May 26, 2022

3 Alasan Mengapa The Killer’s Shopping List Menarik Ditonton

Jika membicarakan tentang drama Korea, saya bukan termasuk penikmat setianya yang melahap hampir semua rilisan baru tanpa peduli genre, pemain, maupun isu yang dibawa. Saya tergolong amat selektif karena menonton serial membutuhkan komitmen lebih besar yang merentang selama beberapa minggu dibanding menonton film yang hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam saja. Itulah mengapa kala saya menantikan atau memutuskan untuk melahap satu drama Korea, maka jelas ada sesuatu yang menarik perhatian diri ini buat mencicipinya. Salah satu judul terbaru yang membuat hamba tergelitik sedari terpapar teaser trailernya yakni The Killer’s Shopping List yang tayang di Viu mulai 28 April ini.

Setidaknya ada tiga alasan yang mendorong saya untuk menantikan kehadiran serial bergenre komedi misteri ini;

December 29, 2021

Review The Red Sleeve: Kisah Cinta Putra Mahkota dan Selir Bikin Baper

Beberapa waktu lalu, saya menjajal satu drama Korea Selatan yang sedang ramai diperbincangkan, The Red Sleeve, di platform Viu. Konon, drama saeguk alias drama sejarah yang dibintangi oleh Lee Jun-ho (salah satu personil boyband populer 2PM) dan Lee se-young ini terus mengalami kenaikan dari sisi rating di tiap episode.

Dimulai dengan angka 5,7% di episode perdana, kini drama yang guliran pengisahannya disadur dari novel berjudul The Red Sleeve Cuff rekaan Kang Mi-kang ini sudah nyaris merapat ke angka 11%. Mengagumkan, bukan? Dilandasi oleh pencapaiannya yang impresif tersebut, saya pun tergerak untuk menjajalnya. Apalagi sudah cukup lama diri ini tidak menonton serial buatan Negeri Gingseng yang melempar kita jauh ke beberapa ratus tahun silam.

December 21, 2021

Yuk, Intip 4 Fakta Menarik Drama Korea Happiness!

Buat kamu penggemar drakor dengan genre thriller, drakor terbaru berjudul Happiness bisa masuk ke dalam list tontonan barumu. Meski memiliki judul Happiness, namun ceritanya justru jauh dari "bahagia". Dibintangi oleh Han Hyo Joo dan Park Hyung Sik, drama yang berjumlah 12 episode ini menceritakan tentang bagaimana masyarakat Korea bertahan di tengah adanya wabah penyakit baru.

Latar cerita Happiness dimulai sesaat setelah wabah Covid-19 yang menyerang seluruh dunia telah teratasi. Meski begitu, Korea Selatan kemudian justru terancam dengan wabah virus jenis baru yang membuat penderitanya mengalami delusi parah dan selalu merasa haus. Sayangnya, rasa haus ini hanya bisa diatasi dengan meminum darah manusia, mirip seperti zombie.

Di tengah kekalutan masyarakat akan wabah baru ini, sebuah apartemen yang dihuni oleh Yoon Sae Bom (Han Hyo Joo) dan Jung Yi Hyun (Park Hyung Sik) ditutup karena terdapat kasus penyebaran di dalamnya. Hal ini membuat para penghuni harus bertahan hidup di tengah ketakutan serta rasa tidak percaya di antara mereka.

October 7, 2021

Review - The Publicist (Viu Original Series)

“Kamu masih cinta kah sama laki-laki brengsek di depan kamu ini?”

Ada yang pernah mendengar drama Indonesia berjudul The Publicist? Beberapa waktu lalu, saya baru menemukan original series produksi Viu bekerjasama dengan Moviesta Pictures ini yang ternyata sudah memenangkan tiga penghargaan di Asian Academy Creative Awards 2018 termasuk Best Drama Series dan Best Supporting Actress untuk Poppy Sovia. Sejujurnya, hamba termasuk jarang menyentuh serial produksi dalam negeri (well, trauma terhadap sinetron di TV masih membayangi) kecuali untuk beberapa judul yang sudah mencuri perhatian melalui premis, kedekatan pada materi sumber jikalau berbentuk adaptasi, serta jajaran pemain yang terlibat. Khusus untuk Viu Original Series The Publicist ini, faktor terakhir lah yang membuat saya tergerak untuk mencicipinya. Betapa tidak, barisan pelakonnya tergolong menjanjikan seperti Prisia Nasution, Adipati Dolken, Baim Wong, Poppy Sovia, serta Reza Nangin. Belum lagi sutradara yang ditunjuk untuk mengomandoi proyek ini pun mempunyai jejak rekam membanggakan, Monty Tiwa (Sabtu Bersama Bapak, Critical Eleven). Jadi, bagaimana tidak tergiur untuk menjajalnya? Apalagi guliran pengisahan yang dibawa The Publicist juga terhitung segar.

April 22, 2021

REVIEW - BAD SAMARITAN

“He’s gonna kill us.”

Beberapa waktu lalu, hamba baru menemukan sebuah hidden gem yang tak banyak diperbincangkan oleh netizen dan sepertinya malah sudah mulai terlupakan keberadaannya. Film tersebut berjudul Bad Samaritan, disutradarai oleh Dean Devlin (Geostorm), serta dirilis pada tahun 2018 silam. Saat menontonnya, diri ini sampai bertanya-tanya, “apa yang aku lakukan tiga tahun lalu sampai mengabaikan film ini?.” Jawaban yang mungkin paling masuk akal adalah, Bad Samaritan tidak mendapatkan respon yang menggembirakan dari publik maupun kritikus kala diluncurkan. Tidak ada pujian, tidak ada pula cacian, hanya dianggap sebagai angin lalu. Bentuk resepsi yang jujur saja saya pertanyakan karena film bergenre thriller ini tergolong salah satu yang paling menggigit di genrenya dalam beberapa tahun terakhir. Kamu memang tidak akan menemukan jalinan pengisahan yang benar-benar baru maupun mindblowing, tapi saat film tersebut mampu mencengkrammu erat-erat sedari awal sampai akhir, mengapa kebaruan ini menjadi sesuatu yang penting? Maksudku, bukankah saat filmnya sanggup membawamu ikut terhanyut ke dunia di dalam film seharusnya sudah cukup ya?

April 19, 2021

REVIEW - PERCY

“There’s a lot of farmers around the world who can’t stand up, I figure I should.”

Pada tanggal 6 Agustus pagi di tahun 1998, seorang petani dari Saskatchewan, Kanada, bernama Percy Schmeiser menerima “surat cinta” dari Monsanto, perusahaan agrikultur raksasa yang telah menancapkan pengaruhnya di berbagai belahan dunia. Isi surat tersebut tak saja membuat Percy terkejut, tapi juga luar biasa marah. Betapa tidak, tanpa ada pemberitahuan, peringatan, atau bahkan teguran sebelumnya, dia mendadak digugat oleh Monsanto setelah mereka menemukan tanaman kanola jenis Roundup Ready (tanaman ini sudah dimodifikasi secara genetik) tumbuh berkembang di lahan Percy. Ini dianggap sebagai suatu masalah lantaran benih kanola jenis Roundup Ready telah dipatenkan haknya oleh Monsanto dan tidak semua petani diizinkan untuk menanamnya kecuali sudah membeli lisensinya secara resmi. Berhubung Percy tak pernah berbisnis dengan perusahaan ini soal benih, penemuan tersebut jelas dianggap sebagai pelanggaran. Atau mengutip langsung dari kata yang dipergunakan oleh si penggugat, “dia telah mencurinya.” 

Mobile Edition
By Blogger Touch