"You think I'm a hero? I am not a hero. And if you're smart, that scares you. Because I have nothing to lose." - Jack Reacher
Saat sedang menghabiskan masa liburan di rumah, selonjoran di depan televisi, dan tidak menemukan acara yang menarik untuk ditonton, saya dengan sigap akan mengambil remote dan berpindah ke kanal manapun yang menayangkan serial hukum atau kriminal investigasi; NCIS, CSI, Criminal Minds, Law & Order, Castle, Bones, The Mentalist, you name it! Ada kepuasan tersendiri kala menyimak serial semacam ini. Disodori sebuah kasus, melakukan penyelidikan dengan terjun ke lapangan, merumuskan hipotesis, dan menebak siapa si ‘perpetrator’. Benar-benar mengasyikkan. Film teranyar dari Tom Cruise, Jack Reacher, memiliki pola penceritaan yang serupa dengan serial-serial kegemaran saya. Well... sebelum saya menyaksikannya langsung di layar lebar, tidak ada gambaran bagaimana film ini akan bertutur. Hanya menilik dari poster dan trailer, bayangan yang terbersit adalah, ini film aksi. Namun sebagai informasi tambahan untuk Anda, Jack Reacher beranjak dari novel berseri ‘Jack Reacher’ jilid ke-9 bertajuk ‘One Shot’ buatan Lee Child yang notabene bergenre misteri pembunuhan. Jadi, Anda tahu bukan apa yang seharusnya diharapkan?
Layaknya Jelangkung ‘datang tak dijemput, pulang tak diantar’, kehadiran Jack Reacher (Tom Cruise) pun tidak disangka-sangka. Mendadak saja dia bergabung bersama Emerson, Alex Rodin (Richard Jenkins), serta pengacara James Barr, Helen Rodin (Rosamund Pike). Oleh Helen, Jack Reacher dimanfaatkan sebagai penyelidik untuk membantunya, setidaknya meringankan hukuman James jika pada akhirnya dia divonis bersalah. Dan inilah yang saya nanti-nantikan, proses investigasi. Reacher kembali turun ke TKP, mengenal lokasi untuk mengetahui posisi terbaik dalam meluncurkan timah panas, dan mencari kemungkinan ada yang terlewatkan oleh detektif dan tim forensik. Jika tidak terbiasa dengan jalan cerita seperti ini, bisa jadi Anda akan merasa tuturan terlampau bertele-tele dan lambat. Akan tetapi, saya merasa ini sungguh mengasyikkan. Bukti demi bukti mulai bertebaran. Penonton dituntut untuk fokus ke layar mengikuti perbincangan Reacher dan Helen yang tak jarang mengandung petunjuk. Apabila jeli mengamati, siapa pelaku pembunuhan yang sesungguhnya telah terbongkar sejak awal. Yang menjadi pertanyaan sesungguhnya adalah, apa motif si pelaku melakukan pembunuhan ini? Apakah kelima korban hanyalah sekumpulan orang yang sedang bernasib sial?
Secara perlahan-lahan, ketegangan mulai dinaikkan setelah sebelumnya agak mengendur seusai sebuah adegan pembuka yang digarap cantik. Segala bukti mulai terkumpul, mulai terarah, hingga kemudian membongkar satu demi satu profil dari korban. Secercah harapan mulai terlihat. Si dalang pembunuhan menampakkan diri. Apakah James Barr adalah pelaku utama, orang suruhan, atau orang yang dijebak? Saya tidak akan membocorkannya kepada Anda. Yang jelas, setelah sedikit terkuak, siapapun yang mengharapkan aksi dalam film ini, mulai mendapatkan apa yang mereka inginkan. Dimulai dari baku hantam, tembak menembak, hingga diakhiri dengan sebuah ‘car chase scene’ di jalanan Pittsburgh yang mendebarkan. Fuh. Selain adegan kejar mengejar yang intense ini, kesenangan lainnya dari Jack Reacher – jika Anda tak terlalu menggemari teka teki pembunuhan – adalah dialognya yang jenaka serta penampilan Werner Herzog dan Robert Duvall yang lebih mencuri perhatian ketimbang Tom Cruise. Tidak ada yang salah dengan Tom Cruise, akan tetapi dia pun tidak menawarkan sebuah performa yang istimewa di sini. Tom Cruise, ya.... Tom Cruise. Sementara duo Herzog dan Duvall, tak perlu diragukan lagi, menyuntikkan nyawa dan kesegaran untuk Jack Reacher. Herzog dengan kemunculannya yang seringkali membawa kengerian, Duvall dengan segala keriangan yang mengundang tawa.
Jadi, katakan kepada saya, apakah Anda tergugah untuk menyaksikan Jack Reacher sebagai film yang terakhir Anda tonton di bioskop pada tahun 2012? Jika ya, selamat menikmati. Saran saya, sebaiknya Anda tidak berekspektasi terlampau tinggi terhadap film ini, terlebih jika Anda bukanlah penikmat serial / film / novel bergenre misteri-kriminal investigasi. Namun apabila Anda mempunyai kesamaan minat dengan saya, bolehlah menaruh harapan. Bagi saya, Jack Reacher adalah sebuah hiburan yang menyenangkan dan menegangkan. Menutup tahun 2012 dengan manis. Christopher McQuarrie berhasil menghadirkan sebuah thriller di atas rata-rata yang dibangun dengan apik. Dimulai dengan sebuah munculnya sebuah kasus yang menggugah rasa penasaran, berlanjut kepada penyusunan puzzle-puzzle berceceran yang mengasyikkan, dan ditutup dengan konfrontasi akhir di malam hari yang dikemas memikat. Dengan pengharapan yang ditekan serendah mungkin serta tanpa adanya gambaran mengenai apa yang akan saya dapatkan di dalam gedung bioskop, saya keluar dengan senyum mengembang dan perasaan puas.
Exceeds Expectations
Thank you reviewnya :) sebenernya hari ini mau nonton ini, tapi ngga jadi deh. Aku suka genre filmnya, tapi lbh suka kalau nonton sendiri di dvdnya hehe
ReplyDeleteSalah 1 film action paling favorit, simpel tp ttp mengena, benar kt bung taufiq adegan pembukanya ciamik. Dibanding jack reacher 2, yg pertama ini ttp juara, "friendly" banter di pertemuan perdana reacher-cash, bagaimana masing2 sama2 menyadari siapa sosok sesungguhnya dr lawan bcr mereka digambarkan dgn menarik
ReplyDeleteSalah 1 film action paling favorit, simpel tp ttp mengena, benar kt bung taufiq adegan pembukanya ciamik. Dibanding jack reacher 2, yg pertama ini ttp juara, "friendly" banter di pertemuan perdana reacher-cash, bagaimana masing2 sama2 menyadari siapa sosok sesungguhnya dr lawan bcr mereka digambarkan dgn menarik
ReplyDeleteSalah 1 film action paling favorit, simpel tp ttp mengena, benar kt bung taufiq adegan pembukanya ciamik. Dibanding jack reacher 2, yg pertama ini ttp juara, "friendly" banter di pertemuan perdana reacher-cash, bagaimana masing2 sama2 menyadari siapa sosok sesungguhnya dr lawan bcr mereka digambarkan dgn menarik
ReplyDelete