December 31, 2013

REVIEW : TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK


"Cinta bukan melemahkan hati atau memutus pengharapan tetapi cinta memberikan kekuatan hati dan menumbuhkan pengharapan."

Let’s be honest. Saat pertama kali saya mendengar gagasan diangkatnya sastra klasik Indonesia, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, hasil buah karya sastrawan mahsyur Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Hamka ke layar lebar oleh rumah produksi penelur Eiffel I’m in Love, Soraya Intercine Films, rasa skeptis dalam diri membumbung begitu tinggi. Ketakutan pula keraguan ini bukannya tanpa alasan, masih segar dalam ingatan bagaimana kejinya MD Pictures dalam menodai kesucian Di Bawah Lindungan Ka’bah tempo hari. Dengan deretan pemain utama yang belum pula teruji kehebatannya – pengecualian untuk Reza Rahadian, tentu saja – maka saya pun kudu menekan ekspektasi hingga ke titik terendah kala menguji cita rasa dari versi film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Dengan tiada sedikit pun pengharapan untuk film, secara mengejutkan, saya justru terlena kala menyaksikannya. Saya sama sekali tidak menduga akan mengacungkan jempol kepada Sunil Soraya atas upayanya dalam mengejawantahkan karya Hamka ke bahasa gambar dengan begitu memikat hati, terlebih setelah dalam beberapa bulan terakhir tak henti-hentinya saya mencibir. 

December 25, 2013

DAFTAR PEMENANG PIALA MAYA 2013

 

Malam penganugerahan Piala Maya 2013 sukses diselenggarakan pada 21 Desember 2013 di Galeri Seni Umaniara de Brawijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Berdasarkan voting secara tertutup yang dilakukan oleh 158 anggota Komite Pemilih (sebutan untuk juri di Piala Maya), Piala Maya 2013 sepakat untuk menobatkan Sokola Rimba sebagai Film Terpilih. Uniknya, sekalipun film garapan Riri Riza tersebut menjadi pemenang utama, Sokola Rimba hanya membawa pulang 2 piala pada malam ini termasuk untuk Kritik Film Terpilih karya Imam Teguh Santoso. 

December 18, 2013

REVIEW : SOEKARNO


"Kemerdekaan bukan tujuan. Kemerdekaan adalah awal. Dan kitalah yang mengawali."

Sebuah film biopik dari tokoh penting dalam sejarah, menjanjikan setidaknya tiga hal bagi para pembuatnya apabila dihidangkan dengan sepatutnya; pendapatan box office yang membumbung tinggi, puja puji dari kritikus, dan piala yang bergelimangan dari berbagai penghargaan film. Lincoln dan (perwakilan dari lokal) Habibie & Ainun telah membuktikannya tahun lalu. Kini, mengharap mengikuti jejak yang sama, Hanung Bramantyo secara nekat mengambil pertaruhan yang sangat tinggi dengan mengejawantahkan kisah hidup dari Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. Ini jelas bukan perkara yang mudah, cenderung terbilang rumit dan belum apa-apa, setiap keputusan yang dipilih oleh Hanung Bramantyo memantik sederetan kontroversi khususnya dari pihak putri ketiga Sang Presiden, Rachmawati Soekarnoputri, yang melayangkan nota protes lantaran si pembuat film tak patuh pada fakta sejarah. Akan tetapi, mengesampingkan segala kericuhan yang melingkupi film di media yang tak juga mereda, apakah Soekarno adalah sebuah mahakarya dari seorang Hanung Bramantyo? Let’s see

December 10, 2013

REVIEW : 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA


"Hei, masalah besar. Aku punya Tuhan yang lebih besar!" - Ayse

Beberapa rekan yang ulasan filmnya menjadi inspirasi saya menulis di akun jejaring sosial pribadi mereka tentang 99 Cahaya di Langit Eropa yang bila ditarik sebuah kesimpulan akan berbunyi: “Merentang panjang melampaui 100 menit, 99 Cahaya di Langit Eropa terasa begitu sunyi, berjalan nyaris datar, sungguh menjemukan, dan nyaris tidak ada kandungan isinya – alias hampa.” Saya sepakat dengan pernyataan itu, yah... setidaknya untuk dua yang pertama. Tidak bisa dipungkiri, alur penceritaan dari film yang adaptasi dari novel laris bertajuk sama yang direka oleh Hanum Salsabiela Rais ini memang tidak bergerak gesit atau melaju secepat kilat melainkan setapak demi setapak, memungkinkan penonton untuk mengenal setiap tokoh utama lebih personal. Namun jika menyebutnya sebagai menjemukan dan hampa, maaf beribu maaf, saya sama sekali tidak sependapat. 99 Cahaya di Langit Eropa adalah satu dari segelintir film reliji yang celotehan ceriwisnya masih bisa saya terima sekaligus mampu merasuk hingga ke dalam kalbu. 

December 8, 2013

DAFTAR PEMENANG FESTIVAL FILM INDONESIA 2013


Siapa yang berjaya di Festival Film Indonesia 2013 (FFI 2013)? Dengan raihan 4 Piala Citra yang meliputi Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Pendukung Terbaik, dan Penata Suara Terbaik, Sang Kiai yang dipilih untuk mewakili Indonesia di perhelatan Academy Awards tahun depan menjadi pemenang terbesar dalam Malam Puncak FFI 2013 yang diselenggarakan di Marina Convention Center, Semarang, pada 7 Desember. Menyusul di belakang Sang Kiai adalah Habibie & Ainun yang menggenggam 3 piala, salah satunya untuk Reza Rahadian di kategori Pemeran Utama Pria Terbaik. Ini merupakan ketiga kalinya bagi Reza Rahadian meraih Piala Citra setelah Perempuan Berkalung Sorban dan 3 Hati Dua Dunia, Satu Cinta

December 4, 2013

REVIEW : FROZEN


"Some people are worth melting for." - Olaf

Seandainya ulas mengulas sebuah film tidak diizinkan untuk berpanjang-panjang dan saya pun hanya dipersilahkan mendeskripsikan Frozen dalam satu kata saja, maka kata yang saya pilih adalah menakjubkan. Tiada keraguan lagi di dalam diri ini bahwa Frozen adalah film animasi terbaik tahun ini dan salah satu yang berhasil mencuri hati dengan mudah dalam satu dekade terakhir. Bahkan, Anda boleh saja menempatkannya di tingkatan yang sama dengan Beauty and the Beast, Aladdin, atau The Little Mermaid, sebagai karya klasik yang patut dikenang produksi Walt Disney Animation Studios. Sebagus itukah? Ya, setelah masa keemasan dari Walt Disney Animation Studios – biasa disebut sebagai Disney Renaissance – yang berakhir di Tarzan (1999), studio ini seolah kehilangan sentuhan magisnya dan tenggelam di bawah bayang-bayang Pixar yang menjelma sebagai raksasa animasi. Berjuang menghadapi kegagalan demi kegagalan di tahun 2000’an, secercah harapan mulai menampakkan diri dalam wujud The Princess and the Frog, Tangled, dan Wreck-It-Ralph yang begitu menyegarkan. Hanya saja, sekalipun ketiga film tersebut berada di atas rata-rata secara kualitas, namun Frozen adalah yang menandai kebangkitan sesungguhnya dari Disney. 

December 3, 2013

[Preview] DAFTAR FILM INDONESIA SIAP RILIS DESEMBER 2013


Selamat datang di bulan Desember. Tidak terasa, hanya tinggal beberapa hari lagi kita akan menghirup udara dari tahun yang berbeda. Sejumlah sajian penutup yang manis buatan dalam negeri telah dipersiapkan untuk menghibur para pecinta film di Indonesia sepanjang bulan Desember ini. Ada apa saja? Selain sebuah film omnibus yang digarap oleh beberapa aktris ternama, perfilman Indonesia di penghujung tahun 2013 ini akan disesaki oleh film-film biografi dari beberapa tokoh penting di Indonesia serta adaptasi dari novel-novel laris.

Untuk lebih lengkapnya, inilah film-film Indonesia yang dirilis pada Desember 2013:

December 1, 2013

REVIEW : SAGARMATHA


"Pada akhirnya, semua manusia pasti akan sendiri."

Pada awalnya, saya mengira Sagarmatha akan seperti pertemuan antara Laura & Marsha dan 5 Cm – yang telah lebih dahulu rilis. Dua perempuan bersahabat yang berkelana ke negeri orang, memutuskan untuk mewujudkan mimpi mereka... menaklukkan puncak tertinggi di dunia, Himalaya. Terdengar sedikit mirip dengan kedua film tersebut, bukan? Bukan? Oh, baiklah. Kemiripan yang saya harapkan adalah sebuah kebaikan (atau nilai positif) dari masing-masing film; Laura & Marsha untuk konflik yang kerap kali meruncing, sementara 5 Cm untuk pencapaian teknisnya yang mengagumkan. Namun, sungguh sayang beribu sayang, apabila Anda mempunyai ekspektasi yang kurang lebih sama dengan saya, maka bersiaplah untuk kecewa. Dengan kucuran bujet seadanya, memakai konsep gerilya filmmaking, dan proses paska produksi yang tarik ulur, Sagarmatha jelas tidak menawarkan kemewahan dari sisi teknis. Dengan demikian, kekuatan nyaris sepenuhnya bertumpu pada kualitas penceritaan, akting, dan pengarahan. Bisakah tampil gemilang? 
Mobile Edition
By Blogger Touch