Pages

June 6, 2016

REVIEW : MONEY MONSTER


“The name is Lee Gates, the show is Money Monster. Without risk, there is no reward. Should I sell? Should I a loan? Get some balls!” 

Pernah nonton film thriller dari Negeri Gingseng berjudul The Terror Live arahan Kim Byung-woo? Kalau belum, begini garis besar ceritanya. Seorang mantan news anchor ternama bernama Yoon Young-hwa (Ha Jung-woo) yang kini dimutasi ke radio mendapatkan telepon gelap bernada ancaman. Mulanya menganggap hanya sekadar perbuatan iseng, tak disangka-sangka ancaman tersebut diwujudkan dalam bentuk pengeboman jembatan hingga menewaskan puluhan sipil tak bersalah. Alih-alih melaporkan ke pihak berwenang, Yoon Young-hwa justru melihat teror yang didapatnya sebagai kesempatan untuk melambungkan kembali karirnya. Didukung pula oleh sang atasan yang gila rating, telepon gelap ini diboyong ke siaran langsung program berita nasional tanpa menyadari besarnya bahaya yang mengintai mereka. Si protagonis tiba-tiba menjadi sandera dalam program televisi yang dipandunya dan menjadi tontonan seantero Korea Selatan. Sampai disini kamu mungkin bertanya-tanya, lalu apa keterkaitannya dengan Money Monster? Nah, nasib kurang lebih serupa dialami oleh Lee Gates (George Clooney), seorang pembawa acara seputar dunia saham dari film layar lebar keempat yang digarap Jodie Foster usai The Beaver ini. 

Keduanya sama-sama disandera oleh seorang pria penuh amarah di hadapan jutaan jiwa pemirsa layar beling. Keduanya sama-sama berdiri di atas garis tipis yang memisahkan antara hidup dan mati. Dan, keduanya sama-sama tidak mempunyai sedikitpun kesempatan untuk berbuat kesalahan atau konsekuensinya adalah mati konyol. Kalau ada pembeda diantara mereka, maka itu keberadaan si pelaku (dan motifnya, tentu saja!). Penonton beserta para korban di The Terror Live tidak dibiarkan tahu dimana si peneror bersembunyi sampai detik-detik menjelang klimaks. Kita mendapatkan teror melalui suara dari ujung gagang telepon. Sementara dalam Money Monster, wajah si penebar teror telah tersibak sedari awal. Seorang pria yang menyamar sebagai kurir, Kyle Budwell (Jack O’Connell), nyelonong masuk ke studio saat program milik Lee baru saja mengudara dan tanpa memberi aba-aba langsung menodongkan pistol ke arah Lee. Dia meminta pertanggungjawaban Lee atas raibnya uang sebanyak $60 ribu miliknya yang diinvestasikan dalam bentuk saham di IBIS Global Capital sesuai rekomendasi Lee melalui salah satu episode.

Seperti halnya Kyle, Lee pun tak tahu menahu mengenai persoalan ini. Sang sutradara, Patty Fenn (Julia Roberts), yang membantu Lee menenangkan Kyle lewat earphone, mencoba melacak kebenaran soal saham di IBIS Global Capital. Dari hasil penelusuran, didapat kenyataan bahwa setidaknya uang senilai $800 juta amblas tak jelas juntrungnya dan CEO perusahaan tersebut, Walt Camby (Dominic West), menghilang entah kemana. Kedua perkara tersebut dijelmakan Jodie Foster ke bentuk pertanyaan “kemana perginya uang dan CEO IBIS Global Capital?” demi mengikat erat penonton di bangku bioskop. Menariknya, untuk menjumpai cikal bakal tercetus pertanyaan “apa yang sesungguhnya terjadi disini?” penonton tidak diayunkan-ayunkan terlalu lama. Basa-basi sejenak di menit pembuka yang bertujuan memberi gambaran seperti apa ‘dunia’ yang akan kita masuki, Jodie Foster secara tegas mulai mengeskalasi ketegangan bahkan sebelum Money Monster memasuki menit belasan. Kemunculan pertama kali Kyle telah mengumbar aroma kurang sedap yang memberi pertanda adanya ketidakberesan pada karakter ini. Betul saja, hanya dalam hitungan menit, nuansa film yang semula cerah ceria perlahan tapi pasti beralih ke mencekam seiring semakin dekatnya Kyle dengan Lee. 

Jodie Foster cerdik menyulap ruang gerak serba terbatas yang sejauh mata memandang kita hanya melihat isi studio, jalanan di luar studio serta kantor IBIS Global Capital menjadi wahana permainan yang memungkinkan para pengunjungnya tersergap rasa ‘harap harap cemas’. Berulang kali, penonton dihadapkan pada momen-momen yang sangat memungkinkan untuk kesulitan menghembuskan nafas lega dengan beberapa titik disisipi humor tepat sasaran sebagai penawar stres. Lawakannya pun tak sembarangan, melainkan sentilan sentilun sosial yang mempergunjingkan soal korupsi, masyarakat modern, sampai pertelevisian. Selain itu, Money Monster mempunyai barisan karakter utama yang mudah untuk diberi simpati – kejengkelan terhadap Lee dan Kyle di awal film seketika memudar begitu kita mengetahui lebih jauh latar belakang mereka – dan dimainkan sangat baik pula oleh jajaran pelakonnya terutama George Clooney, Julia Roberts, beserta Jack O’Connell sehingga memudahkan kita dalam menginvestasikan emosi. Dengan terinvestasinya emosi, penonton seolah memiliki kedekatan bersama karakter-karakter di film yang lantas melahirkan kepedulian seperti misalnya harapan untuk melihat para korban ini dapat lancar jaya menuntaskan misi-misi mereka. Kita bersorak kepada mereka dan diliputi keingintahuan lebih lanjut perihal apa yang menanti mereka di ujung hari. Mengasyikkan!

Outstanding (4/5)

3 comments:

  1. X-men apocalypse gaada reviewnya ya om?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sewaktu filmnya tayang, nggak sempet bikin ulasannya. Atau mau dibuatin ulasan pendeknya sekalian sama TMNT 2?

      Delete
    2. Mau dong om. Now you see me 2 juga dong ommm, thakies!

      Delete