Pages

May 28, 2011

REVIEW : RABBIT HOLE

Kehilangan orang yang paling disayangi memang sangat menyakitkan. Lebih menyakitkan lagi jika orang tersebut adalah anggota keluarga kita. Bertemu dan berinteraksi setiap hari, rasa cinta dan ingin melindungi muncul, terpisahkan walau hanya sehari saja sudah kangen berat. Menjadi sebuah ujian yang sangat berat saat Sang Maha Kuasa memutuskan untuk memanggil orang yang paling kita kasihi. Tak ada yang abadi di dunia ini. Kita dipaksa untuk belajar ikhlas dan sabar. Saat iman goyah, Tuhan pun dipersalahkan. Rasa percaya pada Tuhan hilang. Memutus tali silaturahmi dengan kerabat. Jika sudah mencapai tingkatan yang ekstrim, memutuskan untuk bunuh diri. Biasanya, saat sepasang suami istri kehilangan anaknya, kehidupan pernikahan mereka pun mendadak kacau balau. Apalagi jika itu menimpa pada anak satu-satunya. Dari salah satu pihak harus ada yang menguatkan. Apabila keduanya terperangkap dalam kesedihan dan rasa bersalah, hanya tinggal menunggu waktu untuk menuju kepada kehancuran. Inilah yang terjadi pada Becca Corbett (Nicole Kidman). Dia memutuskan untuk tenggelam dalam kesedihan ketimbang melanjutkan kehidupan.

Hebatnya, sang suami, Howie (Aaron Eckhart), juga tidak jauh berbeda. Hampir setiap malam Howie memutar video anak mereka, Danny. Bahkan Howie juga melarang Becca untuk mengubah dekorasi kamar Danny. Pertengkaran menjadi santapan utama Becca dan Howie sehari-hari. Pemicunya, hal-hal yang sepele. Atas saran dari ibunda Becca, mereka lantas memutuskan untuk bergabung dengan sebuah pertemuan para orang tua yang pernah kehilangan buah hati mereka. Inipun tak berlangsung lama. Becca menolak untuk melanjutkan untuk mengikuti sesi dan malah asyik membuntuti Jason (Milles Teller), seorang remaja yang bertanggung jawab atas kematian Danny. Sementara Howie yang menjadi 'single fighter' malah kepincut dengan salah satu partisipan, Gabby (Sandra Oh), yang baru saja ditinggal pergi suaminya. Di satu sisi, baik Becca maupun Howie menemukan sedikit kedamaian saat bertemu dengan Jason dan Gabby, namun di sisi lain hubungan mereka menjadi kian memburuk. Emosi Becca juga menjadi semakin sulit untuk dikontrol, gampang meledak kapan saja dan dimana saja.

Rabbit Hole bukanlah film yang diperuntukkan bagi penonton yang mencari sebuah tontonan yang menghibur dan mampu melepas stres. Temanya depresif, suram dan sendu. Sejak menit pertama film bergulir, hampir tidak ada secercah kebahagiaan yang muncul disini. Jika pernah menonton Blue Valentine atau Revolutionary Road, Rabbit Hole memiliki tone yang hampir senada. Hanya saja Rabbit Hole bisa dibilang lebih ringan dan masih bisa dinikmati ketimbang Valentine maupun Road. Diangkat dari naskah drama berjudul sama karangan David Lindsay-Abaire, Rabbit Hole mencoba untuk tetap realistis dan tidak terlalu mengumbar kesedihan secara berlebihan seperti yang kerap ditemukan di sinetron lokal. Skenario racikan Abaire sungguh mengesankan. Meski terkadang gemas melihat Becca dan Howie, simpati penonton terbangun perlahan. Konflik yang disajikan pun natural dan tidak dipaksa diada-adakan. Setelah 8 bulan kematian Danny, Howie mencoba untuk bangkit dan mengajak Becca untuk 'bikin anak lagi'. Saat Becca terus menerus menolak dengan alasan yang sama hingga akhirnya Howie jenuh dan 'meledak', maka itu sesuatu yang wajar. Konflik yang dikedepankan oleh Abaire dan John Cameron Mitchell adalah sejumlah masalah yang kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

Saya salut dengan Mitchell yang mampu membuat Rabbit Hole berjalan konsisten selama 91 menit. Drama pilu yang berpotensi menjadi tontonan menjemukan ini digarap dengan sangat baik oleh Mitchell sehingga rasa bosan hampir tak dirasakan saat menyaksikan Rabbit Hole. Menonton Rabbit Hole terasa bagaikan mendengar curhatan dari seorang sahabat yang mencoba untuk berdamai dengan dirinya sendiri pasca kehilangan orang yang disayangi. Menyentuh dan menyayat hati. Namun Rabbit Hole tidak akan ada apa-apanya, dan mungkin saja malah menjadi sangat biasa, jika Mitchell tidak memasang Nicole Kidman sebagai bintang utama. Istri dari Keith Urban ini sekali lagi membuktikan bahwa dia adalah artis yang berbakat. Kidman terlihat rapuh. Ekspresinya yang dipenuhi dengan kesedihan sungguh meyakinkan. Nicole Kidman memainkan peran ibu yang emosional karena kematian putra semata wayangnya secara alami. Chemistry dengan Aaron Eckhart dan Milles Teller terjalin manis. Seandainya jeung Natalie Portman tidak berakting total dalam Black Swan, saya tak keberatan piala Oscar mampir ke Nicole Kidman untuk kedua kalinya.

Exceeds Expectations

Trailer :


2 comments:

  1. rabbit hole itu kayaknya layak di tonton deh...tahun brp ya film ini diputer???

    kayaknya asik diliat saat lagi nonton ama pacar...hehehehe

    ReplyDelete
  2. Sangat layak untuk ditonton :) Film ini tayang di US akhir tahun lalu dan baru masuk Indonesia minggu kemarin :) Oh, silahkan ditonton bersama pacar, tapi ini bukan film romantis lho. Namun pesan yang disampaikan bagus untuk pasangan.

    ReplyDelete