Pages

August 27, 2010

REVIEW : CATS & DOGS : THE REVENGE OF KITTY GALORE


Diggs (James Marsden), seekor anjing polisi, kembali dikandangkan setelah membuat kekacauan di tempat kejadian perkara. Belum sempat 'menikmati' dinginnya lantai kandang, Diggs keburu diculik oleh agen dari HQ. Dipecat dari kepolisian, Diggs justru mendapat tawaran dari Lou (Neil Patrick Harris) untuk menjadi agen di HQ dengan Butch (Nick Nolte) sebagai mentornya. Awalnya Diggs menolak, tapi mengetahui bahwa tugas pertamanya adalah mengejar seekor kucing, dia tak kuasa untuk menolaknya. Diggs dan Butch ditugaskan untuk menggagalkan rencana dari Kitty Galore (Bette Midler), mantan agen MEOWS yang menjadi jahat karena trauma masa lalu dengan majikannya. Kitty berencana untuk balas dendam ke semua anjing, manusia dan kucing di seluruh dunia dengan mengirimkan sinyal berbentuk suara yang bisa membuat anjing menjadi tak terkendali. Butch dan Diggs pun bekerjasama dengan seekor burung merpati yang memiliki banyak informasi mengenaik Kitty, Seamus (Katt Williams) dan seekor agen kucing dari MEOWS yang mempunyai misi yang sama dengan mereka, Catherine (Christina Applegate). Untuk pertama kalinya dalam sejarah, anjing dan kucing bekerjasama.


Cukup aneh sebenarnya mengapa sekuel Cats & Dogs baru dirilis 9 tahun sesudah film pertama tayang. Bahkan kemunculan Cats & Dogs : The Revenge of Kitty Galore juga tergolong mengejutkan karena sebelumnya Warner Bros. tak mengisyaratkan film ini akan dirilis dalam waktu dekat, seakan mereka sangat yakin bahwa Cats & Dogs 2 bakalan tetap laris di pasaran meskipun minim promo. Cats & Dogs memang bisa dibilang sukses saat pertama kali tayang 9 tahun lalu, namun tak cukup populer. Jadi keputusan Warner Bros. untuk melempar Cats & Dogs 2 di tengah gempuran film musim panas kelas berat dengan promo yang sangat minim sangatlah beresiko. Benar saja, walau sudah didukung tiket 3D yang harganya lebih mahal, nyatanya Cats & Dogs hanya mendapat sekitar $12 juta di pekan pertama penayangan, jauh berbeda dengan prekuelnya yang memperoleh $22 juta dalam periode yang sama. Muncul tiba - tiba, hilang tiba - tiba.

Tanpa menonton prekuelnya pun, penonton masih bisa mencerna jalan cerita dari Cats & Dogs : The Revenge of Kitty Galore. Saya sendiri sudah lupa bagaimana kisah dari film pendahulunya, yang saya ingat hanyalah adegan dimana keluarga Jeff Goldblum ditawan oleh sekelompok kucing dan tentu saja Mr. Tinkles (Sean Hayes) yang imut nan menggemaskan. Namun setidaknya masih ada yang bisa saya ingat dari film ringan tersebut, sementara untuk sekuelnya ini saya pesimis masih bisa mengingatnya sepuluh tahun ke depan. Selain pameran kucing - kucing imut, tak ada yang menyenangkan dari Cats & Dogs 2. Film ini begitu membosankan sehingga durasi 82 menit terasa panjang. Jelas sekali Brad Peyton mengincar penonton cilik sebagai target utamanya, tapi apa dia dan rombongan penulis skenario tidak memikirkan penonton dewasa yang menemani si penonton cilik ? Sekilas plotnya memang terlihat menarik dan menjanjikan, namun dalam eksekusinya menjadi mentah. Kisahnya begitu kekanakan dan konyol, humornya terasa garing dan alurnya tak enak untuk dinikmati.

Film dengan tokoh utama binatang yang bisa berbicara rupanya semakin mengesalkan saja untuk ditonton. Tengoklah Furry Vengeance, Beverly Hills Chihuahua dan Alvin & The Chipmunks 2 yang dibuat dengan ngawur tanpa peduli mutu cerita. Sialnya, Cats & Dogs 2 hanya memperpanjang daftar ini saja. Entah apa yang dilakukan oleh keempat penulis skenario saat sedang menggarap naskah film ini, namun yang jelas naskahnya begitu bobrok dan kacau. Penggunaan serombongan artis terkenal sebagai pengisi suara juga terkesan mubazir karena mereka tak sanggup menyelamatkan kualitas Cats & Dogs 2, hanya Sean Hayes yang lumayan saat menyuarakan Mr. Tinkles sementara sisanya tak jadi soal jika diganti oleh artis lain. Bagian paling mengerikan sesungguhnya adalah penipuan dan pemerasan yang dilakukan oleh Warner Bros. kepada para penonton dengan cara mengedarkan film ini dalam bentuk 3D. Bagaimana bisa mereka mengedarkan Cats & Dogs : The Revenge of Kitty Galore dalam bentuk RealD 3D dan Digital 3D sementara semua itu hanyalah omong kosong belaka ? Tak ada bedanya menyaksikan film ini dalam bentuk 2D atau 3D karena efeknya memang sama sekali tak terasa. Sungguh menggelikan. Malahan, film pendek 3D yang diputar sebelum Cats & Dogs : The Revenge of Kitty Galore yang melibatkan karakter favorit saya, Wile E. Coyote dan Road Runner, jauh lebih menghibur dan efek 3D-nya sangat terasa.

Nilai = 4/10 (Poor)

7 comments:

  1. Sudah berkali-kali ngelihat kover VCD film ini di rental. Tapi belum minat-minat nyentuhnya.

    Is it really that poor?

    ReplyDelete
  2. Yes, it is. kalau yang Cats & Dogs (prekuel) masih lumayan bisa dinikmati sedangkan film ini bagi saya sangat membosankan. Memang ada beberapa momen yg cukup menyegarkan, tapi tak menolong film secara keseluruhan. Itu berdasarkan apa yang saya alami =)

    ReplyDelete
  3. Saya sih belum liat filmnya tapi kok kayaknya kucing di film hollywood terkesan seperti makhluk yang buruk ya?

    ReplyDelete
  4. yah jelek y??

    padahal blm ntn n pgn ntn

    ReplyDelete
  5. @ budi : mungkin karena sifat kucing yang cenderung pemalas dan egois. di Cats & Dogs 2 lebih lumayan karena masih pro kucing, tak seperti prekuelnya yg jelas" menaruh kucing sebagai tokoh antagonis.

    echo : kalo tetep pengen nonton, silahkan saja. cuma saya saranin di 2D aja karena 3D tak memberi efek apapun =)

    ReplyDelete
  6. Lah, segitu membosankan ya filmnya? Padahal klo gw liat trailernya lumayan menjanjikan tuh. Apa jangan2 trailernya pengen "ngejebak" kayak The Last Airbender ye? Wkwkwkwk

    Lagian emang bener, film ini promosinya kurang banget. Gw malah baru ngerti film ini pas bulan kemaren gw ngeliat poster-poster film tahun 2010 yg lo pajang. Kayaknya pihak PH-nya bener2 kelewat optimis ama ini film, ditambah film pertamanya juga dah lama banget rilisnya sehingga histerianya dah lama berlalu

    ReplyDelete
  7. lebih ke selera ya, pet. mbak2 yang duduk di sebelahku sangat terhibur soalnya. bagi diriku mungkin tak berhasil, tapi bisa jadi kau malah menyukainya. cuma disarankan tonton versi 2D-nya aja, sayang duit, hehe.

    bisa kelewat optimis atau malah film ini dianaktirikan? aku juga baru tahu setelah melihat jadwal rilis di web BOM. tak ada promosi apapun di media, muncul begitu saja.

    ReplyDelete