“Someone is trying to hide something about the accident.”
Selalu menyenangkan saat kamu
menemukan sebuah film atau serial yang sebelumnya berada di bawah radar banyak
orang dan ternyata mempunyai kualitas di atas rata-rata. Hamba sudah jarang
bereksperimen semacam ini – well,
pandemi membuat saya lebih sering cari aman demi menjaga mood – sehingga saat
memperoleh penugasan untuk mengulas serial asal Swedia bertajuk Rig 45, diri ini sempat was-was.
Lebih-lebih, informasinya di dunia maya pun tak terlampau banyak. Bagaimana
jika ternyata serial tersebut tak ciamik? Atau lebih parah lagi, bagaimana jika
kemudian serial ini tak ubahnya dongeng pengantar tidur? Ya, saya memang
dilanda overthinking selama beberapa
saat yang untungnya tak pernah benar-benar terwujud. Sempat skeptis dengan
kualitas yang ditawarkan oleh Rig 45, alangkah
terkejutnya hamba kala mendapati betapa mengasyikkannya serial sepanjang 6
episode ini. Sebagai penggemar tontonan misteri, guliran pengisahan yang
disodorkan oleh serial produksi Viaplay (televisi berbayar di Swedia) ini
sedikit banyak mengingatkan saya kepada salah satu mahakarya Agatha Christie, And Then There Were None, dimana sepuluh
orang asing diundang ke sebuah pulau oleh seorang misterius dan satu persatu
dari mereka tewas dibunuh.
Dalam Rig 45, para karakter tidak diundang secara khusus ke tempat
terpencil melainkan memang memiliki kepentingan untuk berada di sana. Mereka
yang mempunyai peranan dalam serial ini dideskripsikan sebagai pekerja di
anjungan pengeboran minyak lepas pantai no 45. Total ada tujuh kru yang diberi
porsi tampil signifikan, yakni Mikkel (David Dencik), Douglas (Gary Lewis),
Vidar (Joi Johannsson), Petra (Lisa Henni), Pontus (Bjorn Bengtsson), Mary
(Judith Roddy), serta Halvar (Jakob Oftebro). Konflik dalam serial mencuat dari
sebuah kecelakaan kerja yang menyebabkan salah satu kru bernama Ritva meregang
nyawa. Guna menginvestigasi kasus ini, perusahaan Benthos Oil selaku empunya
anjungan pun mengirimkan pegawainya, Andrea (Catherine Walker), yang kemudian
datang bersama pilot helikopter, Jens (Soren Malling). Setibanya di lokasi,
Andrea mengendus kejanggalan dibalik tewasnya Ritva. Seolah-olah ada yang
berusaha ditutupi oleh para kru. Saat Andrea mencoba menggali informasi lebih
dalam, kecelakaan lain terjadi yang nyaris menewaskan seorang kru. Pada titik
ini, dirinya semakin yakin bahwa peristiwa yang menimpa dua kru tersebut
bukanlah kebetulan. Apalagi informasi yang diterimanya dari kantor pusat
membeberkan sejumlah info mengejutkan. Ditengah badai besar yang menerjang
lautan dan memerangkap karakter-karakter ini di anjungan, Andrea lantas menarik
kesimpulan yang menyatakan bahwa ada seorang pembunuh berdarah dingin diantara
para kru.
Tak butuh waktu lama bagi saya
untuk dibuat kepincut oleh Rig 45 yang
seketika membenamkan penonton ke dalam kasus sedari menit pembuka. Menyaksikan
bagaimana para karakter berbisik-bisik di belakang Andrea, serta
penemuan-penemuan awal dibalik tewasnya Ritva, serta merta menyalakan sinyal
yang menandakan bahwa ada rahasia besar yang berusaha untuk ditutupi di
anjungan 45 ini. Pertanyaannya, apa perkara yang sedang disembunyikan tersebut
sampai-sampai si pelaku merasa perlu untuk melakukan pembunuhan? Tanya ini
tentu tak serta merta terjawab. Demi mengikat perhatian kita, Per Hanefjord
selaku sutradara menebar petunjuk secara bertahap dimana dia menempatkan setiap
karakter dalam posisi abu-abu. Disamping Andrea, tak ada yang bisa benar-benar
kamu percaya di sini. Sosok yang tampak menyambut baik kehadiran sang
penyelidik, Halvar, pun mempunyai masa lalu kelam yang enggan dibagikannya.
Pada satu titik, karakternya bahkan terlihat seperti memanfaatkan keberadaan
Andrea demi mengamankan posisinya. Dalam setiap episodenya, Hanefjord beserta
duo penulis skrip, Ola Noren dan Roland Ulvselius, terus menghadirkan
informasi-informasi baru guna mempermainkan persepsi kita sehingga penonton
kembali mempertanyakan hipotesa yang telah dibangun. Benarkah si A layak untuk
dicurigai? Atau jangan-jangan, ini hanya trik dari si pembuat film untuk
memperdaya penonton?
Ditambah adanya kelokan-kelokan
penceritaan – dimana sang kreator bisa saja membunuh karakter yang tak pernah
kamu duga – Rig 45 jelas terasa
mengasyikkan buat disimak. Hanefjord pun piawai dalam menjaga intensitas yang
memungkinkan setiap episodenya memiliki daya cekam yang konstan dan handal pula
dalam menciptakan atmosfer yang mengusik kenyamanan kita. Latar anjungan yang
terpencil, memiliki ruang gerak terbatas, serta berpencahayaan temaram
menguarkan nuansa klaustrofobik yang pekat. Tanpa adanya pembunuh yang
berkeliaran di sana, dan sebatas mengandalkan amukan alam dalam wujud badai,
sejatinya sudah cukup membuat saya gelisah. Maka begitu ditambah keberadaan
karakter-karakter mencurigakan – yang kesemuanya dimainkan dengan amat baik
oleh jajaran pemain – anjungan 45 adalah deskripsi dari mimpi buruk yang
sesungguhnya. Kamu hanya bisa berdoa dan berharap agar secepatnya hengkang dari
anjungan terkutuk ini. Jika terus bertahan di sana dalam situasi yang sama
sekali tidak kondusif tersebut, tak pelak hanya ada dua pilihan yang tersisa
untukmu, yakni membunuh atau dibunuh.
*Saat ini Rig 45 sudah tersedia
lengkap dari season 1 sampai 2 di situs streaming Mola TV. Kalian bisa
menontonnya dengan mendaftar dan membayar paket langganan sebesar Rp. 12.500/30
hari. Murah sekali dan mudah sekali karena pembayaran dapat dilakukan melalui
OVO maupun virtual account.*
link slot gacor
ReplyDeleteslot online terlengkap
judi slot terpercaya
judi slot gacor
situs judi slot