Sayangnya, hubungan Milli dan Nathan tidak berlangsung lama. Saat masa SMA berakhir, mereka putus. Nathan fokus pada studinya, sementara Milli ingin meraih impiannya menjadi seorang penulis. Meski begitu, mereka tetap berkomunikasi dengan baik. Pada titik ini, Nathan terlihat seperti Hari dalam Hari Untuk Amanda. Setelah menjalani waktu yang menyenangkan bersama Milli, dia ingin mereka rujuk. Nathan memang tidak digambarkan sebagai cowok brengsek dan hanya menginginkan kesenangan saja layaknya Hari, tapi dia seperti tidak yakin dengan suara hatinya dan cenderung enggan mengambil resiko. Milli menolak kembali ke pelukan Nathan. Selain telah memiliki Oscar (Fendy Chow), dia juga tidak yakin apakah Nathan benar-benar telah yakin dengan pilihannya. Seakan ada pesan yang ingin disampaikan oleh Titien Wattimena sehubungan dengan perkembangan karakter Milli dan Nathan. Kesuksesan tidak selalu berbanding lurus dengan prestasi akademis. Yang terpenting adalah keberanian untuk mengambil resiko dan percaya dengan kemampuan diri sendiri. Nathan tentu tidak pernah menyangka jika Milli akan memiliki masa depan yang lebih baik darinya. Milli percaya dan mantap dengan kata hatinya, sementara Nathan dipenuhi keraguan.
Dengan chemistry yang terjalin apik antara Olivia Lubis Jensen dan Chris Lauren serta cukup banyaknya dialog-dialog cerdas, Milli & Nathan adalah sebuah tontonan yang cukup menyegarkan. Tidak kelewat membanyol dan tidak juga kelewat cengeng seperti Satu Jam Saja. Takarannya pas. Namun sayangnya, kesalahan yang terjadi di kebanyakan film Indonesia kembali terulang. Penyelesaian masalahnya terkesan terlalu terburu-buru dan digampangkan. Endingnya yang sangat klise membuat saya kesal. Apa tidak ada cara lain yang lebih segar, realistis dan greget? Penonton seolah dipermainkan. Maka jangan heran jika saya begitu memuja Hari Untuk Amanda. Salman Aristo dan Ginatri S. Noer mengakhiri kisahnya dengan dewasa dan manis. Seandainya Titien Wattimena sedikit lebih berani dalam mengambil resiko, mungkin Milli & Nathan akan lebih mengesankan. Penyelesaian kisah Milli sudah apik, sayang kisah Nathan diakhiri dengan klasik. Bahkan sejak pertengahan film sudah bisa ditebak bagaimana akhir dari kisah percintaan Milli dan Nathan. Ya, memang tidak ada gading yang tidak retak.
Acceptable
Trailer :
No comments:
Post a Comment