“Ini bukan masalah satu atau dua periode, ini masalah puluhan tahun untuk memperbaiki bobroknya sistem hukum kita.”
Setidaknya ada dua alasan yang membuatku menempatkan 2014 di daftar teratas film paling diincar untuk ditonton minggu ini; 1) 2014 bermain-main di ranah political thriller yang begitu langka dijumpai di perfilman Indonesia (atau malah belum ada?), dan 2) tagline “siapa di atas Presiden?” mendongkrak kepenasaran ke level tertinggi. Tapi di atas semua itu, adanya keingintahuan untuk mengintip seberapa jauh keberanian si pembuat film – ditangani oleh duo Hanung Bramantyo dan Rahabi Mandra – mengeksplorasi tema politik yang cenderung dihindari oleh para sineas mengingat efek sampingnya memungkinkan untuk menyinggung pihak-pihak tertentu. Terlebih lagi, karena film ini secara terbuka mempergunjingkan soal bobroknya bangunan sistem sosial, politik, dan hukum yang dimiliki oleh negara ini melalui event berskala nasional, Pemilihan Umum Presiden, yang baru beberapa bulan lalu dihelat. Well, semuanya tentu masih berada di koridor fiktif namun premis yang diusung oleh 2014 ini terdengar mau-tidak-mau cukup sulit untuk ditolak menilik betapa carut marutnya kondisi sospol Indonesia saat ini.