March 5, 2016

REVIEW : COMIC 8: CASINO KINGS PART 2


Kala melempar Comic 8: Casino Kings ke pasaran, Falcon Pictures mengambil suatu keputusan beresiko. Memecah jilid ini menjadi dua bagian. Tak ingin mencurangi penonton, sedari awal informasi mengenai pembagian ini telah dikabarkan ke khalayak ramai termasuk menyematkan embel-embel ‘Part 1’ dan ‘Part 2’ di materi promosi. Akan tetapi bukan mencurangi atau tidak mencurangi yang menjadi pokok permasalahan, melainkan apakah Casino Kings benar-benar butuh untuk dibagi ke dua film berbeda. Faktor bisnis memang tidak bisa dielakkan lagi adalah pertimbangan utama yang mendasari keputusan Falcon, namun jika film tidak mempunyai materi sangat kuat agar dapat dipisahkan bukankah justru akan mencederai film itu sendiri (atau katakanlah, franchise) di kemudian hari? Terlebih lagi, perlu dicatat, Casino Kings bukanlah seri pamungkas yang lebih cocok mendapatkan treatment semacam ini. Keputusan memecah Casino Kings ke dalam dua seri, memang pada akhirnya memberikan dampak terhadap faktor kesenangan yang tidak pernah benar-benar bisa mencapai level maksimalnya. 

Melanjutkan apa yang tertinggal di penghujung Part 1 – jika kamu melewatkannya atau mungkin lupa, tidak perlu risau karena ada recap sebelum opening title – kedelapan komika yang terdiri atas Arie Kriting, Babe Cabiita, Bintang Timur, Ernest Prakasa, Fico Fachriza, Ge Pamungkas, Kemal Palevi, dan Mongol Stress, kini menghadapi permainan hidup atau mati di hutan belantara melawan komplotan pasukan pembunuh bernama The Hunters. Sementara Ernest dan konco-konconya tersebut berjuang habis-habisan untuk bertahan hidup dari serangan The Hunters, sang atasan, Indro Warkop, pun turut terseret ke permainan rancangan bandar judi kelas kakap, The King (Sophia Latjuba), bersama agen Interpol, Chyntia (Prisia Nasution), dan seorang satpam baru (Ence Bagus) yang ndilalah sedang bersama Indro saat para pesuruh The King menyergap kediaman Indro. Alih-alih kian merumitkan misi, pemboyongan Indro ke sarang The King tentunya membawa keuntungan tersendiri bagi Indro maupun Chyntia yang memperoleh kemudahan untuk menyelamatkan para agen Comic 8 sekaligus meringkus The King secara langsung. 

Ya, seperti halnya Part 1, Comic 8: Casino Kings Part 2 pun kurang mampu menghadirkan kepuasan dari sisi kandungan hiburan. Sama sekali tidak kekurangan bahan, hanya saja seolah ada sesuatu yang hilang tatkala kita menonton dua seri ini. Tanggung. Saat menyimak bagian pertama, asupan humor cukup tinggi dan guliran pengisahan dengan metode penyampaian non-linear memang memunculkan daya tarik tersendiri sehingga ada sebersit keinginan untuk mengikuti kegilaan seperti apa lagi yang akan dihadirkan oleh Anggy Umbara. Namun begitu penonton mulai sedikit banyak ‘menyatu’ ke film, segalanya berakhir yang meninggalkan perasaan ketidakpuasan lantaran ada ketidaktuntasan. “Lho, udah kelar?” mungkin ekspresi paling mendekati dalam mendeskripsikan perasaan saat itu. Perasaan tak puas tersebut, sayangnya kembali menghiasi kala menyaksikan bagian kedua. Tak lagi berurusan dengan pemotongan tiba-tiba atau minimnya sekuens aksi seperti dijanjikan di materi promosi, Part 2 bermasalah dengan plot hampa dan banyolan-banyolan yang kuantitasnya mengalami penurunan dibanding jilid sebelumnya. 

Alhasil, Comic 8: Casino Kings Part 2 pun terasa agak kering karena penonton hanya menyaksikan baku hantam, ledakan-ledakan, dan sesekali tawa canda, tanpa ada tuturan menggigit yang nyaris kesemuanya telah terjlentrehkan di babak awal. Dengan demikian, Part 2 tidak ubahnya seri pelengkap saja agar penonton dapat mengetahui cerita utuh dari misi yang dijalankan para komika. Andai saja Falcon tidak membagi Casino Kings menjadi dua film – mengingat pula sejatinya plot diusung tidaklah kompleks-kompleks amat – maka bisa jadi hasil akhirnya akan lebih greget, lebih lezat buat dikudap, tanpa ada kesan ‘sesuatu hilang’ saat menontonnya. Mungkinkah nantinya pihak pembuat film akan mengikuti langkah Maxima yang merilis ‘versi komplit’ dari 99 Cahaya di Langit Eropa tempo hari? Semoga saja. Karena Comic 8: Casino Kings pada dasarnya masih memilki amunisi mencukupi dalam memercikkan kesenangan. Bahkan Part 2 yang boleh dikata merupakan seri terlemah diantara seri Comic 8 sejauh ini pun tetap dapat menghadirkan suka cita melalui parade aksi seru dengan highlight berada pada pertarungan Prisia melawan Hannah Al Rashid (Bella, tangan kanan The King) dan humor-humor menggelitik yang kali ini penghantaran paling baik dipegang oleh Ence Bagus, Candil, Cak Lontong, serta Babe Cabiita. Cukup menyenangkan kok sebagai hiburan pelepas penat! 

Note : Tidak perlu terburu-buru meninggalkan gedung bioskop karena ada dua post-credits scene yang sangat layak untuk dinanti saat closing credit bergulir. Keduanya memberi petunjuk penting bagi jilid berikutnya yang cukup saya nantikan kehadirannya berkat twist pemicu rasa penasaran di ujung. 

Acceptable (3/5)


9 comments:

Mobile Edition
By Blogger Touch