June 27, 2013

REVIEW : MONSTERS UNIVERSITY


"I'm here to make good scarers great, not make mediocre scarers less mediocre." - Dean Hardscrabble 

Tatkala proyek pembuatan jilid kedua dari Monsters, Inc. didengungkan secara resmi, komentar-komentar sinis bernada sumbang dengan segera menyeruak ke permukaan dan kian menjadi-jadi usai Cars 2 – yang banyak memperoleh kritik pedas – dilempar ke pasaran. Hasil penarikan kesimpulan menyatakan: Pixar telah kehilangan sentuhan magisnya. Dengan kompetitor semacam DreamWorks yang semakin mengangkasa, beban berat dipikul oleh Pixar untuk mempertahankan keperkasaan mereka di dunia film animasi terlebih banyak fans yang menuntut ide segar, bukan pengulangan. Monsters University yang merupakan prekuel dari Monsters, Inc. jelas tidak banyak menawarkan sesuatu yang inovatif di dalamnya lantaran hanya menerapkan kembali formula kesuksesan yang digunakan seri pendahulu yang dirilis tahun 2001. Akan tetapi... apakah dengan demikian film panjang ke-14 dari Pixar ini tak layak untuk disimak dan hanya menjadi kesalahan lain dari studio ini? Tunggu dulu. Sebaiknya jangan terlalu cepat untuk menyimpulkan. 

June 26, 2013

REVIEW : WORLD WAR Z


"If you can fight, fight. Be prepared for anything. Our war has just begun." - Gerry Lane

Sebagai bagian dari parade ‘summer blockbuster’, World War Z nyaris tak terdengar gaungnya setidaknya hingga dua bulan terakhir. Dihimpit oleh sejumlah franchise yang telah membangun basis masa bertahun-tahun, maka murni ada dua hal yang membuat penonton awam melirik film ini: 1) Brad Pitt dan 2) zombie. Apabila ada tambahan maka mungkin itu adalah penggemar berat dari versi novelnya yang ditulis oleh Max Brooks. Disebut sebagai film zombie dengan bujet terbesar sepanjang sejarah – biaya yang dihabiskan mencapai $190 juta – maka garapan dari Marc Forster (Monster’s Ball, Quantum of Solace) ini terdengar sebagai sebuah proyek yang menjanjikan, sekalipun untuk akhirnya ditayangkan di bioskop menjalani proses panjang penuh masalah dan berliku-liku. Dengan adanya perubahan disana-sini demi mengakomodir adegan laga yang lebih bombastis, bisa jadi fans novel tidak akan senang melihat hasil akhir. Tapi jika Anda bukanlah bagian dari mereka atau setidaknya, yah tak terlampau peduli, World War Z akan membuat Anda merasakan kepuasan. ‘Summer blockbuster’ didefinisikan dengan tepat oleh Forster dan timnya. 

June 23, 2013

REVIEW : LEHER ANGSA


"Potong bebek angsa, masak di kuali. Ada leher angsa, nggak eek di kali..."

Apabila merunut pada pengertian yang tertera di Kamus Besar Bahasa Indonesia, leher angsa memiliki arti ‘saluran pembuangan kotoran di kakus’. Adapun penamaannya sendiri didasarkan pada bentuknya yang sedikit banyak menyerupai leher angsa. Nah... Melalui film ketujuh yang dilepas demi menyemarakkan musim liburan sekolah pada tahun ini, Alenia Pictures mencoba memperbincangkan hal tersebut sesuai dengan skrip hasil olahan Musfar Yasin (Get Married, Ketika, Kiamat Sudah Dekat). Problematika soal jamban – yang kemudian merembet kepada bisul – bisa jadi dianggap oleh sebagian orang sebagai sesuatu yang remeh, tak penting, serta... menjijikan (tentu saja). Akan tetapi, pada kenyataannya, bagi sebagian orang lain apa yang dianggap sepele ini merupakan sesuatu yang esensial. Ari Sihasale dan Musfar Yasin dalam Leher Angsa mencoba untuk merekamnya lalu memaparkannya dengan lucu, segar, sekaligus menghibur. Banyak pelajaran berharga yang tersampaikan tanpa perlu kelewat ceriwis dalam bertutur. 

June 18, 2013

REVIEW : CINTA DALAM KARDUS


"Terkadang cinta itu nggak perlu diomongin." - Miko

Tatkala tali asmara yang telah dirajut dengan keringat bercucuran bersama kekasih tercinta akhirnya memudar, bagaimana sikap Anda terhadap... errr... barang peninggalan (atau hadiah terpenting) dari si dia? Dibuang jauh-jauh, diberangus habis, dialihfungsikan, atau malah justru... disimpan dalam sebuah wadah khusus? Bagi mereka yang menjunjung tinggi prinsip ‘move on sesudah tercerai berai’ atau mendamba bumi yang lebih bersih, mungkin tiada untungnya menyimpan barang-barang dari masa lalu yang (bisa saja) tidak lagi bermanfaat dan hanya membawa derita. Akan tetapi, jika Anda adalah seseorang yang kreatif, tentu saja ini akan menjadi sesuatu yang menguntungkan! Lihat saja bagaimana Salman Aristo beserta Raditya Dika sanggup menyulap sebuah kardus dengan berbagai jenis barang peninggalan yang berserakan bak sampah di dalamnya menjadi sejenis ‘produk kreatif’ yang mempunyai jalinan kisah yang penuh warna dan mengikat. Anda tentu tidak pernah menyangkanya, bukan? Bisa-bisanya dalam satu kardus sederhana dan seperti tak berharga terdapat banyak cerita cinta penuh makna. Ckck. 

June 16, 2013

DAFTAR PEMENANG FESTIVAL FILM BANDUNG 2013


Malam puncak dari Festival Film Bandung yang digelar untuk ke-26 kalinya pada tahun ini berlangsung dengan cukup meriah. Acara penghargaan yang disiarkan langsung dari Lapangan Sibuga Bandung oleh SCTV pada Sabtu malam, 15 Juni 2013, selama kurang lebih 3,5 jam ini dipandu oleh Andhika Pratama, Bianca Liza, dan Narji. Deretan pengisi acara yang turut memeriahkan acara antara lain Syahrini, Cherrybelle, Smash, Cakra Khan, Maudy Ayunda, Indah Dewi Pertiwi, dan Dewi Gita. 

Keluar sebagai pemenang terbesar adalah 5 cm dengan raihan 4 piala - Film, Sutradara, Editing, dan Tata Kamera - disusul oleh 9 Summers 10 Autumns yang memboyong 3 piala. Selain kedua film tersebut, suka cita juga turut dirasakan olehTest Pack: You're My BabyGending SriwijayaTanah Surga KatanyaCinta Tapi BedaSang MartirPerahu KertasAmbilkan Bulan, dan Habibie & Ainun yang masing-masing membawa pulang 1 piala. Untuk kesekian kalinya, terdapat pemenang ganda dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terpuji yang sekali ini digenggam oleh Acha Septriasa yang bermain gemilang di Test Pack: You're My Baby dan Julia Perez dengan akting menawannya di Gending Sriwijaya.

Berikut adalah pemenang lengkap Festival Film Bandung 2013 untuk film (pemenang dicetak tebal):

June 12, 2013

REVIEW : THE HANGOVER PART III


 "We can't be friends anymore. When we get together, bad things happen and people get hurt." - Alan

The Wolfpack is back! Dan... ini menjadi yang terakhir kalinya. Setelah menggila habis-habisan hingga mengacaukan banyak hal kala tengah bertandang ke Las Vegas serta Bangkok, mereka kini siap untuk mengeluarkan aksi terliar mereka dalam petualangan pamungkas. Tidak lagi mengobrak-abrik negeri orang, cukup berada di negeri Paman Sam saja. Untuk sekali ini, kegilaan tidak lagi bersumber dari ‘hangover’ (atau setidaknya belum hingga menit tertentu dalam film), melainkan... yah, Anda tentu sudah tahu jika mengikuti franchise ini sejak jilid pertama. Sumber pembawa masalah maupun korban masih tidak jauh berbeda. Konsep yang diusung pun kurang lebih masih sama. Hanya saja, Todd Phillips tak lagi-lagi melakukan copy paste seperti yang telah dilakukannya di film kedua. Untuk menciptakan daya tarik – serta untuk membuatnya menjadi seri penutup yang manis dan patut dikenang – maka Phillips beserta Craig Mazin, selaku penulis skrip, membawa jilid ini ke ‘area yang lebih gelap’ , meningkatkan kegilaan yang telah ditebar di jilid-jilid sebelumnya, dan memasukkan lebih banyak aksi dan ketegangan. 

June 11, 2013

REVIEW : COBOY JUNIOR THE MOVIE

 

”If you want to do something, do it right or don’t do it at all”

Rasa-rasanya, nyaris tidak ada anak-anak dan remaja di Indonesia zaman sekarang yang tidak mengenal boyband cilik bernama Coboy Junior. Coba tanyakan kepada adik, keponakan, tetangga, sepupu, cucu, atau malah anak dari mantan gebetan (eaaa....) Anda tentang pelantun tembang 'Kamu' dan 'Eeaaa' ini, hampir bisa dipastikan mereka mengetahuinya. Beberapa diantaranya malah mungkin saja termasuk dalam ‘Comate’ (sebutan untuk fans Coboy Junior). Coboy Junior seolah telah menjelma sebagai kiblat kehidupan bagi anak-anak serta remaja di Indonesia. Kasarnya, ini kurang lebih menyerupai para ABG yang tergila-gila hingga rela mati demi (yah, katakanlah) One Direction atau Super Junior, hanya saja generasi yang lebih muda ini tak bertindak seekstrim itu. Mereka cukup menjadikannya sebagai panutan untuk tindak tanduk atau gaya hidup sehari-hari. Dan... dengan menyimak fenomena para koboi cilik yang teramat dahsyat seperti sekarang ini, maka Falcon Pictures pun tak menyia-nyiakan kesempatan emas untuk mendapuk mereka sebagai bintang utama dalam film tentang mereka yang diberi judul Coboy Junior the Movie. Apabila Anda adalah seseorang yang dengan bangga memproklamirkan diri sebagai Comate, maka film yang disutradarai oleh Anggy Umbara yang baru saja memulai debutnya melalui Mama Cake ini adalah suguhan wajib yang tak semestinya dilewatkan. Coboy Junior the Movie adalah sebuah film yang sangat mengasyikkan untuk disimak. 

June 7, 2013

REVIEW : NOW YOU SEE ME


"First rule of magic, always be the smartest person in the room." - Daniel Atlas

Sederetan ‘summer blockbuster’ keluaran Hollywood telah mulai membombardir bioskop-bioskop di seluruh penjuru dunia sejak beberapa pekan silam. Yang menjadi pembicaraan kebanyakan orang tidak jauh-jauh dari Iron Man 3, Fast & Furious 6, atau yang akan datang, Man of Steel – franchise yang telah memiliki nama, maklum – dan tidak banyak yang melirik Now You See Me garapan Louis Leterrier (sutradara dua film The Transporter dan Clash of the Titans) berdasarkan skrip yang diracik secara keroyokan oleh Ed Solomon, Boaz Yakin, dan Edward Ricourt. Setidaknya... itu terjadi sebelum film yang memertemukan dunia sulap menyulap dengan dunia perampokan berskala masif ini dilempar ke pasaran. Now You See Me mempunyai potensi besar untuk mencuri perhatian (atau menjadi kuda hitam) di tengah terjangan film-film berskala gigantis dengan basis penggemar yang luas, karena, yah... film ini menggunakan sejumlah ramuan yang tepat dalam menghasilkan sajian musim panas yang lezat dengan kadar hiburan tinggi namun tetap memiliki kandungan gizi yang mencukupi di dalamnya. 

June 5, 2013

REVIEW : SANG KIAI


"Kadang prasangka buruk bukan berasal dari niatan buruk, tapi berasal dari ketidaktahuan."

Ketika kisah hidup dari K.H. Ahmad Dahlan diangkat ke layar lebar oleh Hanung Bramantyo dan memperoleh sambutan yang menggembirakan dari masyarakat dan kritikus film, maka hanya tinggal menunggu waktu kisah perjuangan dari K.H. Hasyim Asy’ari diceritakan kembali oleh sineas Indonesia demi disajikan ke pita seluloid. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 3 tahun sejak perilisan Sang Pencerah, Rako Prijanto melempar Sang Kiai yang jalinan penceritaannya beranjak dari kisah hidup tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) tersebut. Tidak murni sebuah biopik, selayaknya Soegija, ada sejumlah tokoh rekaan lain yang dimunculkan guna memperkuat (atau malah justru melemahkan?) posisi dari sang tokoh utama dalam poros cerita. Demi menambah daya tarik kepada penonton awam, bumbu-bumbu romansa pun turut dicampurkan ke dalam adonan penceritaan. Bukan resep yang salah sebenarnya, namun yang menjadi pertanyaan, apakah campuran tersebut dimanfaatkan secara benar dan bijaksana oleh si pembuat film? 

June 3, 2013

[Preview] DAFTAR FILM INDONESIA SIAP RILIS JUNI 2013


Bulan Juni ini tidak hanya akan diramaikan oleh 'summer blockbuster' kiriman dari Hollywood semata, tetapi juga oleh sejumlah film buatan dalam negeri yang memiliki potensi untuk membuat gedung bioskop penuh sesak. Ada film yang diangkat dari urban legend sebuah hotel, adaptasi dari novel remaja laris, kelanjutan dari sebuah serial populer, serta kisah perjuangan dari seorang tokoh nasional dan grup vokal populer. 

Untuk lebih lengkapnya, inilah film-film Indonesia yang dirilis pada Juni 2013 : 

June 2, 2013

REVIEW : LAURA & MARSHA


"Alam semesta akan memberikan apa yang kita butuhkan pada saatnya."

Apabila berbicara mengenai ‘road movie’ buatan anak bangsa, hmmm... jumlahnya tak banyak. Yang paling dikenang mungkin adalah Tiga Hari Untuk Selamanya karya Riri Riza, Punk in Love buatan Ody C. Harahap, atau malah Banyu Biru garapan Teddy Soeriaatmadja. Tahun lalu, kebetulan dalam periode rilis yang nyaris berbarengan, hadir Mama Cake dan Rayya Cahaya di Atas Cahaya yang turut menyemarakkan genre film yang kurang diminati untuk diolah oleh sineas Indonesia ini. Keempat film ini, sama-sama memaparkan perjalanan penuh dinamika dari seorang (atau beberapa) tokoh kala menjelajahi negeri tercinta ini. Tidak berjalan terlalu jauh – hanya sekadar lompat ke provinsi lain, masih dalam lingkup mikro. Film panjang pertama dari Dinna Jasanti (Burung-Burung Kertas) mengajak Anda untuk berkelana lebih jauh... jauh sekali... berkelana ke negeri orang... dan bukan hanya satu negara. Empat negara sekaligus! Beranjak dari skrip hasil olahan Titien Wattimena, Laura & Marsha memboyong Anda untuk berpetualang di daratan Eropa, atau dalam hal ini Belanda, Jerman, Austria, dan Italia. Wih... terdengar menyenangkan, bukan? Oh, tentu saja menyenangkan. Lagipula, siapa sih yang menolak diajak keliling Eropa bersama Prisia Nasution dan Adinia Wirasti? 
Mobile Edition
By Blogger Touch