October 11, 2014

REVIEW : STRAWBERRY SURPRISE


“Aku janji untuk menelan manis, asam, dan pahit hidup ini sama kamu. Aku siap hidupku meledak-ledak nggak tertebak bareng kamu.” 

Sulit untuk mengenyahkan begitu saja dari ingatan duet maut yang diperagakan oleh Reza Rahadian bersama Acha Septriasa melalui Test Pack: You’re My Baby, dua tahun silam. Bahkan, berkat penampilan emosional – sekaligus kemampuan membangun chemistry ciamik bersama lawan main – Acha Septriasa diganjar Piala Citra pertamanya di sini. Keduanya memberikan performa kelas wahid yang membuktikan kelayakan mereka untuk menempati posisi singgasana sebagai aktor-aktris muda terbaik di sinema Indonesia masa kini. Posisi Reza semakin dimantapkan, sementara khusus untuk Acha, tidak ada lagi yang berani meremehkan kemampuan berolah perannya. Ketika ‘pernikahan’ mereka bubar jalan, ada semacam kerinduan untuk menengok kembali pasangan penuh kemesraan ini dipersatukan kembali lewat film layar lebar. Inilah salah satu reuni yang dinanti-nantikan. Starvision yang menyadari penuh keinginan publik untuk melihat Acha dan Reza sekali lagi disandingkan dalam satu frame, mempertemukan keduanya lewat Strawberry Surprise

Apabila sebelumnya Reza Rahadian dan Acha Septriasa melakonkan peran sebagai sepasang suami istri yang dirundung kegalauan dalam menantikan momongan, maka sekali ini mereka menjelma sebagai sepasang kekasih dengan perjalanan cinta yang dipenuhi ketidakpastian. Acha Septriasa memerankan Aggi, kurator galeri foto di Yogyakarta, yang jatuh hati kepada Timur (Reza Rahadian), fotografer di Bandung, setelah perjumpaan singkat pada suatu pesta. Tanpa basa-basi, Aggi dan Timur menjalin hubungan percintaan yang berlangsung selama beberapa saat. Awalnya tampak baik-baik saja pula manis, hingga perlahan tapi pasti mulai memburuk. Merasa bahwa Timur bukanlah sosok yang tepat untuknya, Aggi memutuskan mengakhiri hubungan mereka. Sebelum berpisah, Aggi titip pesan kepada Timur untuk menemuinya di Yogyakarta lima tahun lagi dan jika saat itu keduanya masih melajang, itu berarti mereka telah digariskan oleh takdir untuk bersama. 

Terdengar klise? Mungkin. Tetapi seperti analogi terhadap semangkuk penuh stroberi, kita tidak tahu rasa apa yang akan didapat berikutnya: manis atau asam. Penuh kejutan. Begitu pula dengan Strawberry Surprise. Sepintas terlihat seperti film drama romantis kebanyakan di permukaan, adaptasi dari novel karangan Desi Puspitasari ini justru memberikan banyak kejutan-kejutan manis di dalamnya. Penonton tidak diajak menyelami kisah percintaan picisan yang menye-menye, tetapi justru sangat dewasa. Ada transformasi yang ditunjukkan oleh dua tokoh utama, Aggi dan Timur, dari sekadar dua anak muda yang mengedepankan ego masing-masing – hanya memikirkan kesenangan dan kepentingan diri semata – hingga menjadi pribadi berpikiran dewasa yang memandang talian asmara bukan hanya soal ‘aku’ tetapi ‘aku dan kamu’. Konflik utama film, lika liku rintang terjal, yang dihadapi oleh protagonis dipicu oleh ketidakdewasaan dari mereka sendiri, bukan dari pihak ketiga yang senantiasa menghalang-halangi jalan. Inda (Olivia Jensen), mantan kekasih Timur, yang masih ngarep balikan pun tidak betul-betul memanaskan suasana. Tidak serta merta diposisikan sebagai ‘si jahat’. Inilah yang membuat film terasa menarik. 

Skrip solid yang diramu oleh Oka Aurora dan Adi Nugroho mencoba mengambil pendekatan realistis, menjadikannya semacam ‘everybody’s story’. Problematika yang dikedepankan berasa intim, nyata, dan apa adanya, seperti ketakutan untuk mengambil resiko, kekhawatiran belebih, menjunjung tinggi ego, hingga kesulitan menanamkan rasa percaya. Untuk sebagian penonton, Strawberry Surprise bisa jadi terasa lebih personal lantaran kupasan kisahnya turut menertawakan para pelaku hubungan jarak jauh dan para idealis muda yang mengorbankan passion dalam pekerjaan hanya untuk yah, mempertahankan dapur agar tetap ngebul. Apakah itu kamu? Jika ya, bersiaplah untuk disentil terlebih rangkaian dialog yang menghiasi film pun tidak main-main ‘nakalnya’ – selain itu banyak juga yang bisa kamu kutip dari sini. Keputusan membawa film menghindari pola penceritaan konvensional dengan memanfaatkan kilas balik pun memberi daya tarik tersendiri. Memang agak membingungkan, pada awalnya, tetapi jika kamu jeli (kunci: perhatikan gaya rambut Aggi dan Timur) akan baik-baik saja. Lagipula, cerita Aggi kepada Timur tentang mantan-mantannya yang kacau itu kocak sekali! 

Akan tetapi, apalah artinya Strawberry Surprise tanpa Reza Rahadian dan Acha Septriasa yang sekali lagi mempertunjukkan bahwa mereka benar-benar duet maut. Bisa jadi, hanya akan menjadi film romansa dewasa yang sedikit lebih baik. Kekompakan yang mewarnai Test Pack, kembali bersinar di sini. Reza Rahadian yang untuk sekali ini terlihat berbeda secara penampilan memberikan contoh kepada pemain muda di luar sana bahwa peran seenteng apapun bisa disulapnya untuk tampak berkelas. Selalu ada alasan baginya untuk memberikan penampilan yang maksimal. Salah satu bentuk totalitasnya ditunjukkan dengan memainkan sendiri saksofon yang baru saja dipelajarinya demi kebutuhan peran. Sedangkan Acha Septriasa... dia sangat menyebalkan! Jangan keburu salah sangka, saya mengatakannya in a good way. Di tangannya, Aggi bisa terlihat begitu menjengkelkan karena sikap egoisnya tetapi di saat bersamaan juga mengundang rasa iba. Bahkan, di satu titik Aggi pun bisa menjadi pribadi yang menyenangkan. Kompleks, ya? 

Dan seperti biasa, jika berurusan dengan adegan-adegan emosional, Acha Septriasa bisa menjalaninya dengan mudah – Oh, saya menyukai pecahan tangisnya di taksi setelah putus dari Wisnu (Ibnu Jamil) – sementara jika membahas chemistry, duo Reza-Acha masih teruji ketangguhannya. Momen-momen seru, menyenangkan, pula manis muncul disana sini, diwujudkan secara apik tanpa kesulitan berarti oleh mereka. Berkat penampilan mengagumkan dari Reza Rahadian dan Acha Septriasa inilah, ditimpali pula oleh pemilihan lagu pengiring yang tepat, skrip cantik, serta pengarahan apik dari Hanny R Saputra, inilah yang membuat Strawberry Surprise layak untuk disebut-sebut sebagai salah satu film romantis terbaik tahun ini. It’s really sweet, light, and fun!

Exceeds Expectations

1 comment:

  1. Nice review! Jadi pengen nonton, padahal tadinya gak tertari gara-gara posternya kurang menarik. Hehehe

    ReplyDelete

Mobile Edition
By Blogger Touch