“Tuhan menciptakan dunia amat besar. Lalu masa kamu mau diem di rumah
aja?”
Gita Savitri Devi adalah salah
satu vlogger dan influencer berpengaruh di Indonesia. Kontennya berkisar pada
serba-serbi pengalamannya sebagai WNI yang merantau ke negeri orang dan
opini-opini kritisnya terhadap beragam isu sosial politik. Dalam menjalankan
kanal YouTube miliknya, Gita pun tidak berjibaku sendirian. Dia didampingi oleh
teman baiknya yang belakangan menjadi suaminya, Paul Andre Partohap. Kegemaran
keduanya terhadap musik mendorong pasangan ini untuk sesekali memanjakan
telinga para penggemar dengan lantunan tembang-tembang manis. Mereka ingin
sebisa mungkin konten di kanal ini tak saja edukatif dan informatif, tetapi
juga menyenangkan. Tak mengherankan jika kemudian Jeung Gita diikuti oleh lebih
dari 900 ribu penggemar. Sebuah angka yang terhitung masif terlebih si empunya channel bukan berasal dari kalangan
selebriti. Menilik perjalanan sekaligus pencapaian Gita yang impresif tersebut,
rumah produksi Falcon Pictures pun tak menyia-nyiakan kesempatan. Buku perdana
karya sang vlogger yang laris dibaca
oleh publik, Rentang Kisah, dipinang
untuk diadaptasi ke dalam film panjang. Danial Rifki yang sebelumnya menggarap Haji Backpacker (2014) dan 99 Nama Cinta (2019), ditunjuk mengomandoi
tontonan inspiratif yang menyoroti perjuangan berikut tantangan-tantangan yang
dihadapi oleh Gita saat sedang menimba ilmu di Jerman ini.
Sosok Gita (diperankan oleh Beby
Tsabina) sendiri tidak digambarkan memiliki kehidupan serba sempurna dalam
versi layar lebar Rentang Kisah. Kedua
orang tuanya (Donny Damara dan Cut Mini) memang memberinya kebebasan untuk
menentukan masa depan. Bahkan, mereka mendorong si sulung ini untuk tak berdiam
diri di rumah saja. Sebelum berangkat ke Amerika Serikat guna mengadu nasib,
sang ayah sempat berpesan agar Gita melanglang buana. Mencari ilmu, mencari
pengalaman, serta mencari teman dengan kebudayaan berbeda. Hanya saja,
protagonis kita ini tak terlalu yakin dengan dirinya sendiri. Otaknya tak
encer-encer amat dan dia pun masih meraba-raba mengenai minat bakatnya. Apa sih
yang sebenarnya dia cintai? Bermodalkan kenekatan, Gita lantas menjajal peruntungannya
dengan kuliah jurusan Kimia Murni di luar negeri atau lebih persisnya, Jerman. Namun
mengambil studi di negeri orang – terlebih ditambah adanya kendala dalam segi
bahasa serta kultur – tentu bukan perkara mudah. Di tahun-tahun pertamanya, si
karakter utama berulang kali nyaris mengibarkan bendera putih lantaran tertekan
dengan beban kuliah yang diberikan dan rasa sepi yang acapkali merundung. Kala masa
depan sudah tampak buram di mata Gita, Tuhan memberinya solusi dengan
mempertemukannya pada beberapa mahasiswa Indonesia termasuk Paul (Bio One) yang
mengalami “derita” serupa seperti halnya Gita.
Sejujurnya, Rentang Kisah terlihat menggiurkan di titik awal penceritaan. Memberi
kita gambaran mengenai situasi yang dihadapi oleh keluarga si protagonis yang
terdampak Krisis Moneter 1998, serta bagaimana sosok orang tua memberikan pengaruh
besar terhadap cara pandang si anak pada masa mendatang. Mereka adalah sosok
pekerja keras, berpikiran kritis, sekaligus bijaksana. Tak ada tuntutan
macam-macam dibebankan kepada Gita, termasuk soal merealisasikan mimpi maupun
keimanan Satu obrolan yang bagi saya mengena adalah saat Gita mengalami
keraguan untuk berhijab di Jerman dan sang ibu memberinya saran untuk mengikuti
kata hatinya. “Yang penting jangan
berpakaian terlalu terbuka. Urusan pakai hijab, nanti kamu tahu kapan waktunya,”
begitulah kira-kira wejangan sang ibu. Sederhana, mengena, serta paling
penting, tak terkesan menceramahi. Pada titik ini hamba sejatinya masih optimis
kalau Rentang Kisah akan menjadi
sajian inspiratif yang setidak-tidaknya “boleh juga”. Akan tetapi, terhitung
sedari munculnya konflik yang melibatkan kekasih Gita, Roby (Junior Roberts),
film secara perlahan tapi pasti mulai kehilangan arahnya. Ada setumpuk konflik
dijejalkan ke dalam narasi dan ada pula serombongan karakter diperkenalkan
kepada penonton yang datang lalu pergi begitu saja tanpa pernah digali secara
mendalam. Serasa seperti kumpulan-kumpulan episode dari satu webseries yang dipaksakan untuk dijahit
menjadi satu demi menjadi sebuah film panjang. Saya sampai bertanya-tanya, apa
sih poin yang hendak disampaikan oleh film ini?
Sejujurnya, saya bingung dengan
pesan yang terkandung dalam Rentang Kisah
karena saking banyaknya permasalahan yang mencuat tanpa ada kesinambungan
dengan persoalan selanjutnya. Maksud saya, tidak apa-apa kok filmnya minim
konflik (seperti 99 Cahaya di Langit
Eropa) asalkan penonton dapat memahami mengapa si tokoh utama dapat
dijadikan tauladan. Nah, ironisnya, saya bahkan baru bisa memahami sosok Gita –
termasuk motivasinya memilih kuliah di Jerman dan mengambil jurusan Kimia Murni
– setelah membaca tulisannya yang tersebar di internet alih-alih melalui film
ini. Saya tidak pernah melihat sisi kritis dari dirinya yang beberapa kali
didengungkan, saya tidak benar-benar bisa merasakan tantangannya untuk
beradaptasi dengan sistem pengajaran yang jauh berbeda, dan saya pun tidak
melihat adanya ikatan kuat antara dirinya dengan Paul yang notabene bakal
menjadi suaminya. Semuanya muncul sekilas-sekilas saja, termasuk intrik
kompleks perihal percobaan bunuh diri serta mempertanyakan keimanan yang sejatinya
berpotensi untuk kian mengenalkan kita kepada Gita. Heiii... orang tidak secepat itu bangkit dari keterpurukan atau memutuskan pindah agama ya! Alhasil saat film nyaris
berakhir, saya pun masih bingung kenapa tiba-tiba dia memutuskan untuk menjadi vlogger dengan topik tertent, bagaimana
sebenarnya kehidupan perkuliahannya yang tampak kabur di film lantaran saru
dengan fase studienkolleg (program
penyetaraan), dan apa yang diperolehnya dari menimba ilmu di Jerman mengingat
pada awal film orang tuanya begitu ngoyo agar dia kuliah ke luar negeri. Sebagai
sebuah film biopik, Rentang Kisah
tidak berhasil membuat saya mengenal sosok Gita, sementara sebagai sebuah film
inspiratif, film ini pun urung memberikan inspirasi lantaran poinnya yang amat
samar.
Satu-satunya yang amat jelas
dalam Rentang Kisah adalah akting Cut
Mini yang layak diberi dua jempol. Darinya, saya masih bisa mendeteksi adanya
emosi dalam film seperti bahagia, sedih, sampai putus asa. Adegan-adegan yang
menampilkan karakternya sedang mengobrol dengan Gita di telepon menjadi
saat-saat terbaik yang dipunyai oleh film ini, khususnya ketika beliau
mengabarkan kepada putri sulungnya bahwa bisnis kateringnya sedang seret dan
tak ada uang yang bisa dikirim. Hamba bisa mendeteksi adanya kepedihan dari seorang
ibu yang merasa sudah mengecewakan anaknya dengan menempatkannya dalam posisi
sulit di negeri orang.
Bisa ditonton di Disney+ Hotstar
Acceptable (2,5/5)
Entah ya Bang, Di Sini, yang lebih kerasa perjuangannya, malah orang tuanya. Kalau si Gita, konfliknya kaya sekilas sekilas aja. Menurutku, walau endingnya terlalu dramatis, tapi akting Doni Damara Epik banget sih. Bisa termaafkan lah kalau soal ending.1 yang paling parah sih, soal si Paul pindah agama, revolusi dia, kayak nggak meyakinkan, dan setelah syahadat, kayak enggak ngaruh apa-apa ke film, kalau di buku diceritakan sekilas tentang perjuangan Paul menghadapi keluarganya, atau temannya saat si paul masuk Islam. Di sini kayak B aja.
ReplyDeleteSemangat buat review film Indonesia berikutnya Bang, cobaan ini belum berakhir, masih ada Warkop DKI 4, sama binyamin2, apakah ada niatan untuk mereview?😂
Itulah. Dari awal Paul minta pindah agama sebetulnya udah janggal, masa sih secepet itu? Bahkan setelah ucap syahadat, dia ngilang gitu saja. Kayak si Fina yang ku kira bakal punya peran besar atau saat Gita nyoba bunuh diri. Udah langsung move on. Kita juga nggak pernah dikasih liat Paul seperti apa. Karakter ini asli lebih nggak bisa dipahami dibanding Gita. 😂
DeleteWarkop DKI rencananya sih mau dibikin review, cuma nggak tahu buat Benyamin. Pening nontonnya. Film lainnya setelah itu juga sama aja pun 😂
Berarti Abang udah nonton kedua film itu?
Deletemau nanya Bang, kenapa film Indonesia yang rilis di layanan streaming, rata-rata kualitasnya zonk? Salatin produksi, atau penyedia streaming? Rasanya kapok nonton film Indonesia yang baru di VOD, kemarin malem, lihat Malik dan Elsa, langsung pening berkepanjangan. ,
Udah nonton kok, cuma sengaja nggak dibahas karena capek. Kalau kamu nggak nanyain kemarin, kayaknya nggak berminat buat review. Hahaha.
DeleteKabarnya, sejauh ini yang dilepas emang film-film yang dianggap nggak bakalan laku atau secara kualitas juga nggak oke. Produk unggulan masih diusahakan buat tayang di bioskop. Tahu sendiri, berapa banyak sih film Indonesia yang kualitasnya di atas rata-rata dalam setahun? Kalau anggaplah kualitas itu adanya cuma di produk unggulan, ya sudahlah pasrah saja dengan film yang rilis di streaming 😂
ReplyDeletepermainan poker yang gampang menangnya hanya di IONQQ
ayo segera di coba permainan kami :D
WA: +855 1537 3217
Mantap gan kontenya! ,Semoga semakin maju website ini aamiin
ReplyDeletekunjungi juga :
#1 Informasi Teknologi Terupdate Indonesia
situs online terpercaya
ReplyDeletesitus slot
situs slot bonus new member
situs slot terpercaya
situs terpercaya