Pages

January 8, 2011

REVIEW : THE TOURIST


"Why is everyone trying to kill me ?" - Frank


Saat dua nama besar di Hollywood, Angelina Jolie dan Johnny Depp, disatukan dalam suatu film, para pecinta film tentu penasaran akan hasilnya. Mereka terkenal selektif dalam memilih peran, tak mungkin keduanya bersedia ‘berduet’ jika naskahnya tidak mumpuni Yang lebih menggiurkan lagi, proyek yang kemudian diberi judul The Tourist ini dikomandoi oleh Florian Henckel von Donnersmarck yang pernah membesut film peraih Oscar untuk kategori film berbahasa asing terbaik, The Lives of Others, pada 2007 silam. Dengan
dukungan dari ‘dream team’ seperti ini, siapa sih yang tidak tertarik untuk menyaksikan The Tourist ? Film berbujet $ 80 juta yang merupakan remake dari film Perancis bertajuk Anthony Zimmer ini memang bisa dikatakan menggiurkan meski daya tarik tersebut juga bisa menjadi bumerang bagi filmnya sendiri karena membuat ekspektasi penonton membumbung tinggi yang pada akhirnya jika film tak berjalan sesuai rencana tentu kekecewaan akan menjadi berkali – kali lipat.


Kisahnya sendiri cukup sederhana sebenarnya. Elise Ward (Angelina Jolie) dikuntit oleh dua pihak, Scotland Yard dan gembong mafia pimpinan Reginald Shaw (Steven Berkoff), yang berniat memanfaatkannya untuk memancing kehadiran sang mantan kekasih, Alexander Pearce, yang telah lama hilang dan tidak diketahui keberadaannya, bahkan wajahnya sekalipun. Konon, Pearce berhasil menggondol uang mafia sebesar $2,3 miliar dan memiliki tanggungan hutang kepada Scotland Yard sejumlah 744 juta poundsterling ! Tak heran jika kemudian Pearce menjadi buronan paling dicari saat ini. Tentu saja Elise mengetahui semua ini dan secara berkala dia berhubungan dengan Pearce melalui sebuah surat. Dalam suratnya yang terakhir, Pearce meminta Elise untuk mencari seorang pria dengan postur tubuh mirip dirinya dalam perjalanan menuju Venesia dengan tujuan untuk mengelabui kedua pihak tersebut. Pria yang tidak beruntung itu adalah seorang turis Amerika bernama Frank (Johnny Depp) yang pergi ke Eropa dalam rangka untuk mengobati sakit hatinya. Lelaki normal mana sih yang tidak tertarik saat ditemui seorang wanita cantik nan anggun seperti Elise. Frank pun langsung kepincut dengan Elise sejak pandangan pertama dan bersedia melakukan apa saja demi membantu Elise termasuk terlibat dalam permasalahan yang sebenarnya sama sekali tidak dimengerti oleh Frank ini.



Saran saya kepada calon penonton The Tourist adalah jangan berharap terlalu tinggi terhadap film ini dan nikmati saja filmnya. Jika mengharapkan ada sesuatu yang wah dari The Tourist lantaran formasi tim pendukung yang menjanjikan, maka hanya akan ada rasa kecewa yang dibawa pulang dari gedung bioskop. Jujur, The Tourist sama sekali tidak istimewa dan berjalan tentu biasa untuk ukuran film yang didukung oleh tim berkelas Oscar. Entah siapa yang harus disalahkan, namun yang jelas hasil akhir dari The Tourist pun bahkan tidak mendekati kualitas Anthony Zimmer yang apik itu. Jolie dan Depp terkesan disia – siakan lantaran Donnersmarck tidak maksimal memanfaatkan akting keduanya, bahkan chemistry diantara keduanya bisa dibilang nol. Tidak hanya mereka berdua yang menjadi korbannya, para pemain pendukung pun terkena imbasnya padahal mereka adalah pemain watak dengan jam terbang yang tinggi. Sangat disayangkan memang, padahal The Tourist sudah didukung sejumlah pemain hebat namun sayangnya tidak dimanfaatkan dengan baik.



Untuk ukuran sebuah film thriller, The Tourist berjalan cukup lambat, tidak seperti film sejenis yang biasanya memiliki tempo yang cepat. Adegan aksinya pun hanya ada beberapa dan tidak terlampau menegangkan, itupun disajikan hanya di paruh akhir saja sementara di babak awal lebih fokus pada hubungan Elise dan Frank yang saya bilang ‘awkward’. Untuk urusan yang satu ini saya masih bisa memakluminya karena memang Anthony Zimmer berjalan tidak jauh berbeda. Hanya saja yang membuat saya bingung, kenapa Donnersmarck dan tim tidak berusaha untuk menghilangkan ke-Eropaan film ini dan memasukkan cita rasa Hollywood ke dalamnya ? Apa mungkin karena Donnersmarck adalah orang Eropa dan dia menganggap semua itu normal untuk film Hollywood ? Bisa jadi. Untungnya The Tourist menawarkan pemandangan Eropa yang indah dan mbak Jolie yang terlihat begitu sedap dipandang disini sehingga saat rasa bosan mulai menghinggapi, maka itulah yang menjadi penawarnya.



Meskipun saya mengakui bahwa The Tourist memiliki banyak sekali kekurangan disana – sini, namun entah mengapa saya merasa cukup puas dengannya. Ya, Jolie dan Depp memang terkesan dipaksakan buat bersatu, naskahnya pun lemah dan tak ada adegan aksi yang menegangkan, tapi saya mencintai film ini. Saya menikmatinya dari detik pertama hingga akhir, bahkan beberapa humor pun membuat saya tertawa lepas. Agaknya harapan saya yang tidak begitu tinggi terhadap film ini turut mempengaruhinya. Walaupun demikian, saya masih tetap tidak setuju dengan keputusan dari juri Golden Globe yang memberikan tiga nominasi utama di kategori Musical / Comedy untuk film ini karena saya merasa masih ada beberapa film yang lebih layak ketimbang The Tourist.



Nilai = 6/10 (Acceptable)

1 comment:

  1. Sebenernya plotnya bagus, unpredictable. Nyokap gua bisa nebak dengan gampang, tapi gua gak percaya. Ternyata prediksi nyokap gua bener. :P

    ReplyDelete