March 20, 2015

REVIEW : THE SPONGEBOB MOVIE: SPONGE OUT OF WATER


“The Krabby Patty is what ties us all together! Without it, there will be a complete breakdown of social order! A war of all against all! Dark times are ahead! Dark times indeed!” 

Seperti halnya Doraemon, SpongeBob adalah tontonan animasi sejuta umat di Indonesia. Siapa yang tidak mengenal makhluk laut berbentuk spons kuning yang mendiami sebuah rumah berwujud nanas di sebuah daerah bernama Bikini Bottom? Semenjak mengudara pertama kali di Nickelodeon pada 1999 silam, SpongeBob telah menjadi salah satu fenomena budaya populer yang virusnya menjangkiti secara cepat tanpa pandang bulu ke beragam lapisan usia maupun strata sosial. Popularitasnya inilah yang lantas mendorong Nickelodeon Movies untuk memboyongnya ke layar lebar lewat The SpongeBob SquarePants Movie di tahun 2004. Memperoleh resepsi hangat dari kritikus dan penonton, mudah untuk menduga akan ada kelanjutan petualangan dari penduduk Bikini Bottom... hingga akhirnya baru benar-benar terlaksana 10 tahun kemudian. Geez, why does it take so long to make a sequel? 

Mungkinkah karena tekanan untuk melampaui kemunculan David Hasselhoff yang ikonik atau menantikan perkembangan teknologi sehingga memungkinkan bagi si pembuat film untuk mengeksplor imajinasi tanpa dirintangi batasan-batasan? Jika dilihat dari apa yang terhidang di The SpongeBob Movie: Sponge Out of Water sih, sepertinya memang benar demikian. Ditunjuk untuk mengomandoi proyek berbujet $74 juta, Paul Tibbitt – yang juga menjabat sebagai penulis skrip dan produser eksekutif di serial animasinya – dan Mike Mitchell memutuskan untuk menerjemahkan sederet kegilaan, kekonyolan, beserta keabsurdan yang biasa kamu jumpai saban episode di versi televisi ke The SpongeBob Movie: Sponge Out of Water lalu melipatgandakannya sehingga bersiaplah untuk mengencangkan sabuk pengaman sesaat setelah film dimulai karena kamu akan mengalami salah satu 90 menit terliar dalam hidupmu. Jangan katakan saya belum memberimu peringatan ya! 

Walau diniatkan sebagai sebuah sekuel, Sponge Out of Water nyatanya sama sekali tidak memiliki keterkaitan dengan film pertama. Guliran penceritaannya sama sekali baru, walau, well... persoalan utamanya kurang lebih serupa: lenyapnya resep rahasia Krabby Patty. Hanya saja, untuk sekali ini Stephen Hillenburg dan Paul Tibbitt yang menangani skrip, mendorongnya jauh lebih kompleks (dan gila). Krisis stok makanan terlezat di dunia tersebut memberi dampak pada retaknya tatanan masyarakat madani di Bikini Bottom sehingga kerusuhan merajalela dimana-mana. Dituding sebagai pihak paling bertanggung jawab atas hilangnya resep, SpongeBob (Tom Kenny) dan musuh abadinya, Plankton (Mr. Lawrence), terpaksa bekerja sama untuk melacak keberadaan resep rahasia Krabby Patty yang menuntun keduanya ke daratan. Di tengah petualangan yang luar biasa absurd – melibatkan mesin waktu, otak penuh gulali, lumba-lumba pengawas galaksi, sampai superhero – mereka memperoleh bala bantuan dari Patrick (Bill Faggerbakke), Squidward (Rodger Bumpass), Mr. Krabs (Clancy Brown), dan Sandy (Carolyn Lawrence). 

Terdengar begitu, errr... aneh, bukan? Tapi percayalah, rangkuman cerita ini tidak cukup mendeskripsikan kesintingan seperti apa yang akan kamu jumpai di Sponge Out of Water. Semenjak narasi mengenai Bikini Bottom dibawakan oleh bajak laut bernama Burger-Beard (Antonio Banderas), kita seketika dihadapkan pada kekacauan menyenangkan selayaknya dijumpai di serial animasinya atau film pertama. Banyolan-banyolan khasnya yang surreal masih dipertahankan di sini walau, semoga kamu tidak terlalu kecewa, porsinya cukup banyak dikurangi yang bisa jadi akan membuat para penggemarnya cenderung kurang puas selain kebersamaan SpongeBob-Patrick yang juga dipangkas dan dialihkan ke hubungan pertemanan tak kalah aneh (tapi tetap berpesan moral) antara si koki Krusty Krab dengan Plankton. Diluar kedua persoalan ini, si pembuat film cukup setia terhadap formula kesuksesan yang dianut oleh SpongeBob (yay!) dengan sekali ini dibubuhi sedikit kritik sosial dan mencoba menjaring penggemar anyar melalui sisi petualangannya sebagai hasil dari bujet lebih besar seperti apa yang ditampakkan pada 20 menit terakhir yang begitu lezat untuk dikudap dengan efek khusus mulus terasa saat SpongeBob beserta konco-konco menjelma sebagai superhero bak Avengers yang komposisinya terdiri atas campuran kreatifitas, kehebohan, dan kejenakaan. Ya, The SpongeBob Movie: Sponge Out of Water memberikan definisi sesungguhnya dari imajinasi liar tanpa batas!

Exceeds Expectations

1 comment:

Mobile Edition
By Blogger Touch