May 23, 2017

REVIEW : THE AUTOPSY OF JANE DOE


“All these mistakes, my mistakes, and you had to pay for them.” 

Seperti halnya Last Shift yang sempat mampir di bioskop tanah air tahun lalu, nasib The Autopsy of Jane Doe bisa dibilang apes. Betapa tidak, mengingat jajaran pelakon utamanya bukanlah nama sembarangan, sang sutradara punya jejak rekam membanggakan dimana karya sebelumnya yakni Trollhunter disambut sangat hangat oleh para pecinta film horor dunia, dan premis usungannya terdengar menggoda, film ini tidak pernah memperoleh kesempatan untuk dipertontonkan secara luas. Selepas diperkenalkan pertama kali ke khalayak melalui Toronto International Film Festival, The Autopsy of Jane Doe lantas menyapa penikmat tontonan seram hanya melalui rilisan secara terbatas di bioskop, streaming platform, dan home video. Nyaris tiada terdengar gaungnya. Dugaan yang lantas muncul, apakah ini berarti film arahan André Øvredal tersebut mempunyai mutu kurang baik sampai-sampai pihak distributor emoh menggelontorkan dana besar untuk promosi dan perilisan? Tapi, (lagi-lagi) seperti halnya Last Shift, kualitas bukanlah alasan utama yang melatarbelakangi karena kenyataannya kedua judul ini – khususnya The Autopsy of Jane Doe – merupakan harta karun tersembunyi yang sebaiknya tidak dilewatkan begitu saja oleh para pecinta film horor. 

Judul dari film ini merujuk pada sesosok mayat perempuan cantik tanpa identitas (Olwen Catherine Kelly) yang ditemukan setengah terkubur di ruang bawah tanah dari sebuah rumah yang menjadi TKP pembunuhan. Sheriff Sheldon (Michael McElhatton) yang ditugaskan untuk menyelidiki kasus aneh ini lantas membawa mayat si perempuan yang diberi nama Jane Doe pada ahli otopsi setempat, Tommy Tilden (Brian Cox) dan putranya Austin (Emile Hirsch), demi mengungkap penyebab kematiannya. Menguak pemicu tewasnya Jane Doe nyatanya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan karena mayat Jane Doe jelas bukanlah mayat biasa. Setidaknya ada tiga kejanggalan yang berhasil diendus oleh Tommy. Pertama, tidak ditemukan adanya tanda-tanda luka atau trauma dalam tubuh mayat. Kedua, tubuh korban mengindikasikan bahwa waktu kematian baru saja terjadi sementara mata korban menyatakan bahwa waktu kematian telah berlangsung beberapa hari silam. Dan ketiga, beberapa bagian dalam tubuh mengalami kerusakan tanpa meninggalkan bekas luka di bagian luar. Tatkala mencoba menggali lebih dalam mengenai kebenaran dibalik tewasnya Jane Doe inilah baik Tommy maupun Austin harus menghadapi berbagai peristiwa yang sulit dijelaskan oleh nalar.


Dalam membangkitkan bulu kuduk penonton di The Autopsy of Jane DoeAndré Øvredal kerap bermain-main dengan atmosfir yang menciptakan rasa tidak nyaman. Sukar untuk bisa duduk di kursi bioskop tanpa dirongrong perasaan gelisah ketika pemandangan yang terhampar di layar adalah lift sempit yang menjadi akses satu-satunya untuk keluar masuk, lorong panjang dengan pencahayaan temaram, dan ruang otopsi penuh mayat yang bertempat di ujung dari sebuah basement. Belum apa-apa, si pembuat film telah menciptakan nuansa klaustrofobik yang mencekat. Lalu tambahkan semua hal-hal mengganggu ini dengan mayat Jane Doe. Yang belum dijabarkan di sinopsis – tapi bisa diketahui melalui poster – adalah mata si mayat yang senantiasa terbuka. Coba bayangkan dirimu dalam posisi keluarga Tilden: mengautopsi mayat yang matanya seolah-olah tengah memandang ke arahmu di suatu ruangan tertutup di bawah tanah. Mengerikan? Jelas. Terlebih, asal muasalnya belum diketahui secara pasti. The Autopsy of Jane Doe berasa sedap buat disimak bukan saja karena kepiawaian sang sutradara dalam menciptakan rasa ngeri akibat kegelisahan tetapi juga berkat pekatnya misteri yang melingkungi guliran pengisahan. 

Ditengah ketidaknyamanan, kita turut dibuat bertanya-tanya mengenai identitas dari Jane Doe. Siapakah dia sebenarnya? Apakah dia mempunyai keterkaitan dengan pembunuhan yang ditangani oleh Sheriff Sheldon? Apa penyebab utama kematiannya? Mengapa tidak ditemukan tanda-tanda semacam luka atau trauma yang umumnya muncul pada mayat? Rentetan pertanyaan ini merupakan pisau bedah utama yang dipergunakan oleh André Øvredal guna menjerat atensi penonton agar berkenan mengikuti jalannya film hingga tutup durasi. Munculnya sejumlah peristiwa ganjil di ruang otopsi seperti kanal radio yang mendadak berubah dengan sendirinya bisa dikata efektif membantu tingkatkan kengerian, namun begitu film lepas dari babak kedua yang ditandai tersibaknya misteri, The Autopsy of Jane Doe tidak lagi semencekam paruh awalnya. Penyebabnya, perpaduan antara penjabaran jawaban kurang memuaskan (sempat nyeletuk, “yah... begini lagi!”) dan kebergantungan André Øvredal terhadap jump scares receh. Bukannya buruk toh intensitasnya masih dapat dirasakan, hanya saja jauh dari kesan istimewa seperti langkah awalnya lantaran sejumlah trik menakut-nakutinya telah cukup sering diterapkan di film sejenis. Cukup mengecewakan memang, tapi untungnya tak sampai menodai film secara keseluruhan. The Autopsy of Jane Doe tetaplah salah satu ‘harta karun tersembunyi’ bagi penikmat tontonan seram.

Exceeds Expectations (3,5/5)


31 comments:

  1. belum ada review ziarah ni zal?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maap. Karena satu dan lain hal, aku nggak bikin review Ziarah. Bocoran, nilainya Exceeds Expectations.

      Delete
  2. Dan entah kenapa link nya lebih duluan keluar daripada tayang di bioskop.
    Memang paruh pertama itu cukup mencekam juga bikin was was sekaligus penuh tanda tanya tapi memang di paruh kedua rasa horornya terasa biasa hanya lwt jumps scare yg maintream sehingga rasa gereget di awal jadi down

    ReplyDelete
    Replies
    1. Di beberapa negara emang langsung tayang di streaming service dan home video sih jadi linknya cepet nyebar. Nggak apa-apa, malah bisa nikmati filmnya juga tanpa sensor. Hahaha.

      Delete
  3. Min mau nanya judul film kali aja mimin tau, waktu itu saya liat video di group facebook ceritanya ada anak kecil gendut lagi main petak umpet dia nyumput di tempat nyimpen" padi semacam itulah, belum sempet nyumput ada dua anak kecil perempuan nah si perempuan itu nyuruh laki" itu buka celana nanti si perempuan itu juga janji buka punya dia, udah buka celana disuruh buka daleman juga pas udah dibuka terus mau dipake lagi celananya eh malah diinjek celananya sama perempuan itu, besoknya siperempuan lagi maen sepeda di stop sama laki" gendut itu lalu dibunuh dan dilemlar dari atas jembatan.
    Tau gk min judulnya? Penasaran banget nih pengen nonton.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hmmm... Rasanya pernah nonton cuma lupa judulnya. Kamu ada link buat ke videonya nggak? Sapa tahu keinget setelah menontonnya.

      Delete
  4. hahaha ak udah nonton zal, dan bagus yaaa, jujur banget itu film. walaupun sederhana :D

    ReplyDelete
  5. Bagian yang disensor apa aja, min?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tubuhnya si Jane Doe. Berhubung diotopsi, tentu saja dia telanjang.

      Delete
  6. film ini awalnya keren seperti CSI, lalu perlahan berubah jadi the X-Files (gabungan rasional dan irasional) lalu dengan total berubah jadi Mak Lampir, dan disinilah hilang geregetnya.
    ada part yang menimbulkan tanda tanya, apa ya maksud sutradara menampilkan adegan Tommy dan Austin terjebak dalam lift dan ngobrol, tentang mendiang Ibu Austin yang dipanggil sebagai Sun Shine. apa cuma kebetulan dengan lagu latar Open up your heart let the sun shine in

    ReplyDelete
  7. Min pernah nonton film ttg anak2 kulit putih masuk ke sekolah yang smuanya kulit hitam, filmn sih kyaknya, ttg rasis

    ReplyDelete
  8. Gila ini film, meskipun scenenya hampir di satu ruangan yang sama tapi suasana horronya ngena banget

    ReplyDelete
  9. Udah bertahun-tahun nunggu penjelasan endingnya, sama sequelnya.. tetep nggak dibuat.., penasaran sama latar belakang nih cewek, sampe bisa jadi penyihir, mungkin kalo ada sequelnya bisa ceritain pas tahun 1600an.. awal semua terjadi, dan apa tujuan nih cewek "jalan-jalan" di film The Autopsy of Jane Doe...

    ReplyDelete
  10. Min, ane mau nanya boleh ya, jaman dulu ane pernah nonton film di tv kalau gak salah tapi lupa judulnya apaan, ceritanya kira2 gini. Ada sebuah rumah yg terlindung seperti barier trnasparan gitu, nah terus dalam rumah itu tinggal sebuah keluarga yg misterius lalu beberapa orang polisi coba masuk/membuka barier tersebut dgn menembakinya dengan es batu atau apaan, pokoknya mirib es batu gitu bening2. Nah begitu es batu itu berhasil nembus itu barier kemuadian polisi itu masuk ehhh...tiba2 dia dimakan sama orang2/keluarga yg ada di dalam itu (entah zombie atau apaan ane kgak tau) kalau mimin yg budiman tau/pernah nonton. Mohon pencerahan judulnya min soalnya ane pengen nonton lagi sekarang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gw jg pernah rasanya dulu gan, kalo gak salah tayang di indosiar waktu itu. Tapi lupa jg judulnya

      Delete
    2. Up tolong min jawab kalau tau min, kalau gak tau tolong di cari tau min. Please

      Delete
    3. Seingat sy ini film misteri dgn durasi 10 / 20 menit, suatu hr para ilmuwan sdg meneliti sejenis jendela ( barier) yg bisa melihat ke dimensi lain, di dimensi itu memperlihatkan sebuah rumah dgn keluarga yg berpakaian dr zaman koboi tp mereka tidak bisa melihat dimensi para ilmuwan yg didampingi pihak militer, para ilmuwan menembakan batu es ke jendela itu dgn jeda waktu yg konsisten, suatu saat batu2 es tersebut berhasil melewati jendela itu dan seorang dr militer masuk untuk menyapa keluarga tsb, keluarga yg melihatnya tiba2 muncul langsung menerkam dan memakannya, jendela tsb akhirnya berbalik kearah para ilmuwan dan mahluk dr dimensi lain itu yg sekarang melempar2 batu untuk membukanya.

      Delete
  11. Min mau tanya sekalian. Dulu banget liat di transtv tapi lupa judul filmnya. Mengisahkan seorang anak perempuan yang dikejar2 oleh dua orang penjahat (lupa motifnya apa). Trus si anak tadi sembunyi di gereja kemudian si anak tadi jenius kayak pura2 jadi patung gitu. Dan bodohnya kedua penjahat tadi berhasil dikelabui. Apa ya min judul filmnya. Udah benar2 lupa sampek scene yang aku ingat aja cuma yang itu tadi. (Seingatku si anak cuma hidup sama bapaknya aja).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa ya? Aku kok nggak dapet gambaran. Kamu nggak inget pemain, tahun dan asal negaranya ya?

      Delete
  12. Pernah nonton film ini ga? Ceritanya si cowok nyari ceweknya yg ilang di mini market gitu. Dia tetep berusaha nyari ceweknya sampe tempelin poster orang hilang trus ada orang yg nyamperin cowok itu dengan tunjukin gantungan kunci ceweknya. Dia mau kasih tau di mana ceweknya itu asalkan si cowok mau mengalami hal yg sama dengan si cewek. Alhasil dia nenggak minuman trus kebangun udah di peti dan dikubur... apa judulnya ya? Pengen nonton lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Min ini akhir dari filmnya gmna min apakah masih ada yg selamat? Mau liat sendiri udah dapat menit ke 50 tpi gak kuat soalnya seremmm banget😱

      Delete
  13. Mantap gan kontenya! ,Semoga semakin maju website ini aamiin
    kunjungi juga :
    #1 Informasi Teknologi Terupdate Indonesia

    ReplyDelete
  14. This article is an appealing wealth of useful informative that is interesting and well-written. I commend your hard work on this and thank you for this information. I know it very well that if anyone visits your blog, then he/she will surely revisit it again. 한국야동

    Also do visit may web page check this link 야설

    ReplyDelete
  15. Thank you. I authentically greeting your way for writing an article. I safe as a majority loved it to my bookmark website sheet list and will checking rear quite than later. 국산야동

    Also do visit may web page check this link 한국야동

    ReplyDelete
  16. This is a great post I seen because of offer it. It is truly what I needed to see seek in future you will proceed after sharing such a magnificent post. 한국야동

    Also do visit may web page check this link 야동

    ReplyDelete

Mobile Edition
By Blogger Touch