“We lost. All of us. We lost friends. We lost family. We lost a part of
ourselves. This is the fight of our lives.”
Sejujurnya, saya masih agak
kesulitan dalam memformulasikan kata-kata yang tepat untuk menjelaskan seperti
apa pengalaman menonton Avengers: Endgame.
Yang jelas, instalmen pamungkas dari sepuluh tahun terakhir Marvel Cinematic
Universe (MCU) ini merupakan sebuah sajian spektakuler. Saya bisa mencapai
kesimpulan demikian karena saya masih bisa dibuat menangis sesenggukan berulang
kali (!) sementara di waktu yang sama, diri ini dihujani sederet gangguan yang sungguh
mendistraksi fokus berupa: a) sepasang
kekasih di kursi sebelah asyik berdiskusi dengan volume suara cukup kencang
seolah-olah sedang berada di kafe, b) krucil-krucil berusia tak lebih dari 5
tahun mengoceh tak karuan yang akhirnya baru berhenti setelah orang tuanya saya
tegur, dan c) sinar ponsel yang menyilaukan dari penonton yang tak tahu caranya
menurunkan brightness. Bisa
dibayangkan dong betapa dongkolnya mesti berhadapan dengan manusia-manusia yang
tidak mempunyai kepekaan semacam ini? Anehnya, Avengers: Endgame tetap membawa saya pada pengalaman menonton yang
mungkin saja tidak akan dijumpai dalam waktu dekat. Ada banyak gegap gempita
yang membuat saya girang bukan main bak bocah cilik yang baru saja diberi
mainan baru, ada banyak canda tawa yang membuat saya tertawa terpingkal-pingkal
sampai perut mengencang, ada banyak hamparan visual mencengangkan yang membuat
rahang saya terjatuh ke lantai, dan ada banyak momen-momen emosional yang
membuat saya urung ke toilet lantaran cairan dalam tubuh telah dikeluarkan
melalui mata. Berlebihan? Tunggu hingga kalian mengetahui kalau tubuh saya
bergetar selama bermenit-menit selepas menonton dan tidak tahu lagi harus
mengucap apa.
Dengan impak sedemikian hebat,
sudah barang tentu Avengers: Endgame telah
melampaui segala ekspektasi yang saya tanamkan untuk film ini. Seusai
menyaksikan Avengers: Infinity War
(2018), saya sempat dirundung sikap skeptis. I mean, Infinity War
sudah keburu menetapkan standar sangat tinggi bagi superhero movies. Pertarungannya liar sampai-sampai planet pun bisa
dilempar-lempar seenaknya selaiknya bola basket, Thanos membuktikan bahwa dia
adalah definisi dari supervillain
yang sesungguhnya, dan babak klimaksnya… phew.
Pertempuran di Wakanda beserta momen “I
don’t feel so good” akan selalu dikenang oleh para penggila budaya populer
sampai kapanpun. Jadi, apa yang bakal dikedepankan oleh Anthony dan Joe Russo
selanjutnya demi menghadirkan “salam perpisahan” yang membekas kuat di ingatan
para penggemar? Kepenasaran inilah yang menggelayuti benak tatkala hendak
menyaksikan Endgame. Terlebih lagi,
pihak Marvel Studios pun tidak banyak memberikan bocoran terkait
kegilaan-kegilaan seperti apa yang bisa diantisipasi disini. Untuk materi
promosi berupa trailer saja, mereka mencomotnya dari 15 menit pertama. Itu
berarti, kita tidak diberi bayangan apapun mengenai 165 menit terakhir
sekalipun ada beragam teori bermunculan di dunia maya. So exciting, rite? Dan ya, perasaan bersemangat yang
membuncah-buncah ini tetap bertahan sampai lampu bioskop dimatikan lalu saya
pun tenggelam ke dalam narasi (sampai kemudian disadarkan oleh
penonton-penonton menyebalkan di atas kalau ini hanyalah film, damn it!). Ada beragam emosi yang
mencuat secara silih berganti sedari menit pembuka sampai menit penutup
sehingga sulit bagi saya untuk tidak berujar, “wow, wow, wow!”
Melanjutkan apa yang ditinggalkan
oleh Infinity War, penonton kembali
dipertemukan dengan sejumlah personil Avengers yang masih tersisa seperti Tony
Stark (Robert Downey Jr.), Steve Rogers (Chris Evans), Thor (Chris Hemsworth),
Bruce Banner (Mark Ruffalo), Natasha Romanoff (Scarlett Johansson), Rocket
(Bradley Cooper), James Rhodes (Don Cheadle), serta Clint Barton (Jeremy
Renner). Selama setidaknya 30 menit pertama, Endgame memilih untuk menempatkan fokusnya pada fase berduka yang
merongrong karakter-karakter ini pasca kegagalan mereka dalam menghentikan
Thanos (Josh Brolin) untuk melenyapkan separuh penghuni alam semesta. Kita melihat
Tony yang memilih untuk melanjutkan hidup bersama Pepper Potts (Gwyneth
Paltrow) di pedesaan, Bruce yang akhirnya mampu mendamaikan dirinya dengan
alter egonya memilih untuk menjalani hidup sebagai selebriti kecil-kecilan,
Thor yang mencari pelampiasan guna menutupi rasa bersalahnya lantaran telah
gagal menjadi seorang pelindung, serta Steve yang memutuskan untuk membentuk group therapy bagi mereka yang belum mampu
menerima kenyataan bahwa orang terkasih telah tiada. Ya, menit-menit awal yang
berlangsung dengan nada penceritaan muram dan cenderung depresif ini, si
pembuat film berupaya menunjukkan sisi lain dari para personil Avengers yang
manusiawi. Mereka berbuat kesalahan, mereka gagal, dan mereka juga terpuruk. Yang
kemudian membuat mereka layak menyandang gelar sebagai “pahlawan” adalah
kesediaan untuk bangkit dari keterpurukan lalu sebisa mungkin memperbaiki
kesalahan di masa lampau meski ada konsekuensi besar yang menanti. Inspiratif? Jelas.
Menariknya lagi, Endgame tak hanya mengajak
penonton untuk memperbincangkan perihal penerimaan dan melanjutkan hidup,
tetapi juga soal keluarga, persahabatan, serta pengorbanan yang seketika
menempatkan seri ini sebagai salah satu superhero
movie dengan narasi paling kompleks.
Walau mengetengahkan bahan
pembicaraan yang tergolong sendu dan gelap, Endgame
tak pernah melupakan khitahnya sebagai tontonan superhero yang mengusung sikap optimis sekaligus sajian eskapisme
yang bertujuan untuk memberi penghiburan kepada penonton yang membutuhkan obat
pelepas penat. Itulah mengapa, sekalipun film merentang panjang hingga 3 jam
lamanya, rasa kantuk bukanlah satu hal yang patut dirisaukan. Disela-sela
narasi mengenai pergolakan batin yang ada kalanya depresif, Russo bersaudara
beserta duo penulis naskah Christopher Markus-Stephen McFeely tak lupa untuk
tetap menghadirkan ciri khas dari MCU, yakni humor dan hati. Penonton yang
datang ke bioskop semata-mata ingin memperoleh hiburan dapat menjumpainya
melalui pertempuran-pertempuran heboh di sepanjang durasi yang lantas mencapai
titik kulminasinya pada satu jam terakhir yang membelalakkan mata saking
epiknya, dan melalui asupan-asupan humor yang keseluruhannya mampu dilontarkan
secara efektif. Entah itu dari celetukan-celetukan para karakter (saya ngakak lepas
berderai-derai sewaktu Natasha membahas “email dari rakun”) yang tak sedikit
diantaranya turut menyelipkan referensi ke budaya populer maupun dari tindakan-tindakan
konyol para personil dimana setiap karakter protagonis diberi kesempatan untuk
ngelaba. Paul Rudd sebagai Scott Lang memperoleh jatah terbesar mengingat pembawaan
karakternya sendiri memang easygoing,
lalu disusul oleh Chris Hemsworth yang bertransformasi dalam wujud Thor yang
belum pernah kalian lihat sebelumnya, Mark Ruffalo kembali melipur lara
penonton berkat interpretasinya sebagai Hulk yang sekali ini mampu mengelola
emosi, dan Bradley Cooper juga lucu dalam menyuarakan Rocket yang ceriwisnya
bukan kepalang. Kocak, kocak, kocak.
Berkelindan bersama segala kemeriahan
medan pertempuran dan adu ngebanyol adalah sederet elemen dramatik yang membuat
hati mencelos. Salah satu yang menjadi favorit saya secara pribadi (well,
ini mungkin akan bersifat spoiler
karena adegannya sendiri tak pernah dipromosikan) adalah ketika para
personil Avengers memiliki kesempatan untuk menjelajah waktu ke tahun-tahun
lampau demi mencuri “batu akik ajaib” agar tak jatuh ke tangan raksasa ungu
berdagu getuk lindri tersebut. Diniatkan sebagai momen untuk bernostalgia dan
penghormatan terhadap fase-fase MCU terdahulu, sebagian adegan yang muncul
dalam misi penjelajahan waktu ini memiliki tonjokan hebat ke emosi. Adegan-adegan
yang saya maksud antara lain saat Thor mendapat kesempatan untuk mengucap salam
perpisahan kepada ibunda di menit-menit terakhir sebelum beliau berpulang, ketika
Tony memperoleh quality conversation
bersama ayahanda yang tak pernah dibayangkannya, serta tatkala Steve bisa
melihat langsung belahan jiwanya. Disamping performa hebat dari jajaran pemain khususnya
Robert Downey Jr. (serius, dia layak diganjar nominasi Oscar!), Chris Hemsworth,
Chris Evans, Scarlett Johansson, dan Paul Rudd, kesanggupan penonton untuk
menginvestasikan emosi pada banyak adegan merupakan hasil kerja keras para tim
dalam membangun MCU selama sepuluh tahun terakhir secara terstruktur.
Kita melewatkan
banyak waktu bersama para personil Avengers, kita menyaksikan mereka bertumbuh
sebagai karakter, kita mendengar kisah hidup mereka, dan kita pun menjadi saksi
kunci atas perjuangan-perjuangan mereka yang tak pernah sekalipun mudah. Tanpa pernah
disadari, mereka telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Maka begitu Endgame menghamparkan pertarungan
terakbar dalam sejarah hidup setiap personil, sulit untuk membendung air mata. Ada
kebahagiaan karena film memunculkan karakter-karakter favorit dalam satu titik,
ada kebanggaan bisa melihat mereka sanggup mencapai posisi ini, dan ada
kesedihan karena kemungkinan untuk tak lagi berjumpa terbuka begitu lebar. Saat
film akhirnya mencapai ujung durasi, saya hanya bisa berkata lirih, “thank you, Stan Lee! Thank you, MCU! I love you 3000”. Endgame jelas merupakan persembahan yang
sangat istimewa untuk para penggemar MCU yang telah setia menemani selama satu
dekade terakhir. Jika saja saya menonton film ini bersama orang-orang terkasih, saya mungkin langsung memeluk mereka erat-erat setelah lampu bioskop dinyalakan.
Note : Tidak ada adegan tambahan, tapi ada tribute kepada “The Original
6” di end credit yang
mengharukan.
Outstanding (5/5)
gilee...sempurna 5/5...ckckck..ntah marvel bisa ngulangin lagi atau tidak kedepannya yg seperti ini..nice review bang salam 3000 love..hahaha
ReplyDeleteKalau bagus sih, Marvel bisa lah ngulangin dalam waktu dekat. Tapi kalau yang sedahsyat ini, hmmm... Mari ditunggu saja. Penasaran sih gebrakan mereka di fase selanjutnya kayak apa.
DeleteSaya abis nguber cari action figure thor di end game..ga ada yg kayak di film nya...😅😅 bisa limited edition tuh...
ReplyDeleteBahahaha. Kalau dikeluarin bakal diburu banyak penggemar sama kolektor tuh. Unik sih 😂
DeleteSekarang saya tau kalo mau nonton film ini sebaiknya jam paling malem, biar ga keganggu ya. masih nunggu seminggu lagi nih om,soalnya kehabisan muluuu
ReplyDeleteAntara paling malem atau paling pagi. Yang jelas jangan pas hari libur sekolah. Rentan disusupi bocah-bocah.
DeleteMksh review nya bang.. dan w setuju seratus persen..
ReplyDeleteDengan senang hati 🙏
Deletedurasi awal berasa dark kirain baru nonton DCEU 🤣 tapi lama kelamaan makin asik dengan rajutan kisahnya walau alurnya berasa lambat... love you 3000, MCU, g ada review hellboy bang? wkwk
ReplyDeleteAku nggak nonton Hellboy nih. Gara-gara banyak yang ngeluhin soal sensor, jadi males. Ntar saja nunggu nongol di donlotan. Bahahaha.
DeleteSetelah saya menemukan Cinetariz menggunakan huruf Bold diantara paragraf yg saya baca, kemudian ada kata yang mematikan, seperti mantra Voldemort "Avada Kedavra" (baca : spoiler), saya langsung scroll secara cepat sambail merem ke end page, dan langsung melotot di rating. Damn, baru kali ini Cinetariz menggunakan spoiler. Btw, saya silent reader Cinetariz, yg lagi nunggu banget review film yg digadang2 gemgap gempita ini. Terimakasih sudah memilihkan film2 yg bagus, karna dari sekian banyak film yg saya tonton adalah film yg diberi rating minimal 4.5 dari Cinetariz. Takuut nyesel kalo ke bioskop, wkwkw.
ReplyDeleteInsyaallah, cuss langsung nonton!
Terima kasih udah jadi pembaca setia Cinetariz 🙏
DeleteSebenernya sih, yang aku tulis di atas bukan major spoiler. Tapi berhubung emang nggak dimunculin di materi promosi, aku pilih kasih warning karena bisa jadi ada yang berharap tidak tahu menahu. Akhir-akhir ini cukup sering kok pakai spoiler, kalau parah, biasanya sudah aku pasang di awal.
Ditunggu kesan kesannya setelah nonton yaaa.
Berkali-kali mewek, bang. Apalagi melihat gimana ekspresi si 'bocah ceplas ceplos' pas mendekati si 'bapak' dan bilang "kita menang!", Ya Allah... Banjir, bang!
ReplyDeleteBangga bisa bersama menyaksikan MCU mulai awal sampai Endgame. Bahkan film ini sudah saya tempatkan di list teratas FILM TERBAIK SEPANJANG MASA YANG PERNAH SAYA TONTON!
EPIC!!!
Adegan ituuu... 😭😭😭
DeleteBanyak banget adegan yang bikin mewek disini sampai ngerasa. INI FILM MELODRAMA APA YAAAA? Di awal-awal aja udah mbrebes mili, adegan Thor ketemu ibunya itu parah banget. Begitu masuk 1 jam terakhir emang gila. Lha wong lihat credit title aja mewek 😭😭😭
Yup... Gini kali ya kali udah cinta banget. Liat nama sama pic nya aja Ampe mewek😁
DeletePas Falcon bilang; liat ke kiri, capt. Terus keluar atu2... Mewek! Yaelah... Cengeng bener kayaknya aku ini🤣
mencuri “batu akik ajaib” agar tak jatuh ke tangan raksasa ungu berdagu getuk lindri...wkwkwkwk..luar biasa reviewnya bang...ga sabar buat nonton filmnya...
ReplyDeleteHahaha. Terima kasih. Tapi memang itulah yang terbersit di pikiran saat melihat infinity stones dan dagunya Thanos 🤣
DeleteSuka sekali dgn konsep cerita yg di ada dilm endgame ini,, gak nyakah bakal begitu... Banyak adegan yg buat kita bernostalgia.. tapi kalo boleh jujur saya agak kecewa dgn adegan action nya yg tdk terlalu banyak.
ReplyDeleteWah, masa adegan aksi gila-gilaan di 1 jam terakhir masih kurang banyak? 😅
DeleteIya harus nya lebih banyak,,, karena di infinity wars kemaren sdh banyak jadi berharap lebih action nya endgame ini. Tapi dibalik semua itu saya suka,,, alur ceritanya keren gak mudah ditebak dan banyak momen emosional nya. 😊😊😊
DeleteKonsekuensi, si pembuat film juga perlu memasukkan elemen dramatik ke film. Kalau porsi laganya ditambah, berpotensi mengurangi jatah momen-momen emosional yang ingin ditonjolkan.
DeleteSudah nonton tp gak sempat lihat end creditnya...
ReplyDeleteBukan yang penting juga sih karena sifatnya tribute. Tapi ada sisi emosional di dalamnya yang membuatnya istimewa.
Deletekalau IW lebih terasa action, intense, makan End Game lebih terasa mellow & drama. Kalau baca review2 Kaskus banyak yang lebih suka IW karena lebih banyak actionnya. Kalau lebih suka drama, bakal cocok sama EG, hehehe.
ReplyDeleteElemen dramanya emang wajib ada sih. EG nggak bakal sekuat itu kalau cuma nonjolin sisi laganya saja. Mesti ditunjukkin gimana impak dari momen "I don't feel so good" di film sebelumnya.
DeleteWauw gila.
ReplyDeleteCinetariz kasih review 5/5.
Sempurna...
Kayaknya baru kali ini deh.
Keluarga Cemara kalau ga salah 5..
DeleteKeluarga Cemara aku kasih 4,5.
DeleteKalau sejak blog ini berdiri, aku kasih 5 buat Life of Pi, La La Land, Toy Story 3, sama A Separation.
Tapi direview Keluarga cemara rate nya 5/5 min 😁😁
DeleteOh iya. Kelupaan kalau ngasih 5/5 buat KC. Hahaha.
DeleteMakasih bang udah ngereview film ini. Minggu ini harus nonton. Baru kali ini lihat Cinetariz ngasih rating 5... 🤩🤩🤩
ReplyDeleteSebenernya udah pernah beberapa kali kok. Yang pertama Toy Story 3.😀
DeleteFilmnya bagus dan seru tp masih ada yg mengganjal di hati makanya poin sy 8/10
ReplyDelete1. Ada inkonsisten mengenai time travel, Bruce Banner menjelaskan bahwa konsep time travel berbeda seperti di film2 macam back to the future, merubah masa lalu tdk akan mempengaruhi masa depan, ini saat adegan ada ide membunuh bayi thanos agar peristiwa jentikan jari tdk terjadi. Namun di ending saat capt kembali ke masa lalu utk bertemu kekasihnya dan balik lagi menjadi tua dan mewariskan tamengnya itu sungguh bikin gw gak ngerti.
2. Scott lang yg terjebak di medan quantum, akhirnya bisa kembali lagi setelah 5 tahun dan mendapati putrinya sdh remaja, tp kenapa Peter Parker yg kembali lagi setelah menjadi debu dpt kembali lagi ke sekolahnya? Harusnya dia sdh lulus krn sdh melewati kurun waktu 5 tahun dan teman2nya yg tdk terkena jentikan jari sdh pada kuliah
3. Kemana Lady Sif ksatria asgardian, dia terakhir muncul di dark world, menghilang di ragnarok dan tdk ada penjelasan baik di IW maupun End Game
Mohon penjelasannya kali aja sy yg melewatkan detailnya krn nonton midnight
Aku coba jawab yaa.
Delete1. Captain nggak pernah diperlihatkan balik lagi lewat portal. Mungkin nunggu konfirmasi dari pembuat film untuk jawaban pastinya, tapi asumsiku, dia bertahan di masa lalu tanpa pernah kembali. Jadi dia menua secara organik lalu akhirnya memutuskan untuk menemui Avengers tepat di saat dia pergi ke masa lampau.
2. Korban jentikkan jari Thanos tidak menua kan? Ingat saat Peter bilang kalau hal terakhir yang diingatnya adalah dia pingsan? Sebagian besar teman Peter, aku rasa juga bernasib sama dengannya jadi wajar saat mereka melanjutkan hidup seperti terakhir kali mereka meninggalkannya.
3. Kalau ini udah dikonfirmasi oleh pihak berkepentingan. Alasan dia menghilang di Ragnarok semata-mata karena jadwal syutingnya bentrok lalu dia menjadi korban di IW. Bisa jadi alasan kenapa dia tidak muncul di EG karena perannya tidak memiliki impak pada penceritaan.
1. Kalau Capt kembali ke masa lalu berarti ada 2 kapten amerika, satu yg beku dlm es dan satu lagi yg datang dari masa depan. Ingat konsep time travelnya gak sama dgn back to the future dll, jd seandainya pun capt memilih bertahan di masa lalu demi hidup bahagia dgn kekasihnya, ini tdk mempengaruhi apapun di masa depan krn mereka berbeda realitas. Seperti halnya nebula baik membunuh nebula jahat, nebula baik tdk ikut terbunuh krn mereka berbeda realita
Delete2. Justru krn yg terkena snap thanos tdk menua makanya aneh, kecuali memang 1 sekolahan itu terkena snap thanos. Jadi maksud sy, peter harusnya sdh tdk mengenali teman2 di sekolahnya karena dia sdh menghilang selama 5 tahun, teman2nya harusnya sdh pada tamat sekolah.
3. Oke lah kalau alasannya itu.
Oiya satu lagi yg bikin gw mikir, apabila di alam quantum perhitungan waktunya berbeda dgn di dunia, dimana di alam quantum waktu berjalan lebih lambat. Ada yg aneh dgn hal tsb, knp The Wasp senior, istri Hank Phym saat berhasil keluar fisiknya ikut menua seperti halnya suaminya?
1. Yap, ada dua. Ingat nggak kalau suami Peggy nggak pernah disebutin identitasnya? Atau ada foto Steve di meja kerja Peggy sementara waktu itu dia sudah bersuami? Jadi Steve memang akhirnya memilih bertahan dengan Peggy sampai batas waktu tertentu lalu akhirnya kembali ke Avengers. Aku nggak yakin benar-benar paham dengan pertanyaanmu, jadi maksudnya, seandainya Steve tidak balik pun tidak jadi soal atau bagaimana?
Delete2. Pertanyaannya: bagaimana kalau ternyata seluruh sekolah menjadi korban? Kalaupun sebagian besar, itu artinya sebagian besar diantaranya masih bertahan di SMA. Aku tidak melihat ini sebagai plot holes yang perlu dirisaukan apalagi dalam waktu dekat Peter bakal balik.
Soal quantum realm, alasan dari Kevin Feige sih sesederhana agar bisa merekrut Michelle Pfeiffer. Hahaha. Tapi lebih serius, ada lapisan-lapisan berbeda di quantum realm yang tidak sesederhana seperti penjelasan Scott. Bagaimana jika ternyata lapisan yang dimasuki oleh Janet mempunyai aturan waktu berbeda?
Saat steve roger memutuskan balik ke masa lalu, itu artinya di masa kini sdh gak ada lagi steve roger di realita masa kini. Jadi aneh kalau selama ini ada steve roger tua yg hidup di realita yg sama dgn para avengers. Karena meskipun steve yg balik ke masa lalu dan menikahi peggy dan menua bersama tidak akan mempengaruhi apa2 di realita masa kini (seperti penjelasan prof Hulk mengenai konsep time travel di film ini)
DeleteKemungkinan paling masuk akal adalah Steve menggunakan portal dari dimensi berbeda untuk berpindah ke masa kini sehingga dia bisa menyerahkan 'tongkat estafet' ke Falcon dan bereuni dengan Avengers. Russo bersaudara udah mengonfirmasi, plot ini kemungkinan besar akan dijawab di film atau serial MCU berikutnya.
DeleteSteve pakai quantum realm buat balik ke timeline awal, min. Doi kan ngambil pym particle lebih di tahun 70 an jadi dia bisa balik lagi buat nemuin temen temennya
Deleteabis filmnya kelar, pengen meluk superheronya satu2 (kecuali Thor). That was a beautiful sayonara. Indah, tapi mengiris2.
ReplyDeleteeh tapi, ada yg agak maksa menurutku (kalo boleh dibilang begitu), pas bagian ant man "dibalikin sm tikus". wkwkwk
Wah kenapa Thor nggak dipeluk? Padahal gembul gitu kan malah enak buat dipeyuk-peyuk. 😂
DeleteMasih mending dibalikin ama tikus...tp mesin itu nyala 5 taon yg bikin kepikiran akinya kuat bener.saya lupa nyalain lampu senja pas ke kantor aja pas pulang aku udh tekor...hahaha
DeleteHeiii... mereka saja bisa bikin portal lintas waktu lho. Masa bikin aki tahan lama tak bisa?
DeleteAKU UDAH NONTON! top 5 besar film yg terbaik yg aku tonton sepanjang masa.
ReplyDeleteBtw vision kenapa ga balik ya? Lalu, kenapa ujuk2 batu akik nya bisa pindah ke tangan iron man? Dan bukannya valkyrie udah mati ya di awal IW (kan di film thor orang2 asgard pada ke kapal yang akhirnya dibantai pada openingnya IW). Terus, apakah berarti captain america itu gaada krn si steve pindah ke tahun 70an? Apalagi yaaa... Loki dan ibunya thor apa tetap mati?
Lalu maksudnya si doctor strange bilang 1 dibanding 40000 kali ini dia bilang "kalau aku kasih tau ga bakal terjadi" apa ya? Si hawkeye ngapain bunuh2 orang?
DeleteHolaaa... Aku coba jawab pertanyaanmu atu-atu yaa.
Delete1. Vision sudah mati di Infinity War dan bukan karena snap. Ingat kan sewaktu Thanos mencabut mind stone darinya?
2. Bukan ujuk-ujuk pindah. Iron Man merebutnya dalam 'pergelutan kecil' dengan Thanos dari alternate timeline.
3. Emang Valkyrie pernah dilihatin mati? Orang-orang Asgard nggak semuanya mati lho. Yang selamat, bisa kamu lihat di desa Asgard.
4. Captain America tetap ada karena dia pergi ke alternate reality dan sejarah tidak dirubah. Di ending dia juga kembali kan?
5. Loki dan ibunya tetap mati.
6. Karena Doctor Strange tahu kalau satu-satunya kemungkinan mereka menang adalah dengan Iron Man/Tony Stark . Jika dia mengatakannya, ada kemungkinan Tony atau karakter lain akan berusaha mengubahnya sehingga kemenangan itu urung didapat.
7. Depresi. Hawkeye punya alter ego lain bernama Ronin yang salah satu tugasnya adalah menghabisi para kriminal. Ini cara dia berdamai dengan duka sekaligus menegakkan keadilan.
Btw aku kecewa banget si captain marvel sekilas doang disini. Padahal doi sendiri di film origin nya kurang greget. Eh disini malah bentar banget
ReplyDeleteCaptain Marvel jelas dipersiapkan buat fase keempat. Di Endgame ini emang lebih ditekankan untuk the original 6 (Iron Man, Captain America, Hulk, Thor, Black Widow, Hawkeye).
DeleteDengan adanya konsep time travel di MCU seperti sekarang semuanya menjadi mungkin dan tidak pernah benar2 selesai, semua karakter yang mati juga pada akhirnya bisa dihidupkan kembali..
ReplyDeleteWell, karakter komik apalagi superhero emang nggak sekaku itu sih. Jadi tanpa adanya plot time travel, karakter yang sudah mati pun bisa dihidupkan kembali . Ingat Superman di Justice League?
DeleteKalau saya bang akan ngasih ⭐⭐⭐⭐ bintang.. bukan film yang sempurna menurut saya.. Actionnya tidak seepic Infinity War, atau Civil War atau The Avengers..
ReplyDeleteBisa dimengerti sih karena tiga judul itu ada unsur unpredictable. Tapi buatku sih, Endgame ini gila. Apalagi saat korban snap muncul dan para superhero perempuan bersatu. That's what I called legendary moment.
DeleteApa saya sendiri yang ngerasa film ini biasa2 aja, tipikal banget perang kolosalnya diakhir, dramanya kepanjangan, makin nggak jelas ngeliat Thor jadi mirip Obelix, Lang berubah2 jadi orok terus jadi kolot, Thanos pake kaos oblong (seinget saya dulu waktu di GOTG ni orang serem banget), Hulk yang jadi selebriti, Captain America bisa bawa Mjolnir...bikin saya nguap beberapa kali, mana orang disebelah saya bikin silau karena main hape mulu, anak2 mondar mandir...hehe
ReplyDelete#thedarkknightforever
Nontonnya kurang fokus si Abang..
DeleteNggak ada yang salah kok dengan adegan-adegan itu. Menghibur sekali dan masih sesuai konteks. Mungkin kamu sudah keburu bete karena terganggu sama penonton di sebelah? Atau memang pada dasarnya tidak menyukai humor-humor receh?
DeleteGeez. Get a life, digdigger! You're taking it too serious. Those scenes are not even minor flaws and you hate this movie because of that? Really
Delete@cinetariz : saya berharap epic-nya bakal sekelas The Return Of The King
Delete@Desi Maharani : There are no superhero movies like The Dark Knight Trilogy
Setuju ga kawan2 disini jika saya katakan film End Game big Plot Hole nya ada di konsep Time Travel..
ReplyDeleteNggak bisa dibilang plot hole juga sih selama masih dapat dijelasin dan nggak dirubah sesuka hati. Minor plot hole mungkin, tapi big plot hole sih nggak ya. Kalau big, filmnya udah kacau balau kemana mana.
DeleteDikit dikit plot hole, dikit dikit plot hole. Masnya ngerti nggak maksud plot hole itu apa? Nonton lagi gih biar nggak langsung ngecap plot hole padahal jawabannya ada di film
DeleteDasar Lebay Plot hole sok ngerti bahasa inggris, kontol mu goblok!!!!!.
DeleteI agree 100% with your review, min. Kayaknya ada berkali kali aku melongo sambil ngusap air mata saking epiknya. Kalau ngikutin dari awal, Endgame ini kerasa banget emosinya. Sumpah epic! Nggak paham lagi sama yang bilang film ini kebanyakan drama lah kebanyakan ngomong lah. Kalau nggak gitu ya nggak kerasa emosinya malihhhhh... Heran. Ntar kalau isinya berantem doang guyonan doang, diserang juga. Dasar netizen sok kritis. Sori jadi emosi min. Habis film sebagus ini masih ada aja yang nyacat.
ReplyDeletehttps://www.kompasiana.com/bioskopkerenindoxxi/5cc2b96f3ba7f72d1c1fbcb2/bioskopkeren-indoxxi-review-avengers-end-game
ReplyDeletemin cek link itu, kok bahasa review nya sama persis yak. apa emang mimin yang nulis?.
btw saya stuju dengan review anda. baca sambil senyum senyum. pas email rakun juga, tapi mnurut saya yang bikin ngakak malah adegan nebula pas ngomong ada orang gila di landasan mendarat itu, hahah...
nnton 2 kali sya. soalnya pas pertama salah ajak temen. nanya terus sepanjang film. ini siapa?, muncul karakter nanya lagi, hadehhh...
Nungguin, final gross pendapatan film ini yg udah ngalahin titanic. semoga avatar kkedepak dari posisi pertama, heee
Keren Intinya! Bintang Lima
ReplyDeleteAdana
ReplyDeleteElazığ
Kayseri
Şırnak
Antep
HİJSL3
yozgat
ReplyDeletesivas
bayburt
van
uşak
EMW
ordu evden eve nakliyat
ReplyDeletebursa evden eve nakliyat
konya evden eve nakliyat
osmaniye evden eve nakliyat
bitlis evden eve nakliyat
MJKM
71381
ReplyDeleteKırşehir Evden Eve Nakliyat
Artvin Evden Eve Nakliyat
Zonguldak Parça Eşya Taşıma
Uşak Lojistik
Hatay Lojistik
FFEBD
ReplyDeleteKaraman Parça Eşya Taşıma
Eskişehir Şehir İçi Nakliyat
Batman Lojistik
Konya Şehir İçi Nakliyat
Urfa Şehirler Arası Nakliyat
Siirt Şehir İçi Nakliyat
Hatay Lojistik
Siirt Şehirler Arası Nakliyat
Hatay Şehirler Arası Nakliyat
90422
ReplyDeleteTrabzon Parça Eşya Taşıma
Urfa Şehirler Arası Nakliyat
Artvin Şehir İçi Nakliyat
Batman Evden Eve Nakliyat
Tunceli Evden Eve Nakliyat
Diyarbakır Lojistik
Kastamonu Evden Eve Nakliyat
Edirne Evden Eve Nakliyat
Afyon Parça Eşya Taşıma
71419
ReplyDeletehttps://referanskodunedir.com.tr/
159C7
ReplyDeletearbitrum
avax
uniswap
poocoin
dappradar
trust wallet
defillama
layerzero
roninchain