“Kebahagiaan akan datang saat kamu sudah bersyukur.”
Apakah kamu familiar dengan
istilah time loop yang beberapa kali
dipergunakan oleh film dari negara-negara yang telah jauh berkembang? Jika belum,
istilah ini secara ringkas merujuk kepada film dengan tokoh utama yang terjebak
dalam putaran waktu. Hari-harinya selalu berulang di satu tanggal,
situasi-situasinya sama persis plek
ketiplek, dan si protagonis harus mencari tahu sabab musababnya agar bisa terbebas
dari siksaan duniawi ini lalu kembali menjalani kehidupannya seperti biasa. Satu
judul paling populer yang menerapkan konsep penceritaan ini adalah Groundhog Day rilisan tahun 1993. Dari era
gawai, kamu bisa menjumpainya dalam Edge
of Tomorrow (2014), Happy Death Day
(2017), maupun Palm Springs yang
baru-baru ini dirilis. Sementara dalam khazanah sinema Indonesia, well, film berkonsep time loop sendiri masih sangat asing
meski hamba pribadi sama sekali tidak terkejut. Apalagi konsep ini terhitung
njelimet untuk dieksekusi dan film beraroma fantasi pun kurang diakrabi oleh
penonton di Indonesia raya. Siapa coba yang cukup nekat untuk mengambil resiko?
Sempat skeptis ranah ini akan benar-benar dijajaki oleh sineas kita, ternyata oh
ternyata Anggy Umbara (Mama Cake, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss) di
bawah payung MD Pictures berani mengambil tantangan tersebut dengan menggarap Sabar Ini Ujian yang dilabeli “film
Indonesia pertama yang mengaplikasikan konsep time loop”. Hasilnya? Sajian komedi drama yang menghibur meski
masih meninggalkan catatan disana sini.
Dalam Sabar Ini Ujian, karakter yang ketiban sial adalah seorang pemuda bernama Sabar (Vino G. Bastian) yang belum
kunjung bisa menerima kenyataan kalau dirinya dan mantan kekasihnya, Astrid
(Estelle Linden), telah bubar jalan. Padahal hubungan mereka kandas empat tahun
lalu dan sang mantan akan menikahi Dimas (Mike Ethan) yang juga teman Sabar
semasa SMA. Saking sulitnya untuk move on,
Sabar sempat berpikir untuk tak menghadiri pesta pernikahan Astrid-Dimas. Tapi
bujukan dari ibunya (Widyawati) beserta sahabatnya, Billy (Ananda Omesh),
membuat si protagonis berubah pikiran. Toh cuma butuh satu hari buat bertahan
menghadapi ujian kehidupan ini, apa sih yang mungkin menyiksa? Tentu saja untuk
seseorang yang belum bisa ikhlas melepaskan, menghadiri acara seperti ini
tetaplah menyiksa lahir batin. Terlebih Sabar juga harus menghadapi
guyonan-guyonan bernada mengejek dari dua temannya, Yoga (Rigen Rakelna) dan
Aldi (Ananta Rispo), yang bikin hati panas. Sabar pun harus bisa bersabar. Yang
tak diketahui oleh tokoh utama kita ini, ujian tidak berhenti sampai disini
saja. Kala dirinya terbangun di kamar kos keesokan harinya, Sabar mendapat
kejutan yang sangat teramat aneh: dia kembali terbangun di hari pernikahan
Astrid. Mulanya, Sabar mengira keanehan tersebut hanyalah bagian dari candaan
yang digagas oleh teman-temannya. Namun ketka dia kembali mengulang hari yang
sama di hari-hari berikutnya, pada saat itulah Sabar harus menemukan akar
masalah yang menyebabkannya terjebak dalam putaran waktu.
Mesti diakui, mudah untuk
menyebut Sabar Ini Ujian sebagai
salah satu karya terbaik yang pernah ditelurkan oleh Anggy Umbara. Paruh awalnya,
terutama saat si karakter utama berusaha untuk memahami dan beradaptasi dengan
apa yang terjadi padanya, menjadi bagian paling mengasyikkan dari film. Sang
sutradara paham betul bahwa film berkonsep time
loop berpotensi terjerembab menjadi sajian menjemukan mengingat sebagian
durasinya diisi pengulangan-pengulangan adegan dan dalam konteks Sabar Ini Ujian, latar penceritaan
banyak dihabiskan di dalam ballroom. Demi
menyiasatinya, Pak Anggy gesit menyelipkan pembeda dalam setiap repetisi sehingga
penonton pun dilingkupi keingintahuan, “apa
nih yang akan dilakukan oleh Sabar selanjutnya?.” Disokong oleh
penyuntingan dinamis dari Cesa David Luckmansyah serta performa santai dari
jajaran pemain, satu jam awal pun diisi banyak kesenangan yang mengundang gelak
tawa. Saya pribadi menyukai tektokan antara Rigen Rakelna dengan Ananta Rispo yang
terasa mengalir begitu saja. Guyonannya receh sih – apalagi soal kepanjangan
CLBK – tapi penyampaian keduanya yang efektif memungkinkan tiap celetukan
memiliki daya tonjok humor yang kuat. Serius, hamba terbahak-bahak tiap mereka
muncul. Vino G. Bastian yang diposisikan sebagai pemain sentral juga lihai
menangkap umpan-umpan yang diberikan oleh duo ini sehingga mereka bisa tampil
meyakinkan sebagai teman baik. Tak hanya dengan Rigen-Ananta, Vino turut
berkesempatan untuk menggila bersama Dwi Sasono (sebagai teman kosnya yang
demen bugil) dimana dia menghadirkan momen emas dengan memarodikan sejumlah
peran dari film-filmnya sebelumnya. Gokil!
Kecakapan Vino dalam menangani momen
komedik ini sejalan dengan kemampuannya dalam melakoni momen dramatik. Dia
mendapat “lawan tanding” kelas kakap seperti Widyawati beserta mendiang Adi
Kurdi yang bahkan sanggup membuat penonton terenyuh hanya dari sentuhan-sentuhan
kecil dalam gestur. Saya menyukai adegan percakapan antara Sabar dengan ibunya
melalui telepon, dan saya amat menyukai obrolan keduanya di meja makan mengenai
mendefinisikan kebahagiaan. Terasa hangat. Berkat akting tiga pelakon ini, Sabar Ini Ujian masih mampu
mengaduk-aduk emosi penonton di menit-menit terakhirnya yang terasa goyah. Ada ketidakwajaran
terdeteksi pada titik ini. Memang, film sudah mulai menunjukkan problematikanya
pada pertengahan durasi yang lajunya cenderung nyeret-nyeret. Tapi setelah dua pengungkapan
besar terjadi (yang tentu tidak akan hamba jabarkan secara detil), Sabar Ini Ujian seperti kehilangan daya
pikatnya. Nada pengisahannya mendadak berubah drastis dari ceria menjadi
depresif, lalu bangunan motivasi yang disematkan untuk dua karakter krusial di
penghujung kisah tidak pula cukup meyakinkan. Haruskah dipertemukan dengan cara
semendadak itu tanpa ada interaksi tipis-tipis sebelumnya? Haruskah diakhiri
dengan senelangsa itu yang menjadikannya kontradiktif dengan semangat di awal? Padahal,
hamba sudah merasa terhubung dengan topik obrolannya perihal mengikhlaskan,
memaafkan, serta berdamai dengan trauma masa lalu. Andai tak ada sisipan twist – atau andai ditangani dengan
lebih meyakinkan – film ini mungkin bisa terhidang dengan lebih memuaskan.
Note : Ada bloopers di sela-sela end credit. Jangan dilewatkan soalnya lucu sekali.
Bisa ditonton di Disney+ Hotstar
Exceeds Expectations (3,5/5)
Durasi panjang nya memang agak terasa ya, tapi saya suka sih dgn cerita nya humor nya dpt, drana nya dapat. Hanya saja aku gak terlalu suka cerita dia dgn luna maya itu, terlalu ingin di buat happy ending. padahal hal kan cerita move on sebenarnya gak harus ada pasangan.
ReplyDeleteBisa lho dipadetin jadi 100 menit saja. Berasa bertele-tele di tengah dan cerita soal Luna Maya itu nggak mulus masukinnya. Nggak masalah sebetulnya cuma terlalu mendadak.
DeleteJustru yang paling menarik karena ada Luna Maya nya sih. Kemistri Vino and Luna dapet banget. Paling mencuri perhatian sih percakapan mereka di bathhub.
ReplyDeleteKalau akting memang bagus kok. Luna selalu bisa kelihatan charming. Yang ganggu, prosesnya terlalu cepat dan mendadak. Bakal lebih masuk akal kalau mereka sempat ketemu sekilas beberapa kali sebelumnya.
Deletedapatkan jackpot yang besar hanya di IONQQ
ReplyDeleteWA: +855 1537 3217
Secara alur memang bagus dan memberi kesan yang baik. fase awal ke tengah cukup enjoyble. Namun di fase menuju akhir terkesan terlalu tiba tiba
ReplyDeleteslot judi terpercaya
ReplyDeleteslot terpercaya
slot togel
togel slot
slot online