April 17, 2017

REVIEW : THE GUYS


“Gue percaya, kalau kita hidup dari apa yang kita cintai, kita akan mencintai hidup kita.” 

Beberapa waktu lalu, komika serba bisa Raditya Dika yang tahun kemarin berjasa menempatkan Hangout dan Koala Kumal di jajaran sepuluh film Indonesia paling banyak dipirsa mengumumkan melalui Vlog (video blog) kepunyaannya bahwa dia akan rehat sejenak dari dunia perfilman tanah air: tidak menulis naskah maupun menyutradarai untuk sementara waktu. Sebagai salam perpisahan, Dika melepas The Guys yang merupakan kolaborasi keduanya bersama rumah produksi Soraya Intercine Films pasca Single. Materi konflik seputar kesulitan Dika mencari pasangan pendamping hidup yang tepat memang masih dikedepankan sang komika buat jualan, namun yang membuatnya berasa segar lantaran sekali ini dikawinkan dengan office comedy yang mengulik soal mimpi serta persahabatan lalu sedikit memperoleh pelintiran tatkala problematika asmaranya menyasar ke dua generasi: melibatkan orang tua dari karakter utama. Tambahkan dengan keterlibatan Pevita Pearce, Tarzan, Widyawati, serta penampilan khusus dari aktris Thailand kenamaan, Baifern Pimchanok, harus diakui The Guys terlihat menggugah selera di atas kertas. 

The Guys menempatkan poros penceritaannya pada seorang karyawan di perusahaan yang bergerak di bidang periklanan bernama Alfi (Raditya Dika). Dalam catatan Alfi, setidaknya ada tiga mimpi yang ingin dicapainya dalam waktu dekat: mendapatkan pasangan, membahagiakan ibunya, dan menjadi atasan bagi dirinya sendiri. Alfi berusaha mewujudkan mimpi pertamanya dengan mendekati rekan sekantornya, Amira (Pevita Pearce). Usai sebuah insiden yang menyebabkan Alfi memperoleh ‘surat cinta’ dari bosnya yang galak, Jeremy (Tarzan), hubungan antara Amira dengan Alfi justru kian lekat dan menunjukkan tanda-tanda positif akan berlanjut ke hubungan percintaan. Akan tetapi, tentu saja tidak semudah itu bagi keduanya untuk dipersatukan. Persoalan besar menghadang ketika terungkap fakta bahwa ayah Amira adalah Jeremy – atasan Alfi – dan impresi pertama yang diberikan Alfi kepada Jeremy sama sekali tidak bisa dibilang bagus. Guna memupuskan kesan buruk, Alfi pun mengundang Amira beserta Jeremy untuk makan malam di rumahnya yang berujung pada persoalan lebih besar: Jeremy jatuh hati pada ibu Alfi, Yana (Widyawati). Tidak ingin kisah asmara mereka berlanjut, Alfi pun meminta bantuan teman-teman kontrakannya; Rene (Marthino Lio), Aryo (Indra Jegel), dan karyawan ekspat asal Thailand, Sukun (Pongsiree Bunluewong), untuk melancarkan misi penggagalan.


Guliran pengisahan utama The Guys terbagi ke setidaknya tiga cabang. Pertama, silang sengkarut asmara dua generasi yang menghambat bersatunya Alfi dengan Amira. Kedua, keinginan sang tokoh utama untuk membangun bisnisnya sendiri. Ketiga, suka duka persahabatan Alfi bersama teman-teman kontrakannya yang mendapat sebutan ‘The Guys’ dari Sukun. Terkesan penuh sesak, tapi tentu tak jadi soal apabila si pembuat film terampil dalam merajut tiga plot dengan nuansa berbeda ini menjadi satu. Sayangnya Dika tampak kewalahan untuk membuat ketiganya saling bersinergi satu sama lain sehingga alih-alih saling menguatkan, masing-masing persoalan malah terhidang setengah matang. Tidak semenggigit seperti yang diharapkan. Padahal jika Dika berkenan memilih salah satunya saja buat ditonjolkan entah menguliti lebih dalam problematika cinta beda generasi yang melibatkan ibu dengan calon mertuanya atau jika ingin patuh pada judul maka semestinya persahabatan Alfi bersama sahabat-sahabatnya yang ganjil, The Guys akan lebih ciamik terlebih barisan pelakon yang memperkuat departemen akting serta materi ngebanyol yang dilontarkan sejatinya telah mendukung The Guys untuk tampil maksimal. 

Ya, beruntung bagi The Guys diberkahi pelakon-pelakon yang mempertontonkan atraksi akting di level apik. Baik Marthino Lio maupun Pongsiree Bunluewong dari divisi ‘The Guys’ mempunyai comic timing jempolan yang memungkinkan karakter masing-masing tampil menonjol sekaligus senantiasa didamba-damba kemunculannya karena keduanya beberapa kali sumbangkan gelak-gelak tawa. Marthino Lio punya satu momen membekas tatkala Rene keracunan makanan di tengah-tengah presentasi penting ke klien, sementara Pongsiree senantiasa mencuri perhatian menyusul tingkah lakunya yang ajaib dan betapa seringnya Sukun salah ucap dalam Bahasa Indonesia. Bersama Raditya Dika beserta Indra Jegel, mereka jalin chemistry meyakinkan. Disamping keduanya, The Guys terasa enak buat dinikmati berkat performa Tarzan yang membuktikan kapasitasnya sebagai komedian senior tanah air (adegan makan malam pertama di rumah Jeremy dan kedua bersama keluarga Alfi itu lawak sekali!) dan Widyawati yang menghadirkan kehangatan di menit-menit akhir sebelum film tutup durasi. Adanya tunjangan rentetan humor yang tidak sedikit diantaranya sanggup mengenai target, turut membantu menaikkan derajat The Guys dan memosisikannya sebagai salah satu karya Dika yang menghibur.

Exceeds Expectations (3,5/5)


7 comments:

  1. Setuju, kalau aja Raditya Dika berani patuh pada judul filmnya.. :')
    Film Indonesia tentang persahabatan cowo-cowo gitu apa kah yang bagus?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau aku sih paling suka dengan Jomblo, Mengejar Matahari, dan Catatan Akhir Sekolah.

      Delete
  2. Setidak nya kalau patuh pada judul akan lebih berkesan persahabatan mereka.tapi di balik kekurang nya saya cukup menyukai the guys dibandingkan hangout karena komedi nya lebih banyak tepat sasaran.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes. Aku pun lebih menikmati The Guys ketimbang Hangout yang buatku agak garing.

      Delete
  3. Masih lebih suka Single, menurutku itu masih karya terbaik dika sejauh ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut versiku, karya terbaik Dika itu Koala Kumal.

      Delete
    2. Koala kumal itu yg kisahnya tentang move on bukan si?

      Delete

Mobile Edition
By Blogger Touch