Pages

August 16, 2016

REVIEW : SADAKO VS. KAYAKO


Pernah menjumpai sebuah film yang kadar ketololannya maksimal sampai-sampai terasa menghibur buat ditonton? Jika belum, deskripsi tersebut tepat buat dilekatkan pada Sadako vs Kayako. Hanya dengan mendengar gagasan mempertarungkan dua hantu ikonik asal negeri Sakura saja sudah bikin geli-geli gimana gitu. Terlalu naif kalau menduga Sadako vs Kayako akan memberimu kengerian selayaknya jilid awal dari franchise yang dibintangi kedua demit ini – Sadako dari Ring, sementara Kayako dari Ju-On – mengingat sejarah mencatat pertandingan satu lawan satu antar karakter film horor legendaris seperti tampak dalam Freddy vs Jason (2003) maupun Alien vs Predator (2004), kesemuanya berakhir sebagai lawakan alih-alih teror nyata. Dan ya, meski dipunggawai Koji Shiraishi yang pernah memberikan mimpi buruk lewat The Curse (2005), Sadako vs Kayako memang sama sekali tidak mencoba untuk tampil serius. Jadi jangan heran jika kamu akan mendapati serentetan keganjilan-keganjilan menggelikan bertebaran sepanjang durasi merentang. 

Sebelum memaparkan sekelumit plot dari Sadako vs Kayako, apakah kamu mengetahui masing-masing dari mereka? Jika belum, begini ringkasannya. Sadako Yamamura adalah penebar teror utama di rangkaian film Ring yang menyebarkan kutukan lewat sebuah rekaman video. Siapapun yang menonton video tersebut – entah sengaja atau tidak – akan tewas secara mengenaskan sepekan kemudian. Sementara Kayako Saeki yang memiliki rambut hitam sama panjangnya dengan Sadako adalah hantu penunggu di sebuah rumah yang dulu ditinggalinya semasa hidup dalam Ju-On. Bersama putra semata wayangnya yang bisa mengeong, Toshio, Kayako membunuh mereka yang lancang memasuki rumahnya tersebut. Dalam Sadako vs Kayako, kedua makhluk gaib ini tidak serta merta dipertemukan begitu saja. Mulanya, mereka melancarkan kutukan secara terpisah; Sadako berniat menjemput nyawa dua sahabat yang kebetulan apes menyaksikan rekaman video terkutuknya, dan Kayako hendak menghukum seorang gadis SMA yang menerobos masuk rumahnya menyusul desas desus menghilangnya sejumlah bocah SD. Namun rencana dua hantu yang mungkin tidak saling mengenal ini buyar saat seorang pembasmi hantu, Keizo (Masanobu Ando), dan asistennya, Tamao (Mai Kikuchi), berniat mengadu domba mereka demi menghilangkan kutukan yang menghinggapi ketiga gadis malang tersebut. 

Membaca sinopsis di atas, tentu sudah bisa terbayang bagaimana ajaibnya Sadako vs Kayako, bukan? Keganjilan-keganjilan menggelikan bersliweran disana sini sepanjang mengalunnya durasi yang mencapai titik ke-98. Entah itu mencuat dari barisan karakternya yang mayoritas menjauhi kata normal (terutama Keizo dengan jurus-jurus andalannya, Tamao si anak ajaib, professor Morishige yang terobsesi kepada Sadako, serta salah satu korban, Natsumi, yang bisanya cuma merengek tanpa henti), ide-ide lontaran dari setiap karakter yang bikin garuk-garuk kepala, deretan dialog suka-suka (contoh, dialog “saya mati besok” disahut sekenanya “kalau saya sih lusa”), sampai cara kematian yang divisualisasikan serba over-the-top sehingga acapkali mengundang tawa saking lebaynya ketimbang bikin bergidik ngeri. Menyadari betul bahwa membawa film ini ke arah serius akan berakhir blunder selayaknya ehem, Sadako 3D, Ju-On: The Final Curse dan sederet instalmen lainnya, Koji Shiraishi memutuskan bermain-main saja toh premisnya sendiri sudah terlalu sulit buat ditanggapi serius. Dengan kebanyakan materi promo cenderung ngebanyol, calon penonton pun diharapkan telah mengantisipasi akan seperti apa penghantaran Sadako vs Kayako

Walau didominasi ngelaba, bukan berarti Sadako vs Kayako tidak mempunyai momen-momen penciut nyali. Memberi penghormatan terhadap Ring beserta Ju-On, kamu akan memperoleh teror khas yang mencekam dari masing-masing hantu. Sensasi was-was masih menerpa ketika rekaman video kutukan kepunyaan Sadako diputar lalu diikuti dering telepon beberapa saat setelahnya dan sensasi bergidik ngeri mengemuka begitu Kayako mulai menampakkan diri dengan gaya merangkak legendarisnya. Ada pula atmosfir mengganggu yang disulut oleh keberadaan lorong-lorong gelap. Ya, Sadako vs Kayako tidak sekadar asyik disebabkan akumulasi kebodohan-kebodohan tetapi juga karena muatan teror mencekamnya masih berada di level lumayan meski tidak sedikit diantaranya yang gagal bekerja akibat terlampau familiar formula menakut-nakutinya. Dan omong-omong, bagaimana dengan pertikaian Sadako dan Kayako yang ditunggu-tunggu itu? Well, tidak terlalu banyak yang bisa diharapkan. Epik sih, bahkan sangat mungkin kamu akan dibuat takjub dengan imajinasi kreatornya, namun terlalu singkat durasinya. Setelah perjalanan perlahan menuju klimaks, tentu ada keinginan melihat mereka saling jambak-jambakan dalam kurun waktu lebih panjang.

Note : Ada sebuah post credits-scene. Pastikan untuk bertahan sampai benar-benar penghujung film.

Acceptable (3/5)

14 comments:

  1. bung review film light out dong...saya baru selesai nonton nya pengen tahu komentar dari cinetariz

    ReplyDelete
  2. Pas ngeliat adegan berantemnya... ingin rasa memutarkan iklan pantene wkwkwk 😁😁😁😁
    Sumpah!! Ini film horor yang paling gaje(?) yang pernah aku tonton...

    ReplyDelete
    Replies
    1. @muthiah: Hahaha. Kalau di Indonesia bakal dapet sponsor dari Pantene kali yak.

      Delete
  3. Gan, bisa riview tentang adegan akhir penayangan gak yang setelah credits scene?
    Duh, tadi pas nonton nih film keburu kabur sebelum liat akhirnya, jadi gak nonton endingnya banget?
    Trus itu setelah Sadako sama Kayako berubah jadi satu tubuh, begimana lagi kelanjutannya gan?
    Bisa kasih tau atau di sharing, gan...
    Gila, bagian akhir penayangan penasaran banget, itu ujungnya mereka gimana? Mati semua?
    Nah setannya itu gimana setelahnya?
    Yang sama2 uda nonton, bisa dibantu jawab yah wkwkwk... 😂
    Tapi jujur, bener banget.. Ini film horor terkocak, terlawak, dan tergokil.. Bukannya merinding ngeri atau takut, ini malah bawaannya ketawa muluk wkwkwk... :v
    Semoga ada yang bantu jawab ya gan, makasih (y)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada footage sadako tapi cara jalannya seperti sadako tapi mau merangkak kayak kayako, terus keluar suara khas kayako banget, pemainnya mati semua

      Delete
    2. Nah @hanifah, udah dijawab sama anonim ya. Memang nggak banyak hal yang dijabarkan kok setelah terbentuknya Sayako (ya, itu nama wujud baru mereka). Curiganya sih, buat bekal bikin sekuel.

      Delete
    3. Ouh gitu, hmm mau nanya lagi gan..
      Endingnya setelah credits scene, yang katanya pemainnya mati semua, akhirnya diliatin cara ngebunuhnya gak?
      Apa cuma gitu doang, uda tiba2 pemainnya mati, gitu?

      Delete
    4. @CineTariz iya gan, saya juga menduganya bakal ada s2 atau sekuelnya nanti..
      Kalo pemainnya mati semua, lah itu setannya gimana, dibiarin masih gentayangan gitu, gak bisa disebut ending kan itu cerita ckckck... :3
      Horor teraneh dan terkocak yang pernah saya tonton wkwk :v
      Saya aja sampe ketawa bukannya serem bergidik ngeri, hahaha... :v

      Delete
    5. Iya kan? Konyol banget emang film ini. Tapi saking konyolnya sampai jadi menghibur karena terlalu banyak ketawa. Hahaha.

      Dan ya, setannya memang dibiarin menang. Sebenernya nggak aneh sih dalam film horor apalagi kalau udah jadi franchise. Kalaupun pada akhirnya bisa ditaklukkan, ntar paling di seri berikutnya dihidupkan lagi. Hahaha.

      Delete
  4. Keren nih rating dari filmnya :o sinopsisnya juga keren sip lah

    ReplyDelete
  5. Jelasin panjang banget,tp untuk bilang klo sadako akhirnya gabung dg kayako kok susah amat..^-^

    ReplyDelete
  6. Yang rada aneh dan juga konyol waktu si kayako ngebunuh kedua orang tua itu gadis,tapi kok itu gadis ekspresi nya datar datar aja seperti gag ada sama sekali rasa sedih nya ketika di tolong keizo

    ReplyDelete