Seharusnya Novi (Julie Estelle) berbahagia karena sang kekasih, Dafi (Rizky Hanggono), mendapatkan promosi dalam pekerjaannya. Namun semuanya hancur tatkala Dafi justru minta putus karena ingin konsentrasi dalam karirnya. Hubungan yang berlangsung selama 4 tahun kandas begitu saja seakan tak ada artinya bagi Dafi. Novi kesal, dia tak terima dicampakkan oleh Dafi tanpa alasan yang masuk akal. Kekesalan Novi semakin menjadi - jadi tatkala dia melihat Dafi sedang menggandeng mesra atasannya, Amara (Aline Adita), di sebuah mal. Itulah adegan pembuka dari Aku atau Dia ?. Beberapa menit penonton saya sempat mengernyitkan dahi karena alurnya yang cenderung mirip dengan FTV. Tapi saya yakin Affandi Abdul Rachman tidak akan membuat film dengan alur yang klise dan mudah ditebak, apalagi ini adalah sekuel dari Heart-Break.Com yang menuai banyak pujian itu.
Benar saja, Aku atau Dia ? mulai enak diikuti terutama saat Novi memutuskan untuk memakai jasa Heart-Break.Com agar Dafi kembali ke pelukannya. Saudara Novi, Wawan (Ananda Omesh) rupanya sudah cukup akrab dengan sistem kerja Heart-Break.Com karena di film sebelumnya dia juga berada dalam situasi yang sama saat teman kontrakannya diputus oleh kekasihnya yang hendak melanjutkan studi di luar negeri. Dukungan dari orang terdekat seperti Wawan, Pipit (TJ) dan Asep (Ringgo Agus Rahman) sangat dibutuhkan saat ini demi suksesnya misi yang hendak dijalankan. Elza (Sophie Navita), sang pemilik jasa, mengutus mantan agennya, Rama (Fedi Nuril). Sepertinya ada trauma masa lalu antara Rama dengan Heart-Break.Com sehingga dia tidak begitu saja mengiyakan tawaran dari Elza. Dalam misi kali ini, Rama dipersiapkan sebagai pria mapan, kekasih baru Novi, sementara penampilan Novi diubah sedemikian rupa agar terlihat lebih modis dan 'berani'.
Lucunya, Dafi seperti kebakaran jenggot saat melihat Rama dan Novi bermesraan. Tentu Dafi tak bisa melarang Rama untuk berdekatan dengan Novi karena status Dafi yang bukan lagi sebagai kekasih Novi. Misi ini mulai menjadi berantakan saat Rama merasakan getaran cinta dengan Novi yang berujung pada kemarahan Novi pada Heart-Break.Com dan minta agar misi ini dibatalkan. Sayang sekali saya belum menyaksikan Heart-Break.Com sehingga tak bisa membandingkannya dengan Aku Atau Dia ?. Namun jika dinilai sebagai sebuah film yang berdiri sendiri, bukan sekuel, Aku Atau Dia ? berhasil menuntaskan misinya dengan baik. Aku Atau Dia ? adalah sebuah film komedi romantis yang memikat. Komposisi antara komedi dan romantis seimbang, berpadu dengan amat cantik menghasilkan tontonan yang manis, bermutu dan layak diapresiasi. Sempat muncul rasa pesimis dalam diri ini saat film romantis buatan lokal kebanyakan jadi 'memble' dan malah berakhir menjadi film cengeng alih - alih romantis. Contoh terbaik untuk film romantis tahun ini, tentu saja, adalah Hari Untuk Amanda.
Meski baru menelurkan tiga film saja, Affandi Abdul Rachman layak diperhitungkan. Konsisten menghasilkan karya bagus dengan ide cerita yang segar, sosok seperti Affandi inilah yang dibutuhkan oleh perfilman lokal saat ini. Ide cerita Heart-Break.Com, Aku Atau Dia ? maupun Pencarian Terakhir sebenarnya sederhana dan cenderung klise, namun Affandi berhasil mengemas ketiga film tersebut menjadi lebih menarik. Aku Atau Dia ? tidak jatuh menjadi film komedi romantis penuh lawakan tidak jelas, cengeng atau malah gombal, film ini mengalir dengan realistis dan natural. Beberapa kali Affandi sukses menggiring penontonnya ke dalam adegan yang mengocok perut, romantis hingga menegangkan. Endingnya pun manis, tak terkesan dipaksakan untuk memuaskan penonton. Dari segi teknis juga tidak ada masalah yang berarti.
Julie Estelle bermain kuat disini. Sekalipun dikelilingi oleh Ringgo Agus Rahman, TJ dan Omesh yang super heboh, tapi Julie Estelle tidak tenggelam. Affandi tahu betul bagaimana membagi porsi untuk tiap karakter sehingga tidak ada satupun karakter yang merasa karakternya kecolongan atau kurang mendapat porsi. Bahkan Aline Adita yang mendapat porsi kecilpun tetap terlihat menonjol. Trio Ringgo, TJ dan Omesh plus para tim Heart-Break.Com, terutama Edo Borne, sukses membawakan peran mereka sebagai sang penghibur, meski terkadang kelewat lebay. Yang cukup membuat saya kagum adalah kemajuan akting dari Rizky Hanggono yang biasanya berakting lempeng, sekali ini berhasil 'konek' ke penonton. Karakter Dafi bisa membuat penonton sebal, namun di sisi lain juga sanggup membuat penonton merasa bersimpati. Justru Fedi Nuril yang kurang meyakinkan. Entahlah, meski karakter Rama digambarkan sebagai pria idaman, namun Fedi Nuril kurang berhasil membawakannya. Tidak jelek, hanya kurang greget. Saya yakin Fedi Nuril bisa bermain lebih bagus lagi.
Seperti yang sudah saya tulis, Aku Atau Dia ? adalah sebuah film komedi romantis yang memikat. Komposisi antara komedi dan romantis seimbang, berpadu dengan amat cantik menghasilkan tontonan yang manis, bermutu dan layak diapresiasi. Bosan dengan film lokal yang semakin tidak jelas ? Aku Atau Dia ? bisa menjadi pilihan alternatif, apalagi dengan cara bertuturnya yanng ringan dan menghibur. Film ini membuat kita tetap optimis bahwa masih ada sineas lokal yang peduli dengan nasib perfilman nasional.
Nilai = 7/10 (Acceptable)
Benar saja, Aku atau Dia ? mulai enak diikuti terutama saat Novi memutuskan untuk memakai jasa Heart-Break.Com agar Dafi kembali ke pelukannya. Saudara Novi, Wawan (Ananda Omesh) rupanya sudah cukup akrab dengan sistem kerja Heart-Break.Com karena di film sebelumnya dia juga berada dalam situasi yang sama saat teman kontrakannya diputus oleh kekasihnya yang hendak melanjutkan studi di luar negeri. Dukungan dari orang terdekat seperti Wawan, Pipit (TJ) dan Asep (Ringgo Agus Rahman) sangat dibutuhkan saat ini demi suksesnya misi yang hendak dijalankan. Elza (Sophie Navita), sang pemilik jasa, mengutus mantan agennya, Rama (Fedi Nuril). Sepertinya ada trauma masa lalu antara Rama dengan Heart-Break.Com sehingga dia tidak begitu saja mengiyakan tawaran dari Elza. Dalam misi kali ini, Rama dipersiapkan sebagai pria mapan, kekasih baru Novi, sementara penampilan Novi diubah sedemikian rupa agar terlihat lebih modis dan 'berani'.
Lucunya, Dafi seperti kebakaran jenggot saat melihat Rama dan Novi bermesraan. Tentu Dafi tak bisa melarang Rama untuk berdekatan dengan Novi karena status Dafi yang bukan lagi sebagai kekasih Novi. Misi ini mulai menjadi berantakan saat Rama merasakan getaran cinta dengan Novi yang berujung pada kemarahan Novi pada Heart-Break.Com dan minta agar misi ini dibatalkan. Sayang sekali saya belum menyaksikan Heart-Break.Com sehingga tak bisa membandingkannya dengan Aku Atau Dia ?. Namun jika dinilai sebagai sebuah film yang berdiri sendiri, bukan sekuel, Aku Atau Dia ? berhasil menuntaskan misinya dengan baik. Aku Atau Dia ? adalah sebuah film komedi romantis yang memikat. Komposisi antara komedi dan romantis seimbang, berpadu dengan amat cantik menghasilkan tontonan yang manis, bermutu dan layak diapresiasi. Sempat muncul rasa pesimis dalam diri ini saat film romantis buatan lokal kebanyakan jadi 'memble' dan malah berakhir menjadi film cengeng alih - alih romantis. Contoh terbaik untuk film romantis tahun ini, tentu saja, adalah Hari Untuk Amanda.
Meski baru menelurkan tiga film saja, Affandi Abdul Rachman layak diperhitungkan. Konsisten menghasilkan karya bagus dengan ide cerita yang segar, sosok seperti Affandi inilah yang dibutuhkan oleh perfilman lokal saat ini. Ide cerita Heart-Break.Com, Aku Atau Dia ? maupun Pencarian Terakhir sebenarnya sederhana dan cenderung klise, namun Affandi berhasil mengemas ketiga film tersebut menjadi lebih menarik. Aku Atau Dia ? tidak jatuh menjadi film komedi romantis penuh lawakan tidak jelas, cengeng atau malah gombal, film ini mengalir dengan realistis dan natural. Beberapa kali Affandi sukses menggiring penontonnya ke dalam adegan yang mengocok perut, romantis hingga menegangkan. Endingnya pun manis, tak terkesan dipaksakan untuk memuaskan penonton. Dari segi teknis juga tidak ada masalah yang berarti.
Julie Estelle bermain kuat disini. Sekalipun dikelilingi oleh Ringgo Agus Rahman, TJ dan Omesh yang super heboh, tapi Julie Estelle tidak tenggelam. Affandi tahu betul bagaimana membagi porsi untuk tiap karakter sehingga tidak ada satupun karakter yang merasa karakternya kecolongan atau kurang mendapat porsi. Bahkan Aline Adita yang mendapat porsi kecilpun tetap terlihat menonjol. Trio Ringgo, TJ dan Omesh plus para tim Heart-Break.Com, terutama Edo Borne, sukses membawakan peran mereka sebagai sang penghibur, meski terkadang kelewat lebay. Yang cukup membuat saya kagum adalah kemajuan akting dari Rizky Hanggono yang biasanya berakting lempeng, sekali ini berhasil 'konek' ke penonton. Karakter Dafi bisa membuat penonton sebal, namun di sisi lain juga sanggup membuat penonton merasa bersimpati. Justru Fedi Nuril yang kurang meyakinkan. Entahlah, meski karakter Rama digambarkan sebagai pria idaman, namun Fedi Nuril kurang berhasil membawakannya. Tidak jelek, hanya kurang greget. Saya yakin Fedi Nuril bisa bermain lebih bagus lagi.
Seperti yang sudah saya tulis, Aku Atau Dia ? adalah sebuah film komedi romantis yang memikat. Komposisi antara komedi dan romantis seimbang, berpadu dengan amat cantik menghasilkan tontonan yang manis, bermutu dan layak diapresiasi. Bosan dengan film lokal yang semakin tidak jelas ? Aku Atau Dia ? bisa menjadi pilihan alternatif, apalagi dengan cara bertuturnya yanng ringan dan menghibur. Film ini membuat kita tetap optimis bahwa masih ada sineas lokal yang peduli dengan nasib perfilman nasional.
Nilai = 7/10 (Acceptable)
No comments:
Post a Comment