“The problem with memories is they lock us in the past, and we both
need to move forward. As much I want you in my life, I can’t right now. And I
hope you understands why.”
Di masa pandemi yang tak
henti-hentinya menguji kesehatan mental saban hari, menonton film atau serial
ringan yang membuat hati riang gembira adalah jalan ninja hamba untuk menjaga
kewarasan. Beberapa judul urung saya ulas lantaran satu dan lain hal yang mudah-mudahan
lekas terselesaikan, tapi saya mencoba kembali menghadirkan review untuk Younger yang diri ini tonton di Mola TV. Satu judul serial yang
sejatinya telah mengudara sejak tahun 2015 dan musim ketujuhnya kini tengah
dipersiapkan. Diadaptasi dari novel bertajuk serupa rekaan Pamela Redmond
Satran, Younger merupakan tontonan
bergenre komedi yang benar-benar saya butuhkan saat ini. Tiap musimnya hanya
terdiri dari 12 episode – dengan masing-masing episode berdurasi di kisaran 20
sampai 30 menit saja – sehingga memudahkan untuk ditonton secara marathon. Dan
memang, hamba mampu menuntaskan musim pertamanya hanya dalam waktu sehari saja
(!). Betapa tidak, serial ini memiliki segalanya untuk membuatmu jatuh hati seperti:
1) barisan karakter yang mudah untuk disukai, 2) jalinan pengisahan yang
menarik sekaligus dekat dengan persoalan keseharian, dan 3) humor-humor yang
efektif dalam mengocok perut. Mudahnya, apa lagi yang dibutuhkan dari serial
ini? Dengan adanya dua faktor kunci, relatability
and likeability, sudah cukup untuk bikin diri ini kesengsem sampai-sampai
menobatkan Younger sebagai serial
kesayangan saat ini.
Narasi yang diusung oleh Younger sendiri bisa dibilang tergolong
unik. Tentang seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahun dari pinggiran kota bernama
Liza Miller (Sutton Foster) yang baru saja bercerai dengan suaminya. Tidak
mempunyai sumber penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari, Liza
pun nekat “merantau” ke New York City dengan harapan dapat memulai karir baru.
Sayangnya, protagonis kita ini telah menginjak kepala empat dan dia pun tak
memiliki pengalaman kerja selama dua dekade. Alhasil, Liza pun terdampar di
kontrakan sang sahabat, Maggie (Debi Mazar), yang berprofesi sebagai seniman.
Pedih. Di kala harapan sepertinya telah sirna, Liza berjumpa dengan pemuda
berusia 26 tahun, Josh (Nico Tortorella), di bar. Josh yang menaruh hati
kepadanya ini ternyata mengira Liza masih berusia 20 tahunan. Mulanya sih dia
meyakini bahwa Josh sedang mabuk. Tapi Maggie melihat kesalahpahaman ini
sebagai sebuah kesempatan emas untuk menyelamatkan kehidupan finansial
sahabatnya. Dia melontarkan ide, bagaimana jika Liza berpura-pura masih berusia
26 tahun? Toh secara tampang masih memungkinkan – ya, dia awet muda – dan tak
ada pula yang mengenalnya di New York. Jadi tak ada salahnya mencoba, bukan?
Liza yang dihinggapi keragu-raguan pun mencoba mencari pekerjaan dengan
identitas barunya yang tanpa dinyana-nyana membuatnya mendapatkan posisi di
sebuah perusahaan penerbitan buku yang cukup besar!
Dari sinilah Younger lantas berkembang menjadi kian menarik. Memang betul Liza
sudah mempunyai pengalaman di bidang penerbitan sebelum dirinya memilih pensiun
dini dan pengetahuannya soal buku pun melampaui atasannya yang jutek, Diana
Trout (Miriam Shor). Tapi mengaku sebagai gadis berumur 26 tahun membuatnya
menghadapi tantangan-tantangan baru. Baik dari jobdesc dimana dia dituntut untuk menguasai media sosial yang sama
sekali asing baginya, maupun dari pergaulan. Semenjak bekerja di Empirical
Press, dia kerap bergaul dengan editor muda, Kelsey Peters (Hilary Duff), yang
“sebaya” dengannya. Alih-alih memosisikan Kelsey sebagai karakter klise yang
merasa terancam dengan kehadiran pegawai baru berotak cerdas, Darren Star
selaku kreator justru menempatkannya sebagai dewi penyelamat bagi Liza. Berkat
pengetahuan Kelsey yang luas mengenai gaya hidup, si karakter utama secara
perlahan tapi pasti mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya ini.
Dan inilah satu hal yang saya sukai dari Younger,
penuh dengan energi positif. Entah
muncul dari relasi Liza dengan Kelsey, relasi Liza dengan Maggie, maupun relasi
Liza dengan Josh yang belakangan kerap dikencaninya. Bahkan Diana yang tampak
karikatural sebagai perawan tua yang membenci daun-daun muda pun terkadang membentuk
hubungan yang dilandasi respek.
Liza adalah karakter yang
menarik. Sutton Foster yang sepintas seperti perpaduan Yuki Kato dengan Karina
Nadila pun bermain secara meyakinkan sebagai perempuan yang dikira masih hijau
dari sisi usia dan pengalaman hidup. Kita bisa bersimpati kepadanya, kita juga
ingin melihatnya memperoleh kebahagiaan setelah apa yang dilaluinya. Yang
lantas menjadikan Younger terasa kian
menggigit disamping energinya yang tak henti-hentinya membuat saya tersenyum
adalah barisan karakter pendukung yang tak kalah menariknya dibanding Liza.
Maggie yang notabene seniman lesbian kere merepresentasikan kaum marjinal di
kota penuh hiruk pikuk, sementara Kelsey adalah kaum ber-privilege. Serial ini sendiri – setidaknya di musim pertama – tak
pernah mengulik persoalan tersebut secara mendalam karena Darren Star lebih
tertarik untuk mengedepankan girl power
dimana perempuan-perempuan tersebut saling bahu membahu dalam menuntaskan
problematika masing-masing. Dari awalnya tampak seperti tontonan hore-hore
belaka, Younger lantas berkembang
menjadi sajian yang juga hangat saat hubungan antar karakternya kian intim. Chemistry apik yang terbentuk diantara
pemain memungkinkan bagi penonton untuk menaruh afeksi kepada mereka. Saya
pribadi menyukai hubungan Liza dengan Kelsey yang bukan saja tampak seperti
pertemanan, tapi juga ibu dan anak. Relasinya bersama Kelsey menyadarkannya
untuk menjalin komunikasi lebih baik dengan putri semata wayangnya yang kini
sedang menjalani program pertukaran pelajar di India. Manis.
*Saat ini Younger sudah tersedia
dari season 1 sampai 6 di situs streaming Mola TV. Kalian bisa menontonnya
dengan mendaftar dan membayar paket langganan sebesar Rp. 12.500/30 hari. Murah
sekali dan mudah sekali karena pembayaran dapat dilakukan melalui OVO maupun
virtual account.*
Gak update blognya lagi?
ReplyDeleteslot online deposit pulsa
ReplyDeletesitus judi slot resmi
game slot terbaik
website judi online
agen judi online