April 9, 2013

Short Reviews : MADRE & BANGUN LAGI DONG LUPUS


Madre 

Madre yang berarti ibu adalah sebuah adonan biang roti berusia 70 tahun yang diwariskan seorang tua kepada pemuda berjiwa bebas bernama Tansen (Vino G Bastian). Terbiasa menjalani kehidupan tanpa dibebani apapun, hidup Tansen mendadak berubah dalam sekejap setelah sebuah tanggung jawab menghampirinya. Pak Hadi (Didi Petet) dan Meilan (Laura Basuki) dengan senang hati mengulurkan tangan untuk membantu Tansen mengelola Madre, meski, tentunya, keputusan untuk selamanya berada dalam kebebasan atau melanjutkan hidup dengan mengambil tanggung jawab sepenuhnya dalam genggaman Tansen. Diangkat dari novelet berjudul sama karangan Dewi Lestari, Madre adalah sebuah hidangan lezat yang ringan dan penuh dengan kesenangan di dalamnya. Salah satu sajian terbaik dari Benni Setiawan. Vino G Bastian dan Laura Bastian bermain kompak, sementara Didi Petet senantiasa mencuri perhatian. Sekalipun tidak benar-benar mempunyai lonjakan konflik yang berarti, Madre tak pernah jatuh dalam kubangan menjemukan berkat racikan resep yang tepat yang mengandung dialog-dialog menggelitik, tata artistik cantik, serta skoring musik aduhai. Sekalipun Madre bukanlah hidangan terbaik yang ada di kota saat ini, akan tetapi ini tetaplah sebuah hidangan menggugah selera yang tak akan membuat Anda menyesal untuk mencicipinya. (Exceeds Expectations)


Bangun Lagi Dong Lupus 

Lupus kembali dibangunkan oleh Benni Setiawan dan Hilman Hariwijaya melalui sebuah film layar lebar berjudul Bangun Lagi Dong Lupus. Dalam versi anyar ini, dikisahkan Lupus (Miqdad Addausy) mendapatkan serangkaian pengalaman unik nan menyenangkan sebagai siswa baru di SMA Merah Putih berkat kedekatannya dengan Poppie (Acha Septriasa) serta dua sahabatnya yang antik, Boim Lebon (Alfie Alfandy) dan Gusur (Jeremy Christian). Terdengar sebagai sebuah proyek yang menjanjikan, namun yang terjadi justru sebaliknya. Menit-menit pertama serta adegan terakhir adalah bagian terbaik dari film sementara sisanya... membuat saya menyesal tidak menyelundupkan bantal dan selimut ke dalam bioskop. Sangat membosankan. Menyaksikan Bangun Lagi Dong Lupus tidak ubahnya menyaksikan sebuah FTV yang beruntung diputar di layar lebar. Memang ada beberapa momen yang membuat saya sedikit menyunggingkan senyum, tapi selebihnya hanyalah sebuah drama komedi remaja klise yang berjalan datar. Bahkan, Acha Septriasa yang belakangan kerap tampil gemilang pun tak membantu banyak. Lupus memang belum saatnya dibangunkan, dia masih terlalu lelah. (Poor)

4 comments:

  1. Jadi 'Lupus Baru' ini bisa dibilang jelek ya? :/

    ReplyDelete
  2. Bagi saya, ya. Benar-benar mengecewakan. Seperti tidak tengah menyaksikan Lupus :'(

    ReplyDelete
  3. Lupus memang belum saatnya dibangunkan, dia masih terlalu lelah. Nice quote btw

    ReplyDelete
  4. Kangen banget nonton film lupus jadoel. Ada ga ya kasetnya??

    ReplyDelete

Mobile Edition
By Blogger Touch