September 30, 2015

SHORT REVIEWS : 3 DARA & VETERAN


Bagaimana jadinya saat tiga laki-laki (katanya macho) yang kerap melecehkan perempuan dikutuk menjadi perempuan? Tidak benar-benar bertransformasi secara fisik sih, melainkan cenderung pada emosi. Premis menggelitik yang sedikit banyak mengingatkan pada kasus Mel Gibson dalam What Women Want ini diangkat oleh Ardy Octaviand (Coklat Stroberi) untuk film terbarunya bersama MNC Pictures, 3 Dara. Ketiga laki-laki apes yang dijadikan bahan pergunjingan film, yakni Affandi (Tora Sudiro), Jay (Adipati Dolken), dan Richard (Tanta Ginting). Mereka bisa dikata sukses secara finansial, namun para lelaki ini mengalami kesulitan dalam menghargai perempuan. Kehidupan Affandi, Jay, dan Richard, berubah drastis seusai seorang pelayan bar bernama Mel (Ayushita) yang dilecehkan Richard melancarkan sumpah serapah bernada mengutuk. Mel berharap, ketiganya dapat merasakan menjadi perempuan teraniaya. Mulanya tiga sahabat ini menganggap ucapan Mel sebagai bualan belaka sampai mereka mengalami perubahan-perubahan emosi sekaligus tingkah laku yang sebelumnya tidak pernah menghinggapi diri mereka. 

Mengusung premis semenggiurkan ini, 3 Dara, sayangnya hanya berjalan di tempat. Naskah gubahan Nataya Bagya seolah kebingungan dalam menentukan sudut pandang, membagi fokus, serta menggali intrik lebih mendalam. Hasilnya, dengan durasi yang juga tergolong singkat, penonton tidak dapat terkoneksi atau benar-benar mengenal para karakter utama disini sehingga persoalan yang dikedepankan juga berasa kurang menggigit. Sangat disayangkan, memang. Pun demikian dalam kaitannya menghibur penonton, 3 Dara masih menjalankan tugasnya dengan cukup baik. Setidaknya ada sejumlah momen dalam film yang akan membuat penonton tergelak di dalam bioskop seperti tatkala Jay tiba-tiba mengalami PMS yang membuat kedua sahabatnya kelimpungan atau ketika Affandi-Jay-Richard berkaraoke ‘Could It Be’-nya Raisa di dalam mobil secara heboh (oh, saya sangat menyukai adegan ini!). Keberadaan senda gurau yang secara efektif memantik tawa inilah beserta lakon apik dari trio Tora Sudiro-Adipati Dolken-Tanta Ginting yang sedikit banyak mengampuni kelemahan sisi penceritaannya. 

Acceptable



Tercatat sebagai film terlaris kedua di Korea Selatan tahun ini dengan raihan lebih dari 12 juta penonton, Veteran berceloteh mengenai perseteruan antara seorang detektif berdedikasi yang tidak mengenal kata ampun, Seo Do-chul (Hwang Jung-min), dengan seorang putra konglomerat yang arogan, Jo Tae-oh (Yoo Ah-in), yang dipicu oleh sebuah kasus percobaan bunuh diri. Sebelum melakukan aksi yang menarik perhatian Seo, sang korban, Bae (Jung Woong-in), terlebih dahulu menghadap Jo yang notabene petinggi di tempatnya bekerja untuk meminta pertanggungjawaban atas tunggakan pembayaran gaji. Senantiasa dihadang selama mengumpulkan bukti-bukti oleh kepolisian setempat sekaligus orang-orang kepercayaan Jo, Seo mengendus adanya ketidakberesan dalam kasus ini. Dia menduga, sang pengusaha muda sesungguhnya terlibat dalam kasus ini. Hanya saja, mengingat harta keluarga Jo yang berlimpah ruah dan koneksi kuat ke kepolisian, tentu saja bukan perkara mudah bagi Seo dan tim untuk membuktikan keterlibatan Jo karena sang tersangka senantiasa bisa menutupi bukti-bukti yang tercecer dengan mudah. 

Seperti halnya kebanyakan film Korea, penonton digiring memasuki fase “apaan sih?” di 30 menit pertama Veteran. Belum terlihat jelas mengenai persoalan apa yang hendak diapungkan oleh film ini hingga kita dipertemukan pada sosok Jo Tae-oh yang memberikan kesan buruk dalam perjumpaan pertamanya dengan Seo Do-chul. Di titik ini, aroma tidak sedap mulai tercium. Dan benar saja, begitu Ryoo Seung-wan memberi fokus lebih terhadap permasalahan Bae, nada film yang sebagian besar awalnya dihidupkan oleh banyolan-banyolan menyegarkan perlahan tapi pasti berubah arah menjadi lebih serius. Keberhasilan utama dari Veteran adalah sanggup membuat perhatian penontonnya tertambat ke layar seraya menggulirkan pertanyaan di benak, “apa yang akan terjadi kemudian?.” Kita memang telah sama-sama tahu siapa yang salah, siapa yang benar, akan tetapi proses dalam pembuktian kesalahan-kesalahan Jo inilah yang memberi keasyikkan selama menonton terlebih para pelakonnya pun memberikan energi hebat untuk tokoh yang mereka perankan. Hwang Jung-min berhasil memunculkan simpati, sedangkan Yoo Ah-in ingin rasanya saya cabik-cabik saking menjengkelkannya. Seru!

Exceeds Expectations


No comments:

Post a Comment

Mobile Edition
By Blogger Touch