang-gang sempit dan perumahan. Nah, melalui Jakarta Hati, kesalahan-kesalahan dari film sebelumnya mencoba untuk ditebus. Nyaman dengan apa yang telah diperbuatnya, di sini pun pak sutradara yang juga merangkap sebagai penulis naskah, lagi-lagi menerjemahkan ide-idenya dalam bentuk film omnibus. Tak lagi terbagi ke dalam lima kisah pendek, akan tetapi meningkat menjadi enam kisah pendek. Isu yang diapungkan pun lebih serius. Meski belum mencapai sebuah kesempurnaan, namun Salman Aristo sedikit banyak telah berhasil menggambarkan kerasnya kehidupan di Jakarta melalui enam kisah berbeda warna. 

December 13, 2012

MARI BERKENALAN DENGAN PIALA MAYA!


Anda mungkin sudah mengenal apa itu Festival Film Indonesia (FFI) atau yang terbaru, Apresiasi Film Indonesia (AFI), namun saya meyakini beberapa dari Anda, khususnya yang bukan pengguna Twitter, masih asing dengan Piala Maya. Bukan sesuatu yang mengherankan sebetulnya mengingat gelaran ini pada tahun-tahun sebelumnya tak lebih dari sekadar apresiasi kecil-kecilan untuk perfilman nasional yang berlangsung di dunia maya dan diselenggarakan oleh akun @film_indonesia. Setelah dua tahun berturut-turut hanya membatasi diri dalam lingkup jejaring sosial, dan hanya sedikit meluas pada laman web, maka pengurus utama akun ini, Hafiz Husni, merasa perlu untuk melebarkan sayap Piala Maya. Caranya, dengan memboyong keluar gelaran ini dari dunia maya ke dunia nyata tempat dimana kita menjalani kehidupan yang sesungguhnya. 

December 9, 2012

DAFTAR PEMENANG FESTIVAL FILM INDONESIA 2012


"Seorang aktor itu pandai menggunakan topeng." - Slamet Rahardjo

Akhirnya Festival Film Indonesia 2012 (FFI 2012) yang konon kabarnya menghabiskan dana hingga mencapai Rp 16 Milyar berakhir sudah. Perhelatan akbar bagi insan perfilman nasional yang untuk tahun ini mengambil tempat di Benteng Vrederburg, Jogjakarta, masih dihiasi oleh pro dan kontra yang setia mengikuti sejak kemenangan Ekskul yang membuat banyak pihak meragukan kredibilitas acara ini. Untuk penyelenggaraan tahun ini, saya menilai telah ada kemajuan di beberapa hal meski secara keseluruhan tetap jauh dari kata memuaskan terlebih dari kacaunya pengaturan acara dan kamera yang membuat FFI 2012 menjadi bahan cemooh di dunia maya terutama dari kalangan insan perfilman sendiri. Dengan hasil akhir yang terkesan tak terorganisir dengan baik, banyak pihak kemudian bertanya-tanya, kemana larinya uang belasan milyar rupiah dari pemerintah? Saya pribadi sih, sebodo amat. Biarlah itu menjadi urusan mereka. Saya nikmati saja Malam Puncak FFI 2012 yang tayang secara ‘live delay’ di SCTV dengan penuh semangat meski acara yang berlangsung nyaris tidak menunjukkan semangat. Hah... 

Baiklah, baiklah... Daripada saya berpanjang lebar mengulas acaranya itu sendiri yang mana telah banyak dibahas oleh mereka yang lebih mengerti mengenai ‘dunia kelam FFI’ di jejaring sosial, mari kita intip siapa-siapa saja yang berhasil menggondol Piala Citra semalam. Inilah para pemenang Festival Film Indonesia 2012 : 

December 2, 2012

REVIEW : LIFE OF PI


"In the end we will lose something. But the worse is not taking a chance to say goodbye." - Pi 

Saya masih duduk terdiam di bangku bioskop saat satu demi satu penonton mulai berdesak-desakan meninggalkan tempat duduk mereka menuju ke pintu keluar. Kacamata 3D yang hitam dan tebal berhasil menutupi air mata yang mengalir membasahi pipi sehingga penonton di sebelah saya tidak terheran-heran seraya menaikkan alis, “kenapa ini anak?”. Selama beberapa menit ke depan, eh bukan, errr... beberapa jam ke depan, saya masih kesulitan untuk melupakan apa yang telah saya saksikan selama 2 jam lebih itu. Bahkan, saya kehilangan kata-kata untuk bisa mendeskripsikan betapa mengagumkannya Life of Pi karya Ang Lee. Sungguh, ini adalah sebuah film yang luar biasa indah. Jika saja ‘gerimis lokal’ tidak turun usai menyaksikan film ini, mungkin saya akan seketika berdiri dan bertepuk tangan sekencang mungkin seperti yang saya lakukan ketika menyimak The Artist awal tahun ini. Anda mungkin akan merasa bahwa tulisan saya ini nantinya akan terkesan hiperbola, namun itulah kenyataan yang ada. Inilah yang saya rasakan. Anda boleh setuju atau tidak, Anda pun boleh percaya atau tidak. Akan tetapi bagi saya, Life of Pi adalah sebuah pencapaian sinematis yang sangat luar biasa. 

Mobile Edition
By Blogger Touch